Dress putih yang sedikit noda sudah menjelaskan bagaimana perasaanya kali ini. Kuas yang digenggam sudah jatuh mengenaskan, mata cantik itu sedang menimang-nimang gambaran didepannya. "Hidup gue semakin berjalan maju, tapi kenapa perasaan tetep tinggal dibelakang. Kalau kata peramal Aruna si sama kaya ind*mie yang nyakitin bisa bikin usus buntu tapi tetep aja dinikmatin jam 12 malem."
Casey memutar tubuhnya dengan dramatis, "Difinisi kamu nyakitin tapi enak. Sama kaya kopi yang tiap hari gue minum, yang katanya ga baik buat lambung tapi tetep aja gue minum buat ngerjain deadline."
"Umur lo juga makin berkurang, lo ga ada niatan langsung nikah sama duda tajir kemarin yang lamar pake acara jongkok itu?" Pertanyaan sialan dari Unna membuat Casey mendengus geli.
"Umur gue masih 23, masih terbilang remaja yang labil, walaupun kalau naik dikit udah dicap jadi perawan tua kata emak gue yang mulutnya panas, tapi terlalu sayang kalau dikritik balik."
Unna tertawa, tangan lentiknya menyibak rambut kebelakang, hendak mengeluarkan suara tapi pintu terbuka lebar dan menampilkan seorang laki- laki tampan sedang berdiri kaku seperti,
manekin.
"Ternyata gue salah, ada yang lebih wah dari lukisan gue."
"Dan ternyata orang yang berdiri disana adalah orang yang bakal jalan kearah gue."
Casey benar, orang seperti patung itu berjalan kearah Casey sambil menyerahkan lukisan bergambar seorang laki-laki dengan wajah berlebihan jika disebut babak belur.
Unna tidak peduli, dia mengambil lukisan seorang penari yang dia lukis sendiri, tapi ketika ingin pergi dihadapan dua orang yang tidak menganggapnya seperti orang, Unna melempar buku tepat sasaran--
Mengenai punggung tegap lalaki yang sedang memunggunginya. Belum sempat mengeluarkan protes, Unna lebih dulu membanting pintu dan berteriak "kalau butuh temen curhat hubungi telpon yang tertera di buku." dan tidak lupa gelak tawa yang menyebalkan.
Casey menutup mulutnya menahan tawa yang tertahan.
"Seperti itu kalau lo jatuh cinta tapi orang itu maju mundur buat kasih kepastian, Unna emang aga gila diumur yang ke 21, tapi cukup oke diajak kenalan." Casey mengedipkan mata.
Leo mengamati buku yang sudah ada digenggamannya, "bukan punya gue."
Casey menerima uluran buku itu, "Untuk ukuran lo yang terlalu naif and hidupnya gitu-gitu aja tanpa kemajuan, lo boleh coba berhubungan sama Unna. Siapa tau berubah kalau malam minggu ga dikamar atau cuma jalan-jalan diruang tamu."
Leo berdecih, tanpa mengalihkan pandangan dari Casey.
"Lo yang paling sulit untuk gue ajak jalan sama-sama, karena trauma buat membangun hubungan. Dan sekarang lo lagi coba buat jodohin gue, hanya karena lo ga bisa bales perasaan yang gue punya."
Oh oke. Itu kalimat terpanjang dari seorang Leo.
"Unna hampir kehilangan dirinya sendiri karena cinta yang ga pernah ada ujungnya, dan gue ga mau jadi salah satu orang yang sama hanya karena jatuh cinta."
Leo tersenyum miring, "Kayanya gue mempertimbangkan tawaran lo deketin Unna, gue ikutin dia sebagai pelampiasan." Bisik Leo tepat ditelinga Casey.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ANGLE [REVISI]
Romance"Gue satu-satunya orang yang akan liat lo dari sudut pandang yang berbeda." Copyright© 2020 Jangan di plagiat ya🙂