Nol

20 1 0
                                    

Saat istirahat, teman-teman zyzy menggunakan waktu mereka untuk makan, jajan ke  kantin, baca buku di perpustakaan, dan sholat dhuha. Ada juga yang sekadar duduk di kelas. Ataupun melanjutkan tugas, seperti yang dilakukan zyzy dan teman sebangkunya.

Teman sebangku Zyzy, bernama Zeonida Fazahra atau biasa dipanggil Zezo. Zezo masih sibuk meliuk - liukkan penanya di atas kertas. Menuangkan segudang imajinasinya. Tetapi, tidak dengan Zyzy yang bingung. Lantaran otak kirinya kosong tak berisi.

Padahal, ia juga sering menggunakan otak kirinya dalam berimajinasi. Entah itu membuat puisi, cerpen, atau hanya corat - coret menggambar. Tetapi entah mengapa, hari ini otak kiri Zyzy tak berpihak pada dirinya.

Otak kirinya sebenarnya telag melanglang buana. Membayangkan suatu hal. Tetapi, tidak untuk terbayang cerita atau novel. Malah membayangkan bagaimana masa depannya nanti.

"kok kamu nggak nulis Zy ?" tanya Zezo dengan bolpoin faster yang masih setia mencoretkan imajinasi.

"nol Zo!" jawab Zyzy dengan mengangkat kepalanya yang terasa berat karena dari tadi ia tundukkan untuk mencari inspirasi.

"maksudnya ?"

"ya Nol! Aku nggak punya inspirasi apapun!"

"sabar Zy mungkin kamu perlu refreshing!"

"Hmm..." gumam Zyzy dengan nada cueknya. Lalu ia kembali menundukkan kepalanya.
---
Waktu semakin berlalu, hingga tiba bel jam pelajaran  terakhir berbunyi. Mengakhiri pelajaran yang menjenuhkan bagi Zyzy.

"Cukup untuk pelajaran hari ini. Sampai bertemu di pertemuan berikutnya.  Sekian dari saya. Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh"

"Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarrakatuh" jawab para siswa serentak.

"Mari sebelum pulang kita berdoa terlebih dahulu!"

Mereka dengan cepat membereskan buku kertas, pensil dan benda lainnya yang masih berserakan di atas meja. Lalu, memasukkannya ke dalam tas.

Kemudian ketua kelas menyiapkan untuk berdoa.

"Berdoa mulai"

"Selesai" tutup ketua kelas.

Tanpa aba-aba para siwa menghambur ke depan kelas dan bersalaman dengan guru mereka.

Setelah murid terakhir bersalaman dengannya. Akhirnya beliau  meninggalkan ruang kelas tersebut yang sudah kosong.

Terlepas dari mata pelajarannya yang menjenuhkan. Sebenernya ada hal lain yang bisa dibahas. Guru Matematika itu berparas manis, putih nan ayu. Walaupun ia tidak menggunakan make up. Namun wajahnya sudah putih seperti memakai bedak. Ia hanya menggunakan lipglos peach yang tak pernah absen dari bibirnya.

Ia menyandang gelar guru favorit. Panggilan kesayangan yang diberikan oleh murid kepadanya adalah "miss" . Ingat ya! Walaupun ia guru favorit, bukan berarti mata pelajarannya juga favorit. Ia dinobatkan sebagai  guru tercuek dan terjudes yang pernah ada. Itulah penilaian para siswa selama ini.

Berbeda dengan Zyzy yang mengenal "miss" dengan baik. Ia sudah mengenal mengenalnya sejak MPLS. Waktu itu, ia izin telat karena ban motornya bocor. Lalu, ia bingung harus meminta izin kepada siapa. Kemudian ia teringat bahwa terdapat contact person di brosur tersebut.

Dengan keberanian dan keterpaksaan. Ia mulai mengetik sebuah pesan pada ponsel genggamnya. Kemudian dengan sedikit ragu, ia menekan tombol send. Jawaban yang terbayang di dalam otaknya adalah kata tidak, kata kasar, kata galak, bahkan kata yang tak enak di dengar.

Namun tak berselang lama, bibir Zyzy sedikit tertarik ke atas. Melukiskan seulas senyum. Balasan pesan tersebut telah meredamkan detak jantung Zyzy yang awalnya berdetak tak menentu.

"Iya nggak apa-apa, hati-hati di jalan. Apa perlu bantuan ? Saya bisa ke situ."

"tidak bu, terimakasih" jawab Zyzy dengan ketikan cepat dan singkatnya.

Lalu, tanpa sadar ia loncat-loncat kecil kegirangan. Membuat montir di sampingnya geleng-geleng keheranan.

Sedangkan Zyzy yang merasa diperhatikan hanya nyengir kuda. Tak pikir panjang. Setelah selesai. Zyzy segera membayar jasanya dan berterimakasih. Lalu, ia melaju dengan kecepatan tinggi. Ia  bebas lepas menebas lalu lintas. Untung saja waktu itu, jam lalu lintas lengang. Jika tidak, mungkin Zyzy sudah tinggal nama.

Semenjak berbalas pesan singkat hari itu. Zyzy jadi keterusan untuk bertukar pesan dengan "miss". Mereka sangat dekat layaknya adik dan kakak ataupun ibu dan anak. Zyzy lah yang tahu bagaimana "miss" yang sebenarnya.

Di saat teman - teman Zyzy mendikte "miss" dengan berbagai opini. Zyzy akan menyangkal hal tersebut dengan segudang fakta dalam hati.

Selain pintar dalam matematika, "miss" juga memiliki kepandaian dalam seni kepenulisan. Dari dirinyalah Zyzy belajar. Mulai dari diksi hingga tercipta sebuah puisi, syair, cerita atau novel.

Sebenarnya Zyzy suka menulis sejak kecil. Walau tulisannya seperti ceker ayam dan bahasanya masih polos. Sepolos anak kecil yang tak tahu artinya cinta.

Kata banyak orang, seseorang atau sastrawan menjadi puitis ketika mereka telah merasakan cinta. Namun, Zyzy menolak mentah-mentah pendapat tersebut. Ia akan membuktikan bahwa walaupun seseorang belum merasakan apa itu cinta. Ia tetap bisa menjadi orang yang puitis.

Sebab, Zyzy sudah engap dengan kata-kata itu. Batinnya menolak akan prasangka tanpa dasar yang dibesar-besarkan. Seolah penyebab utama dalam sikap puitis seseorang itu hanya cinta.

Follow Your Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang