! run !

1.9K 319 31
                                    


"gapapa, kasih aja ke gua." mendengar ucapan itu, minju langsung lari ke arah gerbang sekolah sebelum ia menatap netra atau bahkan bertukar kata dengan pujaan hatinya itu.

tanpa diberi tahu pun ia tahu bahwa itu otang yang selama ini ia kagumi, na jaemin.

"sial sial sial." umpatnya seraya mengatur napasnya yang telah menipis itu.

"kenapa bisa ketauan sama jaemin sih? oke sip, tasnya kenapa belum aku bawa astagaa. sial bener." baiklah, jangan tanyakan pada siapa minju berbicara. yang pastinya, bicara sendiri.

"eh tapi, ketemu jaemin masa sial sih? dan, kenapa juga aku lari? aduh bodo banget sih akuuuu aaaa." minju merutuki kebodohan yang memalukan itu.

"makanya, jangan lari." minju sontak saja menegakkan tubuhnya dan melihat ke arah sumber suara dengan perlahan.

saat ia tahu bahwa itu jaemin, ia mengalihkan pandangannya.

"aku kenapa sih? alæ banget kayanya. ketemu jaemin doang padahal. eh tapi kan, dia doiku? yaampun, aku kenapa sih?" tak mungkin jika minju bergumam seperti itu. karena nyatanya hatinya dan batinnya yang berbincang.

jaemin yang melihat ekspresi minju pun tersenyum kecil. kecil banget, sampai kaya ga senyum.

"oh ya, kenapa aku ga lari lagi ya?" gumam minju yang ia kira jaemin tak akan mendengarnya.

minju telah ancang-ancang untuk lari lagi. tapi niatnya gagal karena hujan turun dengan derasnya.

ia ingin kembali ke kantin mau mengambil tas, tapi nanti dia kehujanan. sedangkan area gerbang sekolah tertutup--- apa ya? intinya ketutup sama payon(?).

"mau lari kemana, cantik?"





















tbc.
orvalet proudly present ,

drenched ; jaeminju .
and fourth part is completed .

write in 2020.

[1] drenched, jaeminju ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang