! talk !

2K 303 20
                                    


"mau lari kemana, cantik?" jaemin dengan segala jiwa kardusnya menggoda minju yang notabenya belum mengetahui nama satu sama lain. ah, tidak. maksudnya, jaemin yang tak mengetahui nama perempuan disampingnya itu.

"nih, ngomong nih sama tanganku!" minju kan baper dibilang cantik sama pujaan hatinya :(

jaemin langsung meletakkan jari-jarinya disela jari-jari minju. minju yang kaget waktu tangannya digandeng sama jaemin, langsung ditarik.

"enak aja pegang-pegang." walaupun minju bicara dengan jaemin, matanya tak menatap ke netra jaemin.

jaemin melirik ke arah name tag minju. 'oh kim minju.' batinnya.

"lo dijemput atau gimana?" jaemin, topikmu itu basi tau gak.

"naik bus. aku mau ambil tas dulu aja." minju menerobos derasnya hujan dan langsung lari menuju kantin untuk mengambil tas kesayangannya itu.

jaemin ga ada niatan buat nyusul. mager.

dia jalan ke halte, karena dia tahu kalau minju bakal ke situ. padahal dia bawa motor. dia tak peduli dengan tubuhnya yang basah karena diguyur hujan.

jaemin duduk di kursi halte dan menggumamkan sebuah lagu sambil menunggu kedatangan sosok perempuan yang mampu mengalihkan perhatiannya.

tak butuh waktu lama, minju duduk di sebelah jaemin namun berjauhan.

"hujan itu bikin aku tenang, na." minju mengeluarkan sepatah kata yang membuat netra jaemin menetap melihat minju.

"na?" minju mengangguk walau netranya masih memandang hujan. "nana. terdengar lucu." balasnya yang membuat kedua sudut bibir jaemin terangkat tanpa minju sadari.

"aku kagum sama hujan dan pelangi. mereka ditakdirkan walau tak pernah bertemu dalam satu waktu. tapi, jika takdir hujan bukan dengan pelangi, lantas siapa?" minju memberanikan diri untuk menatap netra jaemin yang kian lama telah menatapnya.

"tak ada. seperti fajar dan senja. jika takdir fajar bukan dengan senja, lantas siapa?" jaemin mengulang dan merubah sedikit kalimat minju. ucapannya itu membuat kedua sudut bibir minju terangkat lalu mengalihkan padangannya kepada sang hujan.

"fajar dan senja, matahari dan bulan, hujan dan pelangi. aku takjub dengan mereka. walau tak pernah bertemu dalam satu waktu, mereka ditakdirkan untuk saling melengkapi."

"kalau ketemu satu waktu mah serem." minju memusatkan kembali tatapannya kepada jaemin sesusai jaemin berucap seperti itu.

"ini udah bagus-bagus kalimatnya, malah bercanda." aish, padahal minju udah dag dig dug serr.

"lagian tegang amat kaya beha baru wakak." otak jaemin isinya apaan sih?

"emang pernah nyoba beha baru?" nada bicara minju sedikit ketus. ingat, sedikit.

jaemin nggeleng lalu tertawa dengan netranya yang masih betah manatap objek yang duduk disebelahnya.

entah menertawakan apa, minju menyukainya.

dulu, minju hanya dapat melihat tawa itu dari kejauhan dan bukan karenanya.

sekarang, minju dapat melihat tawa itu dari dekat, bahkan karenanya.






















fin.

maap aku ga bisa bikin
crita yg chapnya pnjg".

endingnya ga enak bgt:(
ada epilog kok, tenang~

[1] drenched, jaeminju ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang