Waktunya berangkat.
4 hari Flora menunggu momen ini. Momen yang sangat ditunggunya. Flora bersiap untuk pergi dari kota ini menuju pulau jawa, mengikuti acara study campus.
Flora sedang memakai sepatu allstar miliknya, stelan Flora cukup sederhana dengan memakai baju couple kegiatan bewarna abu dan hitam dan celana kulot yang memiliki warna senada dengan baju. Ia sengaja pergi kesekolah lebih pagi dari biasanya karena semangat yang menggerogoti jiwanya. Flora mendorong koper berisi barang kebutuhan selama 10 hari, yang disiapkannya tadi malam menuju garasi.
"Flora ayo masuk mobil. Biar papa nanti yang angkat kopernya." Natan ayah Flora pagi ini bersedia pergi dengan putri kesayangannya. Karena ia ingin melihat keberangkatan putrinya dengan perjalanan yang cukup jauh.
"Iyah pa.. mama mana?" Flora berjalan menuju mobil ayahnya dan meninggalkan kopernya tetap ditempat. Ia hanya menyandang tas kecil di tubuhnya.
"Udah di mobil. Kamu susul aja, papa sekalian kunci pintu dulu." Natan dan Flora jalan berlawanan arah.
"Mama ngapain nganterin aku? Nanti mama ikut kerja juga sama papa?" Flora memasuki mobil yang pintunya telah ia buka. Melihat ibunya yang sudah duduk rapi di samping kursi kemudi.
"Mama kan mau lihat anak mama pergi juga." Marlene melihat kebelakang, memandang anaknya yang masuk dan mendaratkan tubuhnya di jok belakang.
"Emang aku pergi selamanya? Aku kan sekarang ga bakalan pergi ke alam baka ma." Komen Flora tak terima dengan kesalahan kata yang diucapkan ibunya.
"Maksud mama, mau lihat keberangkatan kamu study campus." Jelas Marlene.
"Ohh gitu.. uang udah mama transfer ke buk eli kan?" Flora merasa dirinya kembali ke masa kanak kanak, diantar orang tuanya menuju sekolah.
"Udah"
'Brukkk'
Suara pintu bagasi tertutup terdengar menggema. "Ayoo... waktunya berangkat." Natan membuka pintu mobil di samping kemudi lalu menaikinya. Natan mulai melajukan mobilnya keluar dari perkarangan rumah.
"Yang nutup pintu garasi siapa tu?" Flora menanya bingung pada kedua orang tuanya.
"Oh iyah lupa. Kamu aja gih turun, sekalian pagar rumah" titah ayahnya tak bisa ditolak oleh Flora.
"Tuhkan" Flora membalikkan matanya malas lalu pergi keluar dari mobil.
Flora menutup pintu garasi dan pagar rumahnya lalu ia kembali ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalannannya yang tertunda.
"Ayok cus!" Ujar Natan setelah melihat putrinya kembali duduk di jok belakang.
"Ayok ayok... yakin udah siap bener nih?" Ketus Flora.
"Iyah... kali ini papa yakin. Waktunya berangkat." Nathan kembali melajukan mobilnya menuju sekolahan Flora.
****
Natan pakirkan mobilnya tak jauh dari bus warna kuning yang sudah berdiri di depan sekolah. Para murid yang mengikuti kegiatan study campus sepertinya sudah hadir sebagian tetapi mata Flora belum menangkap sosok Nazifa. Flora dan keluarga, keluar dari mobil yang ditumpanginya, khusus untuk Natan ia lansung beralih ke belakang mobil mengambil koper perlengkapan Flora di dalam bagasi mobil.
"Hati hati ya nak" Marlene mengelus surai coklat Flora dengan lembut.
"Siap ma." Ujar Flora dengan memberi sikap hormat kepada ibunya. Flora dan ibunya sama sama perempuan yang berdarah paskibra. Bedanya jika Marlene ibunya bisa tembus paskibraka walaupun tingkat Sumatra barat, berbeda dengan Flora ia tidak lulus untuk sekedar tes. Pastas saja karena Marlene memiliki badan yang ideal, tinggi, bodi yang berbentuk serta badan tegap bahkan jika dibandingkan dengan Natan, Marlene jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ayah dari Flora. Lain hal nya dengan Flora ia hanya memiliki tinggi saja lain dari itu badannya hanya seperti triplek tipis dan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty End The Bus
RomanceAcara sekolah untuk mengunjungi universitas terfavorit mungkin sudah banyak dari kalian yang mengetahui kegiatan tersebut. Ya! Study campus tentunya sudah umum dilalukan oleh sekolah menengah atas di seluruh Indonesia yang peserta kegiatanya yaitu p...