"Twin, kepala gue sakit banget."Ryujin melirik malas kearah kembarannya yang sedang merebahkan kepala di pangkuannya. Panas-panas begini malah main futsal, pulang-pulang sakit kepala. Bukan urusannya kan?
"Jadi kepala lu mau gue lepas apa gimana?"
Hendery mendecih kesal, "lo jadi kembaran gak guna banget"
"Yaudah sana cari kembaran lain," Ryujin menepuk keras kening Hendery, "bosen gue 18 tahun hidup bareng lo"
Gak kerasa kan?
Si kembar udah 18 tahun aja, si bocil Yangyang juga gak kerasa udah kelas satu SD. Ten juga makin tua tapi ya tetap gitu-gitu aja, nyebelin. Nyonya Lisa Leechaiyapornkul juga cantiknya awet kaya pake susuk.
"Bang, mau duit dong."
Hendery mengelus keningnya yang baru saja ditepuk ryujin dan melirik malas kearah Yangyang, "abang gak punya duit, minta papa."
"Papa tuh miskin, mana punya duit."
Ryujin terkekeh pelan, "sampe kapan nih si A Yang bakal percaya kalo papa miskin?"
"Memang papa gak punya duit kan?"
Hendery mengangkat bahunya, "tanya papa, tuh dibelakang dede"
Entah sejak kapan Hendery mulai memanggil yangyang dengan panggilan dede. Biar lucu katanya. Karena yang bikin panggilan itu Hendery, jadi Yangyang anteng aja menerima.
Soalnya kalo ryujin yang kasih nama panggilan jadi aneh-aneh, dari Sayang, Kuyang, toge, sampe yang terbaru Kedutino : kecambah dua titik nol. Untung Lisa marah dan nggak setuju anak bungsunya dipanggil begitu. Jadi panggilan dari Ryujin tidak satupun berlaku.
"Tanya apa?"
Ten--bapak-bapak anak 3 yang gak sadar umur. Turun dari lantai atas cuma pakai boxer dan kaos kutang, khas bapak-bapak. Yang bikin geleng kepala adalah rambutnya yang di warnain pirang tapi gak pirang semua. Cuma di highlight di beberapa tempat.
"Rambut papa jelek banget, kaya warna rambut si Jeje"
"Jeje? Jemin?"
Ryujin menggeleng lalu memainkan rambut Hendery yang masih setia membaringkan kepala di pangkuannya, "kucing kampung punya si San."
Hendery mengerutkan keningnya, "emang kalo kucing disebut rambut? Bukan bulu?"
"Lah lo ngapain nanyain gue?" Ryujin menunduk melihat sang kembaran, "kan dulu udah gue jelasin, gue bagian otot, dan lo bagian otak. Ya mikirlah, kan lo yang otak."
Yangyang menarik ujung boxer Ten, "Pa, papa kapan punya duit banyak? A Yang mau hp yang besar kaya punya kak Rie."
"Duit papa banyak tuh, kamu aja yang gak kebagian."
Yangyang mencebik, "kenapa a yang gak kebagian!?"
"Ya lu anak bontot. Dah habis harta benda si papa."
"Hush! Kalo ngomong ke adeknya pake kamu jangan lo."
Lisa muncul dari arah pintu masuk dengan membawa beberapa tas ditangan, "mama udah ingetin kamu keberapa kalinya ini?"
"Ya elah ma gak sengaja"
Ten sebagai bucin garis keras bergegas beelari menuju Lisa dengan Yangyang masih menempel dibetisnya, "sini mas bantuin."
Lisa menyodorkan beberapa paperbag ke tangan sang suami, "makasih, mas. Aku capek banget."
Hendery mendudukkan tubuhnya dan mengintip dari balik sofa, "emang mama dari mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Out of Ten
FanfictionBayangkan jika Ten dan Lisa menikah? Ten x Lisa , bagaimanakah jalan pernikahan duo thailand ini?