Dorm mate chap 2 Gin (You)
you
you are a nice, cool breeze in me
I feel you blowing in
I can feel the sunlight all around me
You're shinning
I feel beautiful when I'm around you
I'm safe and comfortable
'cause you are wonderful
it feels natural to be around you
you've made it possible
you're wonderful
Gin terbaring di atas sofa berukuran untuk dua orang di dalam kamar asramanya, saat ini (dia melirik jam dinding yang ada di atas TV) waktu menunjukan pukul 3 sore hari, masih tiga jam sampai teman sekamarnya Minoru atau dia biasa memanggilnya Min akan pulang, dan Gin akan mendapatkan pesanan pudding strobery yang dia minta Min untuk bawakan, tapi dia sudah lapar, makan siang tadi dia hanya makan beberapa potong pancake strobery yang dibuat Min untuk sarapan.
Sempurna adalah kata yang paling cocok untuk menggambarkan Min kecuali selera berpakaiannya yang sedikit aneh, setidaknya bagi Gin. Saat pertama kali Gin bertemu dengannya Min sudah tinggal di kamar ini selama sebulan, kesan pertama yang didapat Gin saat melihatnya adalah ‘imut’ wajah Min sedikit seperti perempuan, dia juga terlihat masih berusia 15 tahun padahal pada kenyataannya Min beberapa bulan lebih tua dari Gin dan hanya beberapa centimeter lebih pendek darinya
‘anak-anak’ pikir Gin ketika itu, dia bahkan sudah bersiap untuk bersikap seperti kakak yang baik bagi Min saat mengetahui ternyata sang teman sekamar lebih tua darinya sekaligus jauh lebih dewasa
‘sempurna’ si ibu asrama bahkan pernah berkata kalau dia memiliki anak perempuan dia ingin menjodohkannya dengan Min “calon menantu nomer satu “ katanya waktu itu.
Selama empat bulan sejak dia pindah ke asrama ini Gin mengetahui banyak bakat dan keahlian Min yang walaupun sepuluh orang dikumpulkan belum tentu bisa menyamainya
Yang pertama diketahuinya adalah bakatnya memasak. Pada hari pertamanya sejak pindah Min memberinya sarapan roti sisa yang dia olah lagi menjadi luar biasa enak kemudian saat makan malam karena kehabisan bahan makanan dia membuatkan ramen instan yang rasanya seperti buatab koki bintang lima. Sejak saat itu Gin meminta Min untuk masak dan dia rela melakukan apa saja, bahkan mencuci semua piring atau alat-alat masak lain yang digunakan Min sebelumnya, bahkan dia rela membersihkan kamar Min untuk itu tapi tidak perlu karena kamar Min sudah cukup rapi.
Yang kedua kemampuan beladirinya, yang ini membuatnya shock bukan kepalang, Gin merinding ketika mengingat Min yang membantin seseorang yang berusaha menodongnya, imut, seperti anak kecil tapi mematikan.
Yang ketiga adalah kemampuannya bermain music, Min dapat memainkan gitar dengan baik tapi Gin tahu Min dapat memainkan alat music lain seperti bas piano, drum dan saxophone, Gin pernah memperhatikannya diruang music. Gin juga tahu Min suka membuat lagu dia pernah mendengar beberapa diantaranya dimalam hari saat Min bernyanyi dikamarnya, Gin tidak keberatan bahkan membuatnya tertidur nyenyak
Gin memiliki tiga orang saudara tiri, yang ketiganya merupakan orang-orang yang sukses, ketiganya selalu mendapat peringkat pertama dari sekolah dasar sampai mereka kuliah, mendapatkan pekerjaan yang luar biasa dan bergengsi, mereka juga sangat sempurna, kesempurnaan membuatnya tertekan dan menyadari kalau dirinya bukanlah siapa-siapa seperti yang selalu dia rasakan dari keluarganya, kesempurnaan membuatnya merasa seperti orang kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dormmate
Teen FictionMinoru sama sekali tidak tahu kalau teman sekamar barunya adalah seorang laki-laki, dan dia sama sekali tidak bisa komplain karena sang ibu asrama tidak tahu kalau dia perempuan apaboleh buat jadi laki-laki lebih menguntungkan karena hal itu berarti...