Syukur

52 2 0
                                    

Bising mobil berlalu lalang menghalau sepinya malam. Gemerlap lampu-lampu neon menerangi tiap sudut desa. Dengungan hewan kecil penghisap darah nyaring di telinga.

Nyanyian katak dan derik jangkrik pun seakan turut meramaikan suara alam yang syahdu. Tetesan air dari genting ke tembor pun mengisyaratkan atisnya dalu.

Badai tangis dari langit yang kesepian akhirnya mereda. Terdengar suara derit bambu meliuk-liuk diterpa angin menghantarkan udara dingin hingga menusuk tulang.

Satu dua ayam jantan mulai menyuarakan hari yang berganti. Membangunkan seorang anak yang tertidur pulas di atas dipan berselimut bunga merah jambu.

Dengan sedikit rasa takut ia membuka mata melihat ke arah jarum jam yang berdetak menunjukkan pukul 03:00 WIB.

Ia ingin bangkit tapi takut. Ingin bangun tapi bola matanya begitu berat. Tubuh seakan terikat dengan alas tidur.

Sebenarnya keinginan untuk kembali terlelap begitu menggoda namun dengan tekad yang kuat.

Ia berusaha berdiri dan melangkahkan kaki. Kemudian mengambil air wudhu lalu melaksanakan sunnah. Setelah itu, ia melanjutkan tidurnya.

Belum lama terlelap dalam khayalnya, ia sudah dibangunkan dengan suara muadzin yang begitu merdu. Kemudian ia bangkit lagi. Lalu melaksanakan kewajiban 5 waktu-nya sebagai seorang muslim.

Ia adalah Queenzy Aisyah Arasy atau akrab dipanggil Zyzy. Seorang siswi kelas 3 SMK Negeri di desanya. Ia memilih bersekolah di SMK bukan karena terpaksa tetapi karena takdir.

Ya! Sebab, seseorang hanya bisa berencana dan berusaha. Tetapi jikalau Tuhan berkehendak lain, kita bisa apa ?

°°°

Zyzy memiliki wajah berbentuk oval dengan hidung mancung. Matanya hitam bening, alisnya simetris seperti disulam, giginya tersusun rapi bak pagar besi. Serta badannya yang tinggi semampai.

Zyzy tinggal bersama keluarganya di desa yang aman, makmur, dan damai. Ia berasal dari keluarga yang sederhana.

Keluarganya tak menilai kaya melalui jumlah materi namun menilainya dengan kebahagiaan, kebersamaan, ketenangan, cinta dan kasih sayang.

Bagi mereka itu sudah bisa disebut kaya, karena untuk apa memiliki banyak harta. Namun tak ada kebahagiaan dan cinta di dalamnya !

Harta bisa dicari tetapi cinta tak bisa dibeli!

°°°

Zyzy masih memiliki keluarga yang utuh. Hanya saja mereka terpisah oleh jarak. Sebab, pekerjaan menuntut kakak dan ayahnya bekerja di luar kota.

Sedangkan Zyzy hanya tinggal berempat bersama kakek, nenek dan ibunya di desa. Kebahagiaan mereka sederhana.

Seperti makan bersama dengan sambal dan tahu tempe sudah menjadi nilai keharmonisan tersendiri bagi mereka. Tak lupa dengan mensyukuri nikmat yang telah Tuhan berikan.

Bertahun-tahun ia hidup di desa dari dalam kandungan hingga remaja. Ia terbiasa dengan gaya hidup yang sederhana. Makan dengan apa yang ada.

Seperti anak-anak seumurannya. Zyzy juga pernah berpikir dengan hidup orang lain di kota. Kadang melihat aktris di TV dengan gaya hidup yang glamour pun juga membuatnya iri.

Lalu ia bergumam,
"Kenapa aku selalu melihat ke atas yang belum tentu mereka melihatku ? Mengapa aku tidak melihat ke bawah yang kadang mereka iri dengan kehidupanku ?" begitu katanya.

Zyzy berusaha untuk bersyukur dengan apa yang ia punya sekarang. Harta tidak melulu dengan uang tetapi keluarga yang harmonis juga termasuk harta. Seperti seuntai lirik lagu yang tak asing di telinga.

Harta yang paling berharga adalah keluarga.

Sifat iri Zyzy mengingatkannya akan  sebuah nasehat.

"Irilah sewajarnya namun jangan lupa untuk bersyukur sebanyak-banyaknya!"

Kalimat itu merupakan wejangan dari kakeknya, yang selalu ia ingat dalam kepala. Hingga saat ini, kalimat itu berhasil membuat sifat iri dalam hati Zyzy perlahan memudar. 

Follow Your Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang