Lakuna: Bagian 2

35 4 0
                                    

Pukul 18.45 WIB. Mobil yang dikendarai oleh supir pribadi mama melewati keramaian pusat kota Bandung. Setelah menjemputku di tempat bimbel tadi,kami mampir ke sebuah minimarket dekat perumahan. Ada sesuatu yang ingin mama beli buat Fania. Sudah dipastikan itu barang spesial. Karena yang memintanya adalah si bungsu yang sangat dicintai.

"Loh ma? Beli coklat banyak banget? Buat Fani?" Tanyaku denga ekstra hati hati.

"Iya dia minta tadi pagi." Jawab mama sangat singkat.

"Fali ngga dibeliin ma?"

"Fali mau? Yaudah nih uangnya. Beli sendiri. Mama tunggu disini. Satu aja ya Fali."

Deg

Rasanya seperti ada yang menusuk hatiku. Entah kenapa. Padahal mama sudah bersikap adil bukan? Membelikan coklat juga untukku. Aku mencoba menghiraukan pandangan buruk terhadap mama. Yang penting aku kebagian coklat. Walau cuma 1. Sedangkan Fani dapat 5 buah coklat.

"Ka Faliii!! Hari ini ka Fali ko pulang malam? Perempuan ngga boleh pulang malam malam tau." Kata Fani sambil menekkukkan bibirnya kebawah dan melipat kedua tangannya ketika aku mulai membuka pintu rumah. Fani masih saja bertingkah seperti anak anak di umurnya yang sudah menginjak 12 tahun. Menggemaskan.

"Kak Fali bimbel biar pinter." Potong mama sebelum sempat aku berbicara menjelaskan.

"Ko Fani engga bimbel juga sih ma?" Protes Fani dengan mimik wajah yang masih sama sedari tadi.

"Kamu masih kecil. Lagian mama juga masih mampu ajarin kamu."

"Kalo mama mampu ajarin aku, berari Kak Fali juga bisa mama ajarin bareng aku dong? Kasian tau Ka Fali pasti cape kalo ikut bimbel diluar."

"Fanii.. Ka Fali lebih suka bimbel di luar kok. Lagian Ka Fali ngga ngerasa cape tuh kalo pulang malem kaya hari ini. Udah ah kaka mau mandi terus makan coklat deh bareng Fani." Timpalku berusaha meyakinkan Fani agar dirinya tidak bertanya lebih lanjut dan memancing mama bicara yang membuat hatiku sedikit hancur.

Aku berlari menuju tempat paling nyaman. Sebentar. Ada yang aneh. Ada sesuatu keluar dari mataku. Wujudnya cair. Air mata? Aku menangis? Lelucon apalagi ini astaga.
"Mungkin kelilipan kali ya." Tiba tiba aku berbicara menyemangati diri sendiri. 

🌻✨

Aku segera merebahkan diri di sebuah benda empuk paling nyaman. Setelah membersihkan diri selama beberapa menit aku mulai meregangkan otot. Cape sekali rasanya. Berangkat sekolah pukul 06.15 WIB dan tiba di rumah kurang lebih pukul 7 malam.Aku membuka layar handphone yang sudah aku tancapkan sebuah headset kemudian memutar lagu jar of hearts yang dipopularkan oleh penyanyi Christina Perri. Lagu terbaik bagiku.

Tenang saja. Aku tidak sedang patah hati. Tapi mungkin aku pernah patah hati. Ah sudahlah aku tidak mau membahas hati. Sekarang hidupku cuma tentang bimbel bimbel dan bimbel. Sebentar lagi papa pulang dan aku harus keliatan sibuk. Agar beliau tak terlihat menyesal karena sudah membayar mahal bimbel.

"Ka Fali?" Tiba tiba suara Fani membangunkan aku dari lamunan sembari membuka gagang pintu sebagai akses masuk menuju kamarku.

Aku segera membuka mata kemudian melepaskan headset yang tadi masih tersangkut di kedua daun telinga. 
"Iya Fani? Masuk aja pintunya ngga Kakak kunci ko." Kemudian Fani segera lari kecil dan menduduki badannya di sebelahku.

"Ka Fali temenin Fani cari buku yuk? Fani mau beli buku bahan Ujian Nasional. Mama udah izinin. Makanya Fani ajak ka Fali."

"Malam malam gini? Kenapa ngga dari tadi Fani? Kan bisa minta tolong kakak."

Lakuna |Ruang Kosong Kehidupan|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang