Dua

12 2 0
                                    


Marcell datang ke rumah Ocha mengendarai mobil mini cooper miliknya. Ocha segera berpamitan ke Mawar dan Acha lalu memasuki mobil Marcell.

"Kita mau jalan kemana, Cell?" tanya Ocha membuka pembicaraan.

"Habis gini kita makan terus jengukin Zack yuk," Ocha mengernyit.

"Zack? Kenapa dia?" ujar Ocha yang seakan ingat kejadian yang ia ceritakan ke Acha.

"Zack barusan kecelakaan di perempatan. Gue baru tahu, sumpah demi apapun gue kaget. Masih ada aja yang nggak suka sama Zack," timpal Marcell.

"Terus anak anak udah pada jengukin?"

"Radja, Nathan, Galih, Radit, Michella, sama Rayana yang udah kesana yang lain otw," Ocha mengangguk paham.

***

Setelah mereka makan malam di gerai cepat saji, Marcell dan Ocha segera menuju ke rumah sakit tempat Zack dirawat.

"Zack gimana?" tanya Marcell ke Galih.

Galih menggeleng lesu, "Dia koma dan kepalanya terbentur keras."

Ocha yang mendengarnya langsung menutup mulutnya karena kaget, "Beneran, Chell?"

Sekarang Michella pun mengangguk lesu. Lalu, datanglah Vira, Rasha, Rania, Refal, dan Andy ke rumah sakit. Vira langsung berlari dan menangis. Begitu pula untuk kekasih Zack-- Gigi yang datang di belakang.

"Gi, lo sabar ya. Gue emang nggak pernah tahu gimana keadaan lo sekarang. Tapi inget, lo nggak boleh salahin takdir Tuhan," Rayana mengelus pundak Gigi.

Andy mendekati Marcell, "Cell, lo ada firasat siapa yang nabrak Zack?"

Marcell masih diam lalu datanglah Refal ke mereka, "Nggak salah, jangan jangan ini gegara Daffa, Dirga, Ari, sama Dipta. Kan emang mereka berempat punya masalah gitu sama Zack."

"Tapi gue yakin si Ervan nggak akan ngelakuin hal itu," kini Radja yang ambil suara.

Ervan yang di maksud Radja adalah Rivan.

Ocha megangguk, "Kita doain yang terbaik ajalah buat Zack. Dan semoga bisa selesaiin masalah ini sama anak dead row gimanapun caranya."

***

"Lo gila, Daf?!" Rivan mendorong bahu Daffa kasar. "Kalau Zack kenapa napa gimana?!"

"Gue udah geregetan sumpah sama tuh bocah. Yaudah, gue suruh aja Ari buat nabrak dia di perempatan," Daffa masa bodo dengan apa yang sudah ia rencanakan.

Dirga menghisap vapornya, "Lo kenapa sih, Van? Kok kayak kaget banget. Biasa aja kali."

Rivan memutar matanya jengah, "Gue emang udah upayain buat damai sama clairedox. Dan gue tahu gue nggak mampu karena kalian masih mancing!!"

Dipta menarik tangan Rivan pergi dari ruangan itu. Lalu, Dipta membawa Rivan ke garasi dan dia memdekat kearah Rivan.

"Van, gue minta maaf. Tapi, gue nggak ikut ikut soal ini. Iya emang gue sahabatan sama mereka bertiga. But, lo harus tahu kalau gue nggak pernah ikut hal yang nggak terpuji kayak gitu. Gue selalu dukung perdamaian sama clairedox."

"Emang yang membuat kita berselisih kan awalnya ya si buaya itu," Rivan berdecak.

Buaya yang dimaksud Rivan adalah Daffa. Memang semua orang tahu kalau Daffa adalah seseorang lelaki fakboi yang wajahnya juga pas pasan dan selalu sombong. Tak kalah juga dengan Ari. Mereka berdua di panggil dengan panggilan yang jelek oleh warga SMA 21.

"Gue gemes banget sama Daffa pengen gue usir dari sini," Dipta mau masuk segera ditahan tangannya oleh Rivan.

"Cara yang bisa di tempuh biar bisa damai sama clairedox ya dengan satu cara," ucap Rivan.

Trouble LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang