Senja

23 1 0
                                    

Senja . . .
Saat Matahari Tenggelam
Menanti Pekatnya Malam
Mengingat Masa yang Kelam
Beberapa Tahun Silam
Aku Disini Merindu
Hingga Rusukku Beku
Akibat Terbiasa Menunggu
Dengan Hati yang Jemu
Kadang Aku Tergelagap
Mengingat Masa Yang Gelap
Saat Aku Belum Siap
Menerima Takdir Yang Kalap

Tepukan riuh teman - teman mengapresiasi Zyzy. Setelah ia selesai  membaca puisi di depan kelas. Zyzy begitu menghayati kata dalam bait yang terucap.

Ia menyimpan kerinduan yang teramat dalam kepada kakek dari ayahnya. Kemudian menuangkannya dalam bait puisi. Ia begitu rindu tanpa bisa bertemu. Jangankan Zyzy, ayahnya pun juga tak ingat wajah kakek Zyzy.

Tidak ada foto peninggalan mendiang kakeknya. Karena zaman dahulu jarang orang memiliki kamera. Sebab, untuk makan saja masih susah. Apalagi  untuk membeli kamera. 

Kakek Zyzy meninggal di saat ayahnya berumur 3 tahun. Zyzy tak bisa membayangkan bagaimana jika ia berada di posisi ayahnya saat itu. Bagaimana ia akan tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah.

Hingga ia berkaca-kaca dan tanpa sadar, buliran air mata jatuh di pipinya. Meskipun begitu, ia tetap mencoba untuk tersenyum di depan teman-temannya. Lalu berjalan kembali ke bangkunya.

Seusai pembacaan puisi dari setiap siswa. Bu Alma, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia memberikan tugas   untuk membuat novel. Tugas itu adalah beban yang teramat berat bagi mereka. Seperti ditimpa beban ratusan kilogram.

Bagaimana tidak ? Mereka yang biasa berpikir menggunakan otak kanan untuk mengerjakan tugas dan menghafal teori dengan sistem kebut semalam. Dituntut untuk berimajinasi menggunakan otak kiri yang amat jarang mereka fungsikan.

Banyak dari mereka yang berusaha mencari inspirasi dan referensi. Mulai dari ke luar kelas, merenung, atau menatap kosong lingkungan sekitar. Namun, anehnya di dalam otak mereka imajinasi pun terbayang.

Ada juga yang mencari inspirasi dengan duduk menyendiri di dalam kelas. Mencari tempat yang paling pojok untuk memulai petualangan khayal.

Sampai ada pula yang ke kamar mandi, hanya untuk mencari inspirasi. Anehnya lagi, di dalam kamar mandi yang identik dengan kata "kotor dan jorok". Mereka seperti bisa mendapatkan ide-ide brilian. Setelah mendapat ide tersebut. Mereka langsung kembali ke kelas dan menuangkannya dengan tinta hitam pada kertas folio.

Semua sibuk dengan imajinasi mereka masing - masing. Walaupun mereka menggerakkan bolpoin di atas kertas l. Seraya menuangkan imajinasi yang di dapat. Sebenarnya mereka tak memungkiri keinginan, supaya jam pelajaran itu cepat usai. Lebih baik diberi soal matematika anak sd dibandingkan mengerjakan tugas untuk mengembangkan imaji.

Guru mata pelajaran tersebut sedari tadi mondar - mandir mengecek pekerjaan siswanya. Memastikan mereka mengerjakan tugas darinya. Beliau menugaskan siswanya membuat novel untuk mengetes siapa saja yang punya bakat menulis.

Selain itu, novel mereka yang telah dikumpulkan bisa untuk referensi baginya. Hitung-hitung sebagai bahan bacaan di waktu luang. Karena beliau senang sekali membaca.

Tetapi, sebenarnya tugas tersebut juga ditujukan bagi kebaikan para siswa. Agar mereka memiliki pengalaman dalam menulis. Tidak hanya melulu tentang teori, namun juga tentang seni. Lebih tepatnya, seni kepenulisan!

90 menit berlalu. Akhirnya pelajaran tersebut usai. Tentu saja tugas tersebut tidak dapat terselesaikan dalam waktu singkat. Bu Alma sengaja menjadikan tugas tersebut sebagai PR siswanya di rumah. Agar mereka mau belajar.

".........baik anak-anak tugasnya jangan lupa dikerjakan. Saya tunggu pengumpulannya dalam bentuk cetak. Dateline sebelum Ulangan Akhir Semester 2. Jika kalian tidak mengerjakan saya tidak akan memberi nilai untuk kalian. Saya tidak akan memberi toleransi! Sekian. Selamat Siang. Wassalamu'alaikum" tutupnya mengakhiri pelajarannya siang itu.

"Wa'alaikumussalam, siang buu" Jawab mereka serempak.

Lalu mereka  berkemas merapikan meja dan mengeluarkan bekal makanan untuk makan siang. 

"Ternyata berimajinasi juga menguras tenaga ya!"ucap salah seorang teman Zyzy.

"Udah! Ayo makan. Perkara novel pikirkan nanti" Celoteh teman-teman Zyzy menimpali. Sebelum dengan lahap merekaenghabiskan bekal makanan mereka. 

Para siswa di sekolah Zyzy memang sering membawa bekal. Hal  itu diterapkan kepada siswanya sejak MPLS. Tujuannya agar mereka bisa hemat dan menabung. Akhirnya hal tersebut menjadi kebiasaan para siswa. Bahkan sudah menjadi kewajiban bagi pribadi mereka masing-masing. Walau terkadang masih ada siswa yang bosan dengan bekal mereka dan pergi ke kantin untuk jajan. 

Follow Your Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang