Day 1

27 2 0
                                    

Masya dan Vano tengah duduk sofa ruang tamu rumah mereka dengan pikiran mereka masing-masing Masya yang tengah sibuk menonton drama korea kesukaannya dengan setoples cemilan di tangannya, sedangkan Vano tengah sibuk dengan laptopnya karena ada pekerjaan yang tettunda karena acara kemaren.

Tadi pagi Masya langsung diboyong oleh Vano ke kediaman pribadi Vano bukan ke Masion utama keluarga Vano karena Vano sudah mempunyai rumah sendiri yang harusnya dia tinggali dengan Pricil mantan tunangannya yang sudah meninggal itu.

"Masy" panggil Vano

"Hem?"

"Gue minta maaf untuk beberapa tahun lalu, gak seharusnya-"

Belum selesai Vano berbicara tetapi keripik kentang telah mendarat didalam mulutnya, siapa pelakunya kalau bukan Masya.

"Aku udah maafin kamu Van, tidak perlu dibahas lagi ya, kita jalani kehidupan yang sekarang saja"

"Udah malem tidur yuk," ajak Masya

Mereka berjalan menuju kamar mereka masing-masing ya mereka tidur terpisah karena kesepakatan yang mereka buat untuk satu bulan kedepan mereka tidur terpisah karena belum terbiasa namun itu hanya alasan yang dibuat Vano nyatanya alasan sebenarnya karena di seluruh penjuru kamar Vano masih berisi foto mendiang Pricil.

Demi menjaga hati Masya untuk sementara biarlah mereka tidur terpisah lagipula pernikahan mereka ini bukan kemauan mereka, Masya segera menghempaskan tubuhnya di kasur pikirannya melayang saat dirinya memutuskan untuk melupakan Vano kala itu.

Flashback on

Masya dan Vano tengah berada di tengah lapangan basket di lihat ribuan murid SMA ANGKASA

Hari ini Masya memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada Vano siswa yang sangat populer disekolahnya ini.

"Gimana Van? Mau enggak?" tanya Masya sekali lagi.

"Lo tadi ngomong apa?"

"Aku ... suka kamu, kamu mau enggak jadi-"

"Woy, culun" Suara Pricil dari arah belakang Masya memotong perkataan Masya.

"Sadar diri dong emang lo cantik? Ngaca deh lo gak pantes sama Vano lagian dia udah punya pacar dan gue pacarnya"

Masya melihat kearah Vano meminta vandilasi apa yang dikatakan Prisil bahwa itu bohong tetapi Vano menganggukan kepalanya.

Malu itulah yang dirasakan Masya saat ini tapi tidak papa setidaknya dirinya sudah lega atas kejujurannya pada Vano sudah satu tahun dirinya memendam perasaannya kepada lelaki dihadapannya ini, dirinya berjalan mundur sebelum membalikan badan dan berlari menuju toilet untuk menangis memang apalagi kalau bukan menangis di dalam pikiran Masya kapan mereka jadian.

Satu minggu lalu dirinya yakin Vano masih sendiri tetapi hari ini kabar itu seakan menusuk dadanya.

Suara gedoran pintu terus berbunyi dirinya tahu itu adalah Wulan dan Stefy suara mereka tak kalah keras memanggil namanya.

Namun Masya masih melanjutkan tangisannya hingga dirinya merasa lelah, Masya baru membuka pintu toilet.

"Gue ngantuk gaes"

Setelah memgatakan itu Masya jatuh tertidur di pundak Wulan, Wulan dan Stefy mengangkat Masya menuju UKS.

"Temen lo Lan astaga kalau ujungnya tidur kok gak langsung lari aja ke UKS," ujar Stefy

"Temen lo juga dodol"

Mereka berdua meninggalkan UKS untuk menuju kelas mereka karena jam pelajaran guru matematika yang sangat kiler dan memjengkelkan bagi Wulan.

The Twins' WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang