Beware :
Long chapter ahead!
Semoga kalian sukaHappy reading
.
."Terhapus?" Direktur Kim menaikkan alisnya.
"Benar, Direktur."
"Bagaimana kejadiannya?"
"Jadi kemarin malam kami sudah selesai mengerjakan materi presentasi. Saya menyuruh Jimin ssi pulang karena memang sudah larut malam. Sebenarnya Jimin ssi tidak mau pulang, tapi saya memaksanya karena dia kelihatan lelah."
Jimin yang sedari tadi menunduk mengangkat kepalanya, memandang heran kepada Min Yoongi. Bukan begitu ceritanya.
"Jadi setelah Jimin ssi pulang, saya berniat untuk mem print. Kesalahan saya adalah tidak memperhitungkan bahwa saya juga sangat lelah, sehingga tertidur dan tanpa sadar tampaknya saya menekan tombol Delete. Pada saat saya terbangun, file itu sudah terhapus dan tidak cukup waktu untuk membuat ulang semuanya." Yoongi bercerita.
Jimin ternganga, kenapa Yoongi berbohong? Sudah jelas Jimin yang bersalah, bukankah lebih mudah bila Yoongi menimpakan semua kepadanya?
Presentasi hari ini berlangsung buruk sekaligus baik. Buruk karena hilangnya file Marketing Plan yang asli sehingga Yoongi berinisiatif untuk menggunakan proposalnya yang dulu dipakai saat beradu debat dengan Jimin. Proposal Yoongi dulu itu tidak buruk tapi tentu saja tampilan dan isinya tidak sebagus dan selengkap Marketing Plan yang terhapus itu.
Baiknya, Yoongi mampu melakukan presentasi dengan luar biasa di hadapan para pemegang saham. Hampir semua peserta meeting sangat terkagum-kagum dengan Marketing Plan yang Yoongi bawakan. Pada akhir meeting, para pemegang saham memberi ucapan selamat kepada Direktur Kim sekaligus merasa optimis bahwa tahun depan akan menjadi tahun yang lebih baik.
Meskipun demikian, beberapa peserta menyatakan rasa kecewa terhadap materi presentasi yang dianggap tidak representatif untuk acara sepenting ini. CEO Kim bahkan secara terang-terangan mencela Yoongi dan menyindir Kim Namjoon di hadapan peserta meeting lainnya.
Sindiran sang ayah memang diucapkan sambil bercanda, namun tidak pelak bagaikan tamparan yang sangat keras di wajah Direktur Kim. Ia dianggap tidak becus mengurus pekerjaan anak buahnya. Setelah meeting berakhir, ia langsung memanggil Yoongi dan Jimin ke ruangannya untuk menjelaskan semua.
Direktur Kim memijat pelipisnya, "Min Yoongi ssi, itu adalah alasan paling bodoh yang pernah saya dengar. Anda yakin tidak ada sebab lain lagi selain ketiduran?" Kini dia melirik Jimin, yang dilirik menundukkan kepalanya lagi.
"Itu saja, Direktur. Semua kesalahan saya, saya akan menerima konsekuensinya." Yoongi berkata yakin.
"Jimin ssi, ada yang ingin anda sampaikan?" Kim Namjoon sekarang benar-benar melihat Jimin.
"Aa..aa.." Dalam kebimbangan, Jimin melirik Yoongi. Pria blonde itu menatapnya dan menggelengkan kepala dengan samar.
"Park Jimin ssi tidak tau apa-apa, Direktur. Saya yang bertanggung jawab." Yoongi yang menjawab untuk Jimin.
Mata Jimin melebar. Apakah Yoongi mau membunuh kariernya sendiri?
Dia sudah siap bila Yoongi mengadukan ulahnya pada Direktur Kim. Jimin akan balas mengadu bahwa Min Yoongi memang sudah ceroboh meninggalkan pekerjaan sebelum benar-benar tuntas. Dengan begitu, walaupun Jimin akan mendapat sanksi tapi dia puas sudah menghancurkan presentasi sekaligus kenaikan jabatan Yoongi sebagai KaBag.
Tapi yang terjadi malah Yoongi yang menutupi kejahatan Jimin, dan mengambil tanggung jawab sepenuhnya. Jimin tidak tau harus berbuat apa.
Direktur Kim memandang sekali lagi ke Yoongi lalu ke Jimin, lalu menghembuskan nafas panjang, "Baiklah kalau begitu, kita beruntung hari ini semua berjalan baik pada akhirnya. Tapi karena anda sudah ceroboh, tetap saja harus ada sanksi, Yoongi ssi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Benci (Jadi) Cinta
Fanfiction"Sialan kau, Min Yoongi!!!" Jimin berteriak keras-keras, entah sudah yang ke berapa kalinya malam itu. Tangannya meninju bantal, kaki menendang ke udara. Mendadak sebuah ide terlintas di kepalanya, dia harus balas dendam. Bagaimanapun caranya, Jimin...