just a friend

1.2K 22 0
                                    

Dormmate chap 1 Minoru

(Just a friend)

You got what i need

Oh baby you.. you got what i need

But you say he’s  just a friend

But you say he’s  just a friend

Matahari menyinari sela-sela jendela kamar Min yang berada di lantai empat, hangatnya dan cahayanya memenuhi kamar Min, tapi sang pemilik kamar sudah bangun sejak tadi, ketika bangun pukul lima pagi, Min langsung mandi, untung saja letak kamar mandi berada tepat didepan kamarnya sehingga Min bisa langsung keluar masuk dalam sekejap. Tiga bulan yang lalu Min tidak pernah mengira hidupnya akan jadi seperti ini, bukannya dia menyesalinya, hanya saja dia sama sekali tidak membayangkannya.

Tiga bulan yang lalu saat datang ke asrama untuk pertama kalinya, Min yang sudah mencapai tingkat dua di universitas pindah ke Universitas yang berada di dekat asrama ini dan masuk jurusan sama saeperti sebelumnya yaitu jurusan seni, saat itu Min melirik sang ibu asrama yang konon (dia mendenger entah dari siapa) menyukai anak muda yang imut terutama laki-laki, karena itu dia mencoba bertingkah imut dihadapan sang ibu asrama, hanya saja dengan penampilannya sekarang (rambut hitam pendek acak-acakan, kacamata, baju kebesaran, badan tinggi untuk ukuran perempuan dan dada yang rata) membuat siapapun yang melihatnya mengira dia adalah remaja laki-laki, sang ibu asrama senang bukan kepalang menerima Min sebagai salah satu penyewanya, bahkan memberinya potongan sewa setengah harga. Yang tidak dia bayangkan adalah sekarang dia memiliki teman sekamar laki-laki yang setahun lebih muda darinya dan kuliah di universitas yang sama dengannya walau beda jurusan, yah tidak benar-benar sekamar sih, karena dalam satu ruang ada dua kamar.

Sejak saat dia memiliki teman sekamar dua bulan yang lalu Min mulai mengatur jadwalnya, dia bangun lebih pagi dari biasanya untuk mandi dan mencuci pakaian dalamnya, karena kamar mandinya memiliki mesin cuci sekaligus pengering pekerjaannya menjadi sedikit mudah, walaupun dalam teorinya terlihat mudah tapi dalam prakteknya tidak gampang, pada hari-hari pertama setelah teman sekamarnya tiba Min bangun pagi-pagi sekali (karena bangun pagi bukanlah masalah baginya) mandi dengan terburu-buru, mencuci pakaian dalamya dan berpakaian secepat kilat, setelah selesai dia merasa lega tapi ternyata bukan disitu letak kesulitannya, sang teman sekamar yang bernama Gin bangun dua atau tiga jam kemudian dengan terburu-buru dan hanya dengan menggunakan celana boxer menyapa Min yang sedang minum kopi (dan tersedak) keluar setelah mandi hanya menggunakan handuk menutupi bagian bawahnya menghampiri Min dan bertanya apakah dia boleh meminta sepotong roti bakar sambil minum susu strobery. Min bersumpah kalau dia tidak segera melatih diri untuk tidak selalu kaget dia pasti mati karena kena serangan jantung.

Kembali lagi ke hari ini, setelah selesai mandi, mencuci dan berpakaian (Min melakukannya dengan santai, karena dia tahu Gin tidak akan bangun dalam waktu dekat) menyiapkan sarapan untuk meraka berdua dan membangunkan Gin

Min mengetuk kamarnya dan sedikit berteriak “ baguuuun” setelah itu dia kembali menyiapkan makanan didapur, Gin bangun satu menit kemudian mengambil air putih yang sudah disiapkan Min di meja makan, menyapanya dengan mata masih setengah tertutup lalu pergi ke kamar mandi dengan seperti biasanya hanya memakai celana boxer, tapi Min sudah terbiasa sekarang, jantungnya sudah terlatih.

“aku pergi sekarang” kata Min dari depan pintu ruang 78 berpamitan pada Gin yang sedang berkonsentrasi memakan sarapannya dengan hanya sehelai handuk menutupi bagian bawah badannya (seperti biasa, dan lagi-lagi Min sudah terbiasa) Gin mengangguk sesaat sebelum Min menutup pintunya.

Sebenarnya Min merasa beruntung Gin yang menjadi teman sekamarnya, bukan orang lain karena (salain kenyataan kalau Gin itu laki-laki) Gin sangat ramah, dia juga tidak jorok dan lumayan rapi, dan yang lebih penting lagi Gin mau berkompromi, mereka membagi tugas untuk berdua, Min yang memasak (karena Gin tidak bisa masak) sedangkan Gin yang membereskan sisanya, seperti hari ini, Min memasak sarapan Gin membereskan sisa-sisanya. Selain itu mereka juga membagi dua pengeluaran untuk makan dan bahan lainnya (kecuali bahan-bahan untuk keperluan pribadi mereka)Gin juga bukan orang yang menyebalkan.

DormmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang