Jangan lupa vote and komen. Wajib hukumnya. Hehe. Silahkan menikmati ceritanya.
--
-------------------------------------------------------------
Abigail POVBrrmmm.....
Suara mesin motor terdengar sangat kencang di area balapan tersebut. Sekarang aku sedang mengendarai motor ninja pinjaman temanku dan sangat fokus pada jalanan di depanku
"Sedikit lagi." Batinku.
Dan akhirnya motor yang kukendarai sampai di garis finish terlebih dahulu sebelum lawanku. Terdengar sorakan kemenangan dari orang-orang sekitar yang langsung menghampiriku.
"Abigail, Abigail, Abigail." Orang-orang menyorakan namaku. Yap, Abigail. Itulah namaku. Akupun langsung turun dari motor temanku dan melepas helmnya. Lalu aku menghampiri lawanku dan tersenyum.
"Gue menang, tepatin janji lo." Kataku. Sedangkan laki-laki yang tadi menjadi lawanku hanya menatapku dengan kesal.
"Iya iya." Lalu laki-laki tersebut memanggil bawahannya untuk mengambilkan sesuatu. Tak lama kemudian, orang yang tadi disuruhnya datang sambil membawa amplop berisikan uang.
"Nih, sesuai janji, 2 juta rupiah, lo bisa itung kalo gak percaya." Kata laki-laki tersebut sambil menyerahkan amplop berisikan uang itu kepadaku.
"Gak usah, gue tau lo jujur kok. Makasih ya." Akupun mengambil amplop tersebut lalu meninggalkan lawanku yang masih menatapku sebal dan menghampiri temanku. Aku tahu dia sebal buka karena uangnya diambil olehku, 2 juta untuk orang kaya seperti dia itu bukan apa-apa. Cocok untuk kujadikan mesin uang setiap kali aku balapan dengannya. Dia sebal karena dia kalah bertanding denganku.
"Arman." Panggilku. Orang yang kupanggil menoleh dan tersenyum kepadaku.
"Selamat ya." Ujar Arman. Aku hanya mengangguk lalu mengeluarkan uang yang ada di amplop hasil taruhanku tadi.
"Nih, 1 juta buat lo, 1 juta buat gue. Kita impas." Aku memberikan uang kepada Arman yang sudah meminjamkan motornya untuk balapanku tadi.
"Eh? Gak usah, buat lo semua aja." Kata Arman.
"Loh kok gitu? Gak bisa. Lo juga harus dapet hasil. Kan itu tadi motor lu, sekalian aja modifikasi motornya biar lebih kenceng, biar nanti gue bisa menang terus uangnya kita bagi dua. Nih. Terima." Kataku sambil memberi uang 1 juta rupiah kepada Arman. Masa iya hasilnya tidak aku bagi dua dengan Arman yang sudah berbaik hati meminjamkan motornya untuk balapanku tadi? Mohon maaf tapi aku tidak sekejam itu.
"Gue cabut ya. Pinjem dulu motor lu." Kata Abigail.
"Iya. Makasih ya. Ati-ati di jalan." Ujar Arman sambil melambaikan tangannya. Akupun membalas lambaian tangan Arman dan berjalan menuju motornya. Aku memakai helm dan menjalankan motor menuju rumahku.
"Haah...capek." Batinku saat sedang mengemudi di jalanan yang cukup sepi karena sudah malam. Badanku rasanya remuk semua.
"Pengen cepet-cepet sampe rumah." Aku menambah kecepatan motornya karena ingin cepat-cepat sampai.
"Kok aku pusing banget ya?" Aku tidak fokus saat sedang mengemudi. Ada apa denganku? Kenapa aku sekarang merasa sangat pusing? Biasanya tidak begini.
Tiba-tiba aku merasa ada lampu cahaya datang dari arah kananku. Aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Ckiit....
BRAKKKK....
Dan benar saja, motor yang kukendarai tertabrak mobil hingga aku terpental beberapa meter dari motor yang kukendarai. Aku merasa sangat pusing dan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhku.
Terakhir kali yang kudengar hanya samar-samar suara orang yang sedang berbicara sebelum penglihatanku mulai menggelap dan akhirnya tidak sadarkan diri sepenuhnya.
"Ibu."
~♡♡♡~Terima kasih sudah membaca, ini cerita kedua aku. Maaf kalau bahasanya masih baku campur gak baku. Semoga kalian suka. Tunggu kelanjutannya ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me with my 13 Brother
Ficção AdolescenteAbigail harus menjalani kehidupannya yang sebatang kara. Dia harus menghidupi dirinya dan ibu angkatnya. Dari kecil, dia diasuh oleh ibu angkatnya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Dia tidak tahu dimana orangtua kandungnya berada. Sifatnya...