aku mendekapnya dengan erat. tubuh wanita itu tampak lemah, ia juga terluka parah. lantas aku ingin tahu apa yang terjadi padanya.
"marx, apa yang terjadi ? apa maksudmu ?" tanyaku, kucoba menenangkan dia
"semenjak kepergianmu, the crosshair melemah. kemarin malam, markas diserang oleh kelompok mafia. setengah dari the crosshair masih hidup, pyotr mengevakuasi mereka tepat waktu" ucapnya,
wajahnya nampak begitu cemas. ia menceritakan apa yang sudah terjadi sambil berjalan menuju sebuah sofa di ruang sebelah.
biar kuperkenalkan dia, namanya marx le Million, perempuan berusia 19 tahun saat hidup. deskripsi singkatnya, rambut hitam pekat sebahu dengan pewarna ungu di ujung rambutnya. mengalami heterochromia pada matanya, sehingga berwarna turqoise dan warna lainya adalah kuning. tatapan tajam, sebagaimana tampang orang prancis. julukannya adalah benang kehidupan, bakatnya adalah memanipulasi benang, kawat, kain, dan objek serupa dengan tali. kemampuan lainnya adalah super human strenght & infra red eyes. di dalam the crosshair, posisinya sebagai bendahara & pemegang aset.
laki-laki yang ia sebut tadi adalah pyotr, dia seharusnya menjadi ajudan pribadiku. namun aku menolak, lantaran kami memiliki hidup masing-masing. julukannya adalah gerbang surgawi, bakatnya adalah teleportasi, energi absorb & penyegelan/pembuka. aku juga merindukannya, namun aku tidak tahu apakah ia masih hidup atau tidak. kabarnya masih nihil
"adik laki-laki mu masih hidup" ucap marx, nada ketus
"hah ?" pekik ku terkejut pada apa yang ia katakan.
"adik kandungmu masih hidup, ia juga menjadi revenan. julukannya adalah babi hutan eufrat"
tambahnya, ia nampak sedikit marah.
"musta....." ucapku, sebelum ia memotong kata-kataku.
"DIA BESERTA KELOMPOK MAFIANYA MENYERANG THE CROSSHAIR & MEMBUNUH TEMAN-TEMAN KITA" bentaknya, ia nampak sangat marah.
aku tidak mengerti apa yang terjadi di sini, aku tidak mengerti. yang kutahu ke 5 adikku sudah meninggal lebih dari setengah abad yang lalu. tidak mungkin mereka di bangkitkan kembali.
perasaan sedih, kecewa & bingung, sekaligus senang karena kabar itu bercampur aduk. aku hanya terdiam mendengarkan kronologi dari marx, ia juga nampak tak percaya. akan kejadian yang sudah ia alami. yang ku tahu marx adalah wanita yang kuat & tak mungkin terbawa suasana. namun, kali ini berbeda. ia nampak sangat marah.
aku mengerti perasaannya,
"aku memerlukan bantuanmu, aku paham ini mustahil. karena kau sudah bukan lagi menjadi pimpinan the crosshair. tapi kita perlu menyelamatkan teman-teman kita" ucapnya, dengan nada tegas.
"aku mengerti perasaanmu, tapi setidaknya beri aku berpikir" ucapku, sejujurnya aku tidak tahu harus berbuat apa.
bukannya aku ingin melupakan teman-temanku dan lari begitu saja, aku hanya ingin berhenti sejenak. aku ingin menjalani hidup khalayak manusia biasa, aku sudah tidak ingin bertempur lagi tapi aku juga tidak bisa membiarkan pembantaian terhadap teman-temanku di biarkan saja.
apakah kasus ini perlu di urus revenan negara, apakah mereka harus menanganinya, kalaupun begitu, mereka juga tidak akan peduli pada revenan liar seperti kami. revenan tanpa tuan dan identitas yang jelas. ataukah harus kamis sendiri yang menyelesaikannya. kalau seperti ini hidupku juga akan terganggu
jauh di dalam lubuk hatiku, aku ingin menemui adikku. aku merindukan mereka setiap harinya. aku merindukan mereka sampai aku tidak bisa berteriak dan menangis. aku hanya mampu berekspresi datar, seperti manekin.
ku pikir ia akan baik-baik saja kalau ku tinggal bekerja, lagi pula pengurus rumah ku juga akan segera datang dan membantu marx. aku berpikir apakah ia perlu dokter atau semacamnya. ia nampak tak peduli pada lukanya, ia masih sama seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
the revennant : waktu lampau, kisah sejarah & senapan usang
Science Fictionthe revennant : waktu lampau