Chapter Dua.

1.7K 118 10
                                    

Sebelum membaca kuy pencet ☆ tempat nya di pojok kiri bawah kok terima kasih 💜
Enjoy your read💛

.

Sampai juga akhirnya di perusahaan ini.

Aku masih menatap takjub di depan perusahaan ini.

Sungguh ini perusahaan sangat besar dan sangat terkenal di seluruh jakarta.

Siapa coba yang tidak tau perusahaan Jeon Grub. Perusahaan yang di pimpin oleh CEO muda , tampan, Dingin dan  sayangnya kata nya sedikit egois hmm.

Aku yakin 99.99% penduduk seoul tau perusahaan ini.

Lihat tempat parkir nya pun tidak ada tuh benda yang bernama sepeda motor.

Hanya ada mobil mobil mewah saja.

Gila gila ini perusahaan benar benar bikin aku merem melek.

Aku mulai masuk ke dalam dan pastinya menuju Receptionis.

"Maaf mbak ada yang bisa saya bantu?"

Tanya sang receptionis kepadaku dan aku langsung tersenyum.

"Iya mbak, saya kemarin kan ngasih lamaran saya di perusahaan ini terus katanya besok saya di suruh kesini untuk interview, Begitu mbak dan sekarang saya sudah datang"

Kelihatan dari raut wajah receptionis ini sudah faham bukti nya dia mengangguk.

"Ohh iya iya sebentar ya mbak saya telfon HRD nya dulu, silahkan duduk saja di sana mbak nanti saya panggil."

Aku menjawab dengan anggukan, aku mulai berjalan dan duduk yang diarahkan tadi oleh mbak mbak receptionis itu.

Aku melihat ke arah semua karyawan yang berjalan kesana kemari dengan tangan yang pasti di isi oleh berkas berkas yang sangat penting.

Wahh sebentar lagi aku akan seperti mereka.

Ahh tidak sabar nya, eh iya kalau aku sudah di terima jika tidak mana bisa aku merasakan seperti itu.

Tiba tiba ada seseorang duduk disebelah ku.

Aku menoleh sebentar wah dia perempuan sangat cantik dan seperti nya kalau dilihat dia bukan karyawan disini, mungkin.

Perempuan itu melihat kearah ku dengan tatapan sepertinya sih sinis.

Hei ingin aku mencolok matanya.

Lalu aku juga membalas tatapan nya dengan sinis juga.

Dipikir seorang lalisa manoban tidak bisa melihat dengan tatapan sinis apa.

Setelah itu ada yang memanggil ku.

Oh ternyata si mbak mbak receptionis itu.

Aku menyudahi tatapan sinis kepada perempuan itu.

Dan dia menatap ku dengan tatapan seperti kalangan rendah.

Ihh benar benar ingin aku congkel kedua matanya itu.

Aku berdiri dan akan jalan menuju repsesonis tapi aku berhenti saat ada suara lelaki di belakang ku.

Aku berhenti sejenak dan ingin mendengarkan.

Biasa penyakit kepo ku sudah mendarah daging.

"Nona mobil nya sudah siap"

Aku melihat ke arah lelaki itu.

Oh ternyata dia sopir si wanita tidak jelas itu.

"Lama sekali sih! Ya sudah cepat, pegang tas saya. Jangan sampai jatuh itu harga nya sangat mahal mengerti! Nyawa mu saja tidak cukup untuk membeli tas mahal ku ini!"

BOSS! (LIZKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang