“Sejauh apapun lo lari,
gue akan ngejar lo dan dipastikan saat itu juga gue bakal mendapatkan lo”
-Ray Nanda🔹️🔹️🔹️
Ray masih bergeming di tempatnya. Terpaku dengan gadis yang berusaha berlari tuk menghindar darinya. Bukan, bukan dari seberapa jauh dia mampu untuk menjauh, namun satu yang pasti. Tawa gadis itu, membius Ray dalam diam.
Lihatlah! Bahagia begitu sesederhana ini. Dia tampak begitu senang hingga tertawa ketika guyuran air begitu deras menerpa dirinya.
“RAY KENAPA DIEM! KEJAR GUE!” Teriak gadis itu.
Ray tersenyum tipis mendengar teriakan gadis itu. Kemudian, Ray beranjak dari tempatnya. Melihat Ray yang akan menghampiri, Rinda segera menjauh agar Ray tak dapat menangkapnya dan dia masih sempatnya menjulurkan lidah kepada Ray.
Ray mengejar Rinda. Tentu saja, hanya dengan hitungan beberapa detik dengan mudahnya dia mencekal pergelangan gadis itu.
“Kena lo”
Rinda berbalik. Kenapa bisa secepat ini, Ray menangkapnya. Padahal tadi dia baru saja melihat Ray melangkah. Tapi kini tangannya sudah dicekal.
Dia berpikir agar dirinya bisa lepas dari Ray. Lalu, satu ide melintas di otaknya. “Ray Ray! Ituu-”
“Di belakang lo ada Rangga! Kayanya manggil lo tuh” lanjutnya
Bukannya menoleh kebelakang, Ray justru menatap bola mata coklat di depannya ini dengan tersenyum miring.
“Liat tuh liat! Dia beneran manggil lo Ray, gue bisa liat dari sini” Wajah Rinda dibuat semeyakinkan mungkin agar Ray percaya.
Ray maju, memperkikis jarak dengan Rinda. “Lo enggak pinter bohong Rinda. Mana ada Rangga manggil gue, orang dia udah pulang.”
Gagal sudah idenya. Dan sial, ternyata Ray tak dapat dibohongi. “Cepet banget lo nangkep gue, seharusnya nanti nanti aja dulu biar gue puas larinya” gerutu Rinda sambil memandang ke arah lain.
Ray terkekeh pelan. Lalu, dia menyelipkan beberapa helai rambut Rinda ke belakang. Rinda yang mendapat perlakuan begitu, refleks menatap ke arah Ray lagi.
“Sejauh apapun lo lari, gue akan ngejar lo dan dipastikan saat itu juga gue bakal mendapatkan lo”
“Sebagai hukuman karna lo bohongin gue, lo akan-“
“Gak, enggak ada hukuman apapun. Gue gak mau” potong Rinda cepat dengan menggelengkan kepalanya.
“Emang gue minta persetujuan dari lo?”
Rinda mengangkat dagunya berlagak menantang Ray. Berani sekali dia terhadap kapten basket, padahal semua orang yang ada di sekolah, jika ditatap Ray saja langsung menundukkan kepalanya. “Kalau gue gak mau gimana” ujarnya sambil menyilangkan kedua tangannya.
“Gue gak minta pendapat lo”
“Gue juga gak mau nurutin apa kata lo”
“Gue gak minta penolakan”
Tidak ingin memperpanjang perdebatan yang tidak penting, Ray segera memberi hukuman terhadap Rinda.
“Ahahaha! Ray Ray” jeritan tawa karena geli. Biar saja, Ray menggelitiki pinggang Rinda sampai dirinya merasa puas.
Sementara tak jauh dari mereka, satu orang yang semula tertawa karena ulah pembahasan yang dibahas kedua temannya, tiba – tiba menghentikan langkahnya secara mendadak. Dia melihat objek yang tak jauh dari posisi tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU & LUKA
Novela JuvenilRay Nanda, si kapten basket SMA SKYLIGHT yang tampan. Laki-laki yang juga mahir menguasai jalanan dan sudah jelas hobinya ialah balapan motor. Banyak yang menjulukinya Si Mata Elang. Pesonanya yang menimbulkan aura dingin semakin menjadi idaman kaum...