[Edisi Revisi]
Suara gemercik hujan membasahi seluruh area sekolah dan sekitarnya. Semua murid berhamburan meninggalkan kelas dan berlari menuju parkiran tanpa memperdulikan seragamnya yang basah, kecuali Maureta.
Siapa dia? Maureta Queen Alisa, gadis yang biasa dipanggil Reta itu nampak dengan santai duduk di kursi yang berada di teras kelasnya sembari menunggu hujan sedikit reda. Ia tidak punya teman apalagi sahabat. Itulah dia, pendiam dan jarang bersosialisasi.
Duarrr
Bruk
Suara guntur mengejutkan dirinya hingga novel yang ia pegang terjatuh ke lantai. Reta pun mengambil novel itu kemudian menatap sekelilingnya. Sekolahnya nampak sudah mulai sepi dan hujan juga sudah terlihat sedikit mereda. Ia pun segera berjalan meninggalkan kelas menuju gerbang sekolah.
Udara dingin mulai ia rasakan meskipun ia memakai jaket yang cukup tebal. Namun, ia harus segera ke halte. Kakaknya pasti sudah menunggunya sejak sepuluh menit yang lalu.
Reta berlari menembus rintikan air hujan. Sampai di halte, ia tidak melihat siapapun. Bahkan satu orang murid saja tidak. Dan kakaknya? Ternyata belumlah sampai. Reta pun akhirnya duduk seraya menghembuskan nafasnya pelan.
Tin Tin
Suara klakson mobil itu membuat Reta langsung menoleh. Dahinya mengernyit bingung. Mobil itu sangat asing di matanya.
Tak lama mobil yang ia pandang berjalan maju hingga kaca jendela pengemudinya tepat di depan Reta.
Begitu sang pemilik mobil menurunkan kaca jendela mobilnya, Reta langsung mengehela nafas dan mengalihkan pandangan.
Ingat, dia play boy Reta, batin Reta.
"Buruan masuk! Yuk gue antar!" Tawar seorang laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Vano. Iya, dia mulai menjalankan misinya sekarang.
Reta tak menggubris. Ia mendengar namun, pura-pura tidak dengar. Ia tidak ingin berurusan dengan laki-laki yang paling berpengaruh dan nantinya akan menjadikan dirinya sebagai bahan gosip seluruh murid seantero sekolah.
"Gue bukain pintunya ya."
Vano terlihat turun dari mobil membuat Reta yang melirik memutar malas bola matanya. Ia tidak peduli dengan Vano membuka pintu mobil untuknya atau menjemputnya sekalipun.
Jangan mau Reta, lo gak boleh terpengaruh, batin Reta lagi.
Vano duduk di samping Reta membuat gadis itu segera menjauh sambil menengok kanan kiri jalan seolah tak terjadi apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L I S [SUDAH TERBIT]
Ficção AdolescenteHati-hati dengan yang buat nyaman. Jangan-jangan itu hanya jebakan atau mungkin cuma sebatas permainan dan lebih parahnya lagi sebagai pelampiasan yang sifatnya hanya sementara. Lalu bagaimana jika seandainya orang yang membuatmu nyaman juga membuat...