Kesan pertama yang kudapatkan darimu adalah menarik
Bukan mendorong***
Happy masuk ke kelas barunya dengan didampingi Kumala di sampingnya. Sudah banyak murid yang berada di kelas. Mayoritasnya Happy sudah kenal wajahnya walau tak tau namanya.
Kesan pertama yang dia dapatkan begitu menginjakkan kaki di kelas adalah hawa horor dan tatapan mengintimidasi dari segala penjuru kelas. Dia berpikir, mungkin ini adalah efek karena dulu dia adalah anak 11 Ipa 4 yang memang terkenal dengan biang keladi dari keributan.
Namun Happy tak mau ambil pusing, dia langsung mencari tempat duduk yang pas, yaitu di bangku barisan nomor 4 bagian kanan. Dia sempat bingung kenapa di belakang bangkunya ada satu meja dan satu kursi tambahan. Tapi entahlah, siapa yang peduli.
"Kok gue ngerasa ngeri ya Py kita masuk ke kelas unggulan. Padahal dari dulu kan impian gue masuk kelas unggulan, tapi gue udah kangen aja sama suasana kelas kita dulu," bisik Kumala.
Happy memperbaiki posisi duduknya, menyandarkan punggungnya ke tembok yang dingin, karena menurutnya itu adalah posisi paling wuenaak.
"Iya, La. Gue juga ngerasa gitu. Tapi ya sudahlah, mau gimana lagi. Bentar lagi udah UN, siapa tau dengan pergaulan anak pintar kita dapet ketularan pinter," begitulah Happy, tak mau ambil pusing perkara yang menurutnya tidak penting.
"Iya siih. Tapi gue masih heran, kok bisa ya kita masuk kelas unggulan?"
"Mana gue tau. Bejo mungkin," kata Happy yang kini hendak memposisikan kepalanya hendak rebahan di atas meja.
"Bejo?" tanya Kumala mengernyitkan dahinya.
"Beruntung maksud gue. Ya udah gue mau merem bentar, dini hari tadi tidur gue diganggu si cecunguk Utara. Kalo ada guru bilang, ya." kata Happy yang sudah memejamkan mata.
Kumala mendengus kesal, temannya yang satu ini memang si ratu molor. Kenyang dikit langsung ngantuk. Kena angin dikit langsung merem. Denger lagu melow dikit langsung ngorok. Menyebalkan memang.
Bel masuk berbunyi padahal belum genap 5 menit Happy memejamkan matanya. Happy menguap lebar. Dia segera merapikan posisi duduknya dan mengelap wajahnya yang kusut.
Tak lama, Bu Untari, guru Bahasa Indonesia masuk kelas. Yang membuat kedatangannya menarik perhatian adakah di belakangnya ada seorang cowok jangkuk berjalan mengikutinya. Senyum manis tak lupa bertengger di wajahnya yang kebule bulean.
Happy tak peduli. Yang dia pikirkan hanya satu, semoga hari ini nggak langsung pelajaran, itu saja.
"Selamat pagi anak anak," sapa Bu Untari.
"Selamat pagi, bu" jawab siswa serempak.
"Baik.. Selamat datang kembali di sekolah. Di kelas XII Ipa 1 ini, saya ditunjuk yang akan jadi wali kelas kalian. Di awal semester ini, ibu harap semangat belajar kalian nantinya meningkat, mengingat ini adalah masa kalian menginjak di kelas 12. Dan, bla bla bla..."
Bu Untari terus memberikan wejangannya dan nampaknya dia melupakan bahwa ada seorang murid berdiri di sampingnya yang senyumnya kini sudah mulai luntur karena bosan.
"Baiklah, mungkin hanya itu saja yang bisa ibu sampaikan pada kalian," kata Bu Untari lalu beliau mengambil nafas panjang sejenak.
Dalam hati Happy menggerutu, "Itu saja dari hongkong, padahalkan dia udah nyerocos sekitar 15 menit tanpa henti,"
Bu Untari melirik ke arah cowok di sampingnya lalu melanjutkan berkata,"Oh ya, kita kedatangan murid baru. Dia pindahan dari SMA di Bali. Ibu harap, kalian dapat bergaul dengannya dengan baik. Baik, Reece, perkenalkan dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Again • New Hope Club
FanfictionHai. Aku Happy. Dan aku bahagia. ~Happy Melihatmu bahagia, itu saja sudah cukup. ~Utara Aditya Aku tulus menyukaimu. Itu yang harus kau tahu. ~Reece *** Ini mungkin bukan cerita romantis idaman seperti Rangga Cinta, Nathan Salma, Atau Dilan Milea. I...