prolog Diprolog

9 2 0
                                    

300 tahun kemudian

Dua pasangan suami istri yang sama-sama setengah vampir dengan huntsman tersebut tiba di pinggir danau yang telah dihiasi seindah mungkin dan terdapat meja makan yang sengaja ditata rapi nan indah untuk menambah keromantisan.

"Masih lama tidak nih?" Tanya Putri Arida dengan matanya masih ditutup oleh kedua tangan Herel.

"Hampir sampai." Jawab Pangeran Herel masih setia dibelakang Putri Arida dengan kedua tangannya menutupi kedua mata Arida.

"Kita mau kemana sih? Apa kejutannya coba sampai kamu menyuruhku memakai gaun yang kamu berikan?" Tanya Putri Arida heran.

Memang Putri Arida saat ini memakai dress indah berwarna putih dengan mode rompi.

Sedangkan Pangeran Herel menggunakan pakaian kemeja berwarna silver.

Pangeran Herel mendudukan Putri Arida disebuah kursi yang berhadapan dengan meja makan sekaligus kursi yang akan Pangeran Herel duduki.

"Sekarang kita hitung bersama-sama sampai tiga." Kata Pangeran Herel seperti memberi aba-aba.

Putri Arida hanya tersenyum mengangguk menurut.

"Satu." Hitung Putri Arida dan Pangeran Herel bersama-sama.

"Dua."

"Tiga."

Kemudian langsung Herel membuka kedua mata Arida.

Perlahan kedua mata Arida terbuka. Pertama kali lihat adalah danau yang bertebaran dengan lilin-lilin yang bergenang menerangi malam yang kebetulan terjadi gerhana bulan ditambah bertebaran bintang-bintang yang bersinar terang seakan menyambut kedatangan mereka berdua. Melihat sekelilingnya yang dihiasi hiasan yang bergantungan pada tiang-tiang kubah tempat terdapat meja makan ini.

"My Husband, kamu ... ."

"Selamat anniversary pernikahan kita ke 300 tahun." Ucap Pangeran Herel mesra. Menampilkan senyuman terindah yang pernah Putri Arida lihat.

Kedua tangan Arida menutupi mulutnya saking kagetnya akan kejutan yang suami lakukan untuknya.

Kedua tangan Pangeran Herel menarik kedua tangan Arida dan digenggam lembut.

"Terima kasih ya My Wife sudah menjadi istriku selama ini. Aku sangat mencintaimu bahkan jika maut memisahkan kita hatiku akan tetap untukmu. Kamu tetap milikku meskipun mungkin waktu saat nanti aku tidak bisa disampingmu." Kata Pangeran Herel dengan tatapan cinta tertuju pada Putri Arida.

Putri Arida tersenyum bahagia. "Aku juga sangat mencintaimu. Terima kasih telah tetap bersama denganku melewati waktu bersama denganku. Menghabiskan sisa hidupmu hanya untukku lewat ikatan abadi ini. Terima kasih."

Putri Arida berisak pelan.

"Hey, jangan nangis." Kata Herel mengusap air mata Arida.

"Aku bahagia. Wajar saja aku menangis." Balas Putri Arida.

Pangeran Herel tersenyum dan langsung memeluk Putri Arida.

Putri Arida dan Pangeran Herel menghabiskan waktu dengan acara makan romantis bersama sambil memandang permandangan keindahan danau yang diterangi puluhan lilin yang mengenangi sekitar danau.

Putri Arida dan Pangeran Herel bersulang dengan tangan yang memegang gelas merah pekat yang ternyata darah saling melingkar.

Putri Arida berusaha bersikap tenang dengan senyum manisnya walaupun entah kenapa Putri Arida tidak tahan bau darah yang terasa sangat menusuk dan bau.

Baru satu teguk Putri Arida minum tiba-tiba langsung memuntahnya.

Tangan satunya memegang mulutnya yang mulai mual.

Cinta KejutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang