K & L ~ 3

157 65 138
                                    

Siklus cinta
Mengagumi dalam diam
Mendekati dengan berani
Memiliki dengan yakin

🔹️🔹️🔹️

Waktu terus berjalan. Langit yang berwarna gelap kini telah berubah menjadi cerah beserta kicauan burung yang  mengiringinya.

Sementara, dibalik selimut itu seorang gadis cantik masih tertidur dengan nyenyak.

Tok tok tok

Farah mengetuk pintu kamar Rinda dan berteriak sedari tadi untuk membangunkannya. Namun, tak ada sahutan dari dalam. Farah memutuskan untuk masuk kekamar anaknya.

“Rin bangun nanti kamu telat” Farah menggoyang-goyangkan tubuh Rinda tapi mata itu tak kunjung terbuka.

Lalu, Farah membuka korden yang ada di jendela kamar Rinda agar angin segar dipagi hari masuk kedalam kamar.

“Huft anak ini memang susah dibangunin”

Farah memikirkan bagaimana agar cara Rinda bisa bangun. Dan ya, ada satu ide yang terlintas.

“Rindaa udah jam 7 krg nih! Kamu telat Rin astaga!” teriak mama Rinda

Benar saja Rinda mendengarnya dan langsung gelagapan.

“Ha apa?telat?udah mau jam 7?”

“Iya, kamu naik angkot ya mobilnya masih diservice trus papamu udah berangkat”

”Mampus, Rinda mandi dulu ma”

Rinda yang terburu buru berjalan kearah kamar mandi, membuat Farah tak bisa menahan tawanya.Padahal kenyataannya, papa Rinda masih mandi dikamarnya.

“Morning ma” ucap Rinda yang  sudah siap dengan seragam sekolahnya pun turun dengan tergesa gesa

“Morning sayang, sini sarapan dulu” ajak mamanya

“Enggak  deh ma, Rinda buru buru, assalamualaikum” pamit Rinda

“Waalaikumsalam hati hati nak” Setelah mengucapkan itu Farah tertawa sendiri karna berhasil membohongi anaknya.

***
“Berangkat sekarang ah” ujar Ray pada dirinya sendiri.

Entah darimana Ray ingin berangkat kesekolah pagi ini. Biasanya, Ray selalu berangkat telat karna malas untuk kesekolah.

Berbeda dengan Rinda yang sedang menunggu angkutan umum yang tak kunjung melintas.

“Anjir gue keburu telat kalo gini”
umpat Rinda

Ray  mengendarai motornya dengan kecepatan pelan,karna ia ingin bersantai dulu di pagi hari.

Hingga,matanya menangkap seorang gadis SMA dengan rambut terurai nampak sedang berdiri  didepan halte.Ray seperti mengenalinya, dan ia segera menuju ke halte itu.

Deru motor yang berdiri di depan Rinda, membuat dirinya merasa kebingungan.

“Lo!” ucap Rinda setelah mengetahui pengendara tadi membuka helmnya.

“Hai, ngapain disini”? tanya Ray

“Gue tuh sebel udah telat,angkot dari tadi ditungguin ga ada yang lewat, duh apes gue” omel Rinda sambil memajukan bibirnya

Ray tertawa pelan menanggapinya , siapa yang tidak gemas sih dengan sikap Rinda saat ini.

“Apa lo ketawa ketawa seneng ya temennya susah, udah sana mending lo pergi”

“Rinda cantik, gini ya gue jelasin yang pertama ini masih jam 6 lewat 15 menit dan yang kedua angkot disini kalau pagi jarang ada yang lewat”

“ANJIRR” umpat Rinda yang mendengar penuturan dari Ray

“Haha gemes deh jadi pen nyubit” ujar Ray sambil mencubit pipi Rinda

“Ih ray sakit lepasin”

“Iya iya maaf”

“Anjir, berarti gue diboongin dong sama mama” 

“Cantik,udah dong ngomong kasarnya”

“Ya kan gue kesel sama mama,eh tapi tadi lo bilang apa? Gue cantik?”

“Ha ma-mana ada enggak tuh” Ray gelagapan karna ia tanpa sadar memuji kecantikan yang dimiliki Rinda secara langsung.

“Ngaku lo” selidik Rinda sambil menatap lekat Ray.

Ray yang diatap seperti itu tidak tahan dan jantungnya terus berdetak kencang padahal ini masih pagi.

“Apasih lo” ujar Ray sambil  memmalingkan wajahnya.

“Cielah salting ni yee”

“Jangan gr deh, lo mau bareng gue ga mumpung gue baik”

“Em gimana ya, nanti yang ada lo ga konsen nyetirnya kalo sama gue” goda Rinda

“Yaudah gue tinggal”

Buru buru Ray menaiki motornya itu dan akan menancap gas untuk segera pergi tapi Rinda menahahannya

“Kok jahat si lo” ujar Rinda sambil menahan tangan Ray

“Yaudah naik, nih pake helm gue aja”

“Yey makasih, tapi lo?” ucap Rinda seraya menerima helm dari Ray.

“Udah pake aja”

Diperjanan mereka berdua hanya saling diam. Ray pun melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.

Tak terasa, motor yang dikendarai Ray tiba disekolah. Setelah
memarkirkan motornya, Ray melihat Rinda yang seperti kesusahan untuk melepas helmnya.

“Susah?” tanya Ray sambil tersenyum tipis

“Lo galiat gue lagi kesusahan pake ditanya”

“Makanya bilang”

Ray mendekat ke arah Rinda. Rinda menatap mata Ray begitu juga dengan Ray yang terpaku dengan pemilik mata elang ini. Detakan jantung Rinda berdegup kencang karna jarak sedekat ini.

Ray juga merasakan hal yang sama seperti Rinda. Tak berlangsung lama ia tersadar dan segera membuka pengait helm itu.

Rinda mencoba menahan gugupnya didepan Ray “Ma-makasih”

“Baru gitu aja udah gugup, gimana kalo udah”

“Udah apa?”

“Udah jadian sayang” goda Ray

Rinda kini malu, pasti pipinya merah.

“Apasih”

“Cielah merah tuh haha”

“Serah” Rinda langsung buru buru pergi dari hadapan Ray karna ia merasa malu.Tapi ada tangan yang menahannya.

“Eh tunggu” ucap ray

“Apa lagi” jutek Rinda

“Kls apa lo?”

“XI IPA 1”

Setelah menjawab pertanyaan Ray, Rinda pergi. Ray menatap punggung Rinda yang semakin jauh sambil tersenyum tipis.

Tanpa Rinda dan Ray sadari, diam diam ada yang memfoto pada saat mereka bertatapan dalam jarak yang sedekat tadi.

Mampus lo Rin haha, dan maaf ya untuk sang kapten basket ujar orang yang memfoto itu

***

KAMU & LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang