Chapter I

21 7 5
                                    

Tak pernah terbayangkan, nama itu yang akan disebut oleh hatiku setiap harinya.
-CdAL-


***

Suasana kelas X ipa 2 terlihat sangat ricuh. Para murid sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang bernyanyi, bermain game, berjoget, bahkan ada yang membentuk kelompok untuk bergosip. Free class benar-benar surga dunia bagi seluruh kaum pelajar, dan kini kelas X ipa 2 mendapatkan keberuntungan karena guru yang seharusnya mengisi pembelajaran di kelas itu tidak sempat hadir. Kabarnya sang guru sedang sakit sehingga tak sempat mengisi pembelajaran hari ini. Mirisnya, seluruh murid di kelas itu bukannya merasa sedih, malah sibuk merayakan free class mereka.

"Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian.... yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah... hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam, tiada harga diri agar hidupku terus bertahan..."

Suara Fero menggema dalam ruangan itu, diiringi petikan gitar temannya yang berambut cokelat terang bernama Randi. Mereka masih melancarkan aksi konser bersama yang sudah mulai sejak beberapa menit yang lalu, tanpa menghiraukan beberapa pasang mata yang menatap mereka karena merasa terganggu.

Terkecuali seorang gadis di pojok ruangan yang asyik menggoyangkan kepala menikmati musik lewat headphone berwarna pink miliknya. Ia memejamkan mata sembari bersenandung mengikuti musik yang mengalun merdu ke telinganya.

"Haruman neowa naega hamkkehal su itdamyeon. Haruman neowa naega sonjabeul su itdamyeon. Haruman neowa naega hamkkehal su itdamyeon. Haruman (haruman) neowa naega hamkkehal su itdamyeon "

"Rindu!" Panggil seorang gadis yang duduk di sampingnya.

Gadis yang bernama Rindu itu masih saja asyik sendiri, tidak menghiraukan panggilan temannya karena volume musik yang menyumpal telinganya mengalahkan suara dari gadis cantik di sampingnya.

"Rindu!!!"

Gadis yang bername tag Clara Putri Adinda mulai geram dengan kelakuan sahabatnya yang mengacuhkannya, ditambah suara cempreng Fero sang vokalis kelas yang seakan memekakan telinga.

Clara berinisiatif menarik headphone yang bertengger manis di kepala sahabatnya, membuat si empunya protes akan tindakan gadis itu.

"Eh apa-apaan sih? Orang lagi dengerin oppa-oppa nyanyi... balikin gak?!!" Racau Rindu.

"Oppa-oppa" Clara mengikuti nada bicara Rindu bermaksud meledek sahabatnya itu. "Lagian lo dipanggil dari tadi gak nyaut-nyaut, bikin kesal aja tau gak!"

"Lo juga sih, udah tau gue nyumpal kuping, masih aja dipanggil.. gimana gue mau denger" elak Rindu. "Emang kenapa sih? Kenapa lo manggil gue?" Tanya gadis itu kemudian.

"Ke kantin yuk! Perut gue keroncongan dari tadi pagi belum dapat jatah. Telinga gue juga udah sakit, gak kuat nampung suaranya si Fero yang cemprengnya ngelebihin doraemon" keluh Clara.

Rindu mematikan musik yang masih mengalun lewat laptop pinknya. Ia berdiri mengulurkan tangan pada Clara yang mendongak menatapnya.

"Yaudah, ayo!"

***

Rindu meletakkan dua mangkuk bakso untuknya dan untuk Clara. Ia kemudian duduk di samping sahabatnya, mulai menyantap bakso untuk mengisi perut kosongnya.

"Rin! Kenapa sih lo suka banget sama oppa-oppa korea?" Tanya Clara di sela asyiknya mengunyah bakso.

"Ya... karena mereka ganteng dan lucu" jawab Rindu.

Cinta di Atas LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang