[Edisi Revisi]
"Lo mau gak jadi pacar gue?"
Reta membisu dan dengan cepat ia mengalihkan pandangan keluar jendela. Sedangkan Vano, ia melirik sekilas sebelum akhirnya kembali fokus memandang jalanan depan yang sedikit gerimis.
Reta tidak bisa menolak pesona dari anak sang pemilik sekolahnya. Vano sangat tampan diantara para laki-laki yang ia kenal. Tak hanya tampan, gayanya yang terlihat sangat cool, tetapi sungguh ramah membuatnya mempunyai daya tarik tersendiri. Juga jangan lupakan wajah bulenya.
Namun, Reta tiba-tiba menggeleng cepat. "Gak mau." Tolaknya tegas dengan pandangan masih menatap keluar jendela.
Shit, Umpat Vano dalam hati. Kurang apa dirinya? Ganteng? Banget. Kaya? Itu sudah pasti.
"Kenapa enggak? Karena gue punya banyak pacar? Oke, gue putusin semua demi lo."
"Udah nyampek, gue turun."
Reta membuka pintu mobil dengan cepat dan segera turun dari sana. Vano tidak putus asa, ia ikut turun menyusul Reta yang hendak masuk ke dalam rumah.
"RETA!" Panggil kakak laki-laki Reta yang sedang menyandar di daun pintu.
"Dari mana lo? Telat lima belas menit udah coba kabur? HAH?"
Reta menundukkan kepalanya di depan Bara. Ia tidak berani menatap wajah kakaknya yang saat ini dalam mode marah.
"Maaf kak, saya tadi yang ngajak Reta." Ujar Vano yang berdiri di belakang Reta. Reta tidak mau berbalik atau bahkan hanya melirik Vano. Ia sungguh sangat takut.
Bara, kakak laki-laki Reta itu mengernyitkan dahi saat melihat Vano. Diamatinya penampilan Vano dari atas sampai bawah.
"MASUK!"
Reta mengangguk pelan dan segera masuk ke dalam rumah. Ia berdoa semoga kakaknya tidak memarahi Vano saat ini. Ia berbalik untuk memastikan Vano dan sialnya tatapannya malah bertemu dengan laki-laki tampan itu.
Reta pun kembali meneruskan langkahnya masuk ke dalam rumah dengan cepat. Sedangkan diluar Vano mencoba tersenyum seramah mungkin kepada Bara.
"Maaf kak, tadi saya bohongin Reta."
"Untuk apa lo bohongin adik gue?"
Kicep. Vano tidak menjawab. Ia hanya diam sambil memandang kakak Reta di depannya.
Ngegas banget s mas, cibir Vano dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L I S [SUDAH TERBIT]
Teen FictionHati-hati dengan yang buat nyaman. Jangan-jangan itu hanya jebakan atau mungkin cuma sebatas permainan dan lebih parahnya lagi sebagai pelampiasan yang sifatnya hanya sementara. Lalu bagaimana jika seandainya orang yang membuatmu nyaman juga membuat...