"Lo gak ada kegiatan lain, Nad?"
Nadi senyum terus ngegeleng.
Sekarang ini Nadi lagi ada di kamar Kia. Setelah pulang sekolah, mandi dan ganti baju, dia langsung caw ke sini. Saking niatnya sampe bawa piring makannya sekalian.
"Kalo pun ada, prioritas gue tetap diduluin yang ini sih. Urgent banget."
"Ngawur. Btw beneran gak mau nambah nasi?" Tanya Kia, nunjuk piring kinclong di dekat kaki Nadi.
"Nasi doang ga mau gue."
"Yaudah."
Nadi nunduk, ga lagi liatin Kia yang asik ngunyah keripik. Kia jadi heran.
"Woi, urgent lo tuh apa sih?"
"Lo berangkat sama Jaden tadi pagi?"
Kia berhenti ngunyah, jadi nahan senyum.
"Lo suka lagi, Ki?"
"Gue gak pernah berhenti, Nad." Kia angkat bahunya.
"Anjas!"
Kia nyengir.
"Tapi lo ga pernah cerita lagi semenjak masuk SMA. Udah dua tahun yang lalu. Gue kira udah ngga."
Oke, biar Kia kenalin sekali lagi siapa Nadi. Dia sahabat sekaligus tetangga Kia sedari kecil. Bunda mereka sahabatan, jadi ya mau gak mau meskipun sikap mereka bertolak belakang banget pas kecil dulu, tetep diakrab-akrabin aja, yang hasilnya malah bisa klop sampe sekarang.
Dulu waktu kecil, watak Kia dan Gio gak ada bedanya. Sama-sama tertutup, irit ngomong, cuek, dan malah cenderung ga ramah. Tapi berkat Nadi, Kia udah lumayan terbuka.
Malah sekarang rasanya Nadi bukan lagi sahabat buat Kia, melainkan saudara. Soalnya dibanding sama Gio, waktu yang Kia habisin sama Nadi jauh lebih banyak. Mereka selalu bareng-bareng dari SD (dari awal Kia yang orang Bandung pindah ke Bogor). Sementara Gio dari SD sampai kelas 1 SMP tetap tinggal di Bandung. Begitu naik kelas 2 baru pindah— yang mana waktu itulah pertama kali Gio join geng Bangtan.
Selain mereka berdua, sebenarnya ada lagi satu sahabat Kia. Namanya Njun, cowok cebol tukang ngegas yang selalu berantem gemes sama Nadi yang berakhir selalu Kia siram pake air seember. Emang udah kayak misahin kucing.
Tapi sekarang cowok itu udah ga ada.
Hal yang bikin Kia jadi sedikit balik ke sikapnya dulu. Sedikit.
Di luar selain sama Nadi dan keluarganya. Kia jadi sedikit lebih tertutup lagi.
Tapi meskipun begitu Nadi ga pernah bilang apa-apa, seakan ga notice sikap Kia yang kembali murung setelah kejadian itu. Dan mungkin itu juga yang jadi salah satu alasan kenapa Kia selalu ngerasa nyaman dan bebas di deket Nadi.
"Gue aja gak pernah liat dia selain di sosmed, bingung juga mau cerita apa."
"Tapi kok bisa?"
"Apa?"
"Dia gak kenal lo padahal lo adik temen segengnya, lo gak pernah liat dia selain di sosmednya... Tapi kok bisa lo boncengan sama dia kemarin lusa? Terus berangkat bareng ke sekolah hari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet and Miss ✓
Teen Fiction(Completed) Kalo diperhatiin siklus hidup itu simpel. Kalo masuk ya nantinya keluar, kalo naik ya turun, kalo ketemu? yaaa.. © kemalights, 2020
