Epilog
Empat tahun kemudian
beautiful girls all over the world
i could be chasing but my time would be wasted
they got nothin' on you baby
nothin' on you baby
“bagaimana yang tadi?”
“bagaimana apanya?”
“artis yang ajak kamu ngobrol berdua tadi”
“oh..”
“kok tanggapan kamu begitu sih, dia nyatakan perasaannya ke kamu kan?”
“dari mana kamu tahu?”
Gin menatap temannya yang duduk bersamanya di lobi hotel tempat dia baru saja menerima penghargaan sebagai koreografer terbaik untuk karyanya yang dipakai di film bertemakan street dance
“kabarnya dia tertarik padamu, artis itu menanyakan seputar kamu terus menerus sejak beberapa bulan yang lalu”
Gin mengangguk-angguk
“dia bahkan sempet minta nomor ponselmu padaku”
Gin mengangguk-angguk lagi
“tapi nggak kukasih karena aku ingat kontrakmu dengan perusahaan yang gak mengijinkan nomormu diberikan sembarangan”
Gin masih mengangguk-angguk
“kenapa kamu cuek begitu sih, artis yang tadi itu kan cantik”
Gin menolehkan wajahnya pada temannya yang bernama Eddy “iya dia memang cantik banget, apalagi pakai gaun merah yang tadi, ckckck” dia menggelengkan kepalanya
“jadi?”
“apanya?”
“kamu terima gak dia?”
Gin menggeleng
“katamu dia cantik”
“memang”
“terus kenapa?”
“aku sudah punya..”
“pacar?”
Gin mengangguk
“selama setahun ini aku belum pernah lihat pacarmu, padahal kamu selalu menolak wanita yang datang ” kata Eddy skeptis
Sebelum Gin sempat menjawabnya, seseorang berkata
“aku pernah lihat orangnya, tapi hanya dari jauh badannya tinggi hampir sama dengan Gin” kata salah seorang temannya bernama Sam tiba-tiba duduk di sebelah Gin
“cantik nggak?”
Sam mengangkat bahunya “gak kelihatan wajahnya”
Eddy kembali menatap Gin dengan curiga, “pacar kamu laki-laki?”
“perempuan tulen” jawab Gin
“dimana dia sekarang? hari ini kamu menerima penghargaan tapi pacar kamu gak datang”
“di paris”
“liburan? Tanpa kamu?”
“kerja”
“untuk berapa lama?”
“sudah setengah tahun sekarang”
“kamu nolak artis yang tadi padahal, pacar kamu ada di paris dan kalian udah gak ketemu selama enam bulan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dormmate
Teen FictionMinoru sama sekali tidak tahu kalau teman sekamar barunya adalah seorang laki-laki, dan dia sama sekali tidak bisa komplain karena sang ibu asrama tidak tahu kalau dia perempuan apaboleh buat jadi laki-laki lebih menguntungkan karena hal itu berarti...