Prolog

5.3K 189 11
                                    

Seperti suara percikan air hujan akan terdengar menenangkan jika didengar, di atap kamar.

Seperti hangat kuah mie yang tertelan dikerongkongan, seperti itulah tangan yang masuk pada salah satu saku cardigan.

Itu semua hanya mengalihkan ucapannya agar tidak mengumpat akibat terjebak di supermarket dengan hujan deras.

Sepatu putih tidak berarti itu dia ketuk-ketukan pada lantai yang sedikit terkena ciptratan air hujan. Langit semakin gelap, dan gadis malang ini masih menunggu supir.

Sebuah lampu menyorot padanya hingga mata gadis itu menyipit.

Dan tanpa sadar, seseorang berlari setelah memakirkan motor, mungkin orang itu juga tidak egois untuk menerobos hujan.

Tapi detik berikutnya, tepukan pelan di bahu membuatnya menoleh dengan cepat.

"Jadi, lo bisa nyembuhin luka gue?" Tanyanya dengan suara berat, tapi begitu sopan masuk ke indera pendengaran.

Tebaklah ekpresi gadis itu.

Tentu saja terkejut, bukan terkejut akibat orang asing. Namun, seseorang yang sejak pertama ingin selalu dia lihat.

"Orang-orang sering beruntung karena pernah dibantu sama lo, bisa buat buktiin itu?"

Cowok itu semakin menipiskan jarak, hingga tidak sadar, bahwa sekarang kakinya menyuruh untuk mundur. Namun, dia tidak lakukan itu karena tubuhnya terlalu kaku.

"Kalau gitu setuju. Lo penyembuhnya." Ucapnya sambil menarik tubuh ramping ke dalam pelukan hangat.

Jika tidak peduli disebut berlebihan, detik itu juga, dia ingin memberhentikan waktu.

TO BE CONTINUED

Setelah berdebat panjang, dan merevisi bolak-balik aku memutuskan untuk merubah semua alurnya.

Tapi semoga masih aman untuk dibaca :)
 

BAD ANGLE [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang