07 - Girls Time 💅🏻

301 28 19
                                    

"Sunyi banget," celetuk Wanwan.

Lesley mengangguk. Cewek itu langsung mengunci pintu apartemen begitu keempat temannya itu sudah masuk.

Lesley memencet saklar lampu. Ruang tengah yang sebelumnya gelap, sekarang menjadi terang.

Carmila berdecak. "Padahal tadi bagus banget buat spot foto," gerutunya.

"Foto-foto dulu skuy." Fanny menaik-turunkan alisnya. "Matiin lampunya lagi, Ley!"

Lesley segera mematikan lampu ruang tengah, dan menyalakan lampu dapur agar tidak terlalu gelap.

"Gorden yang tebel dibuka aja. Biar cahayanya masuk lewat gorden transparan," instruksi Carmila.

Aurora menyibak gorden tebal berwarna biru tua itu. "Pintunya dibuka apa nggak, nih?" tanya cewek itu.

"Ada angin, gak? Kalo ada anginnya, buka aja. Biar gordennya melambai-lambai gitu," ucap Fanny.

"Bagus, gak? Bisa jadi foto siluet itu nanti," tanya Carmila.

Wanwan masih sibuk menggeser ponselnya, mencari posisi yang pas untuk mengambil foto. "Bentar, gue cari angle yang bagus, nih."

"Gue ada kerdus bekas, nih. Kalo kalian mau kasih kesan angin." Lesley menghampiri mereka dengan membawa potongan kardus bekas.

"Nah, sip!" Wanwan mengacungkan jempol.

Mereka sedang berada di ruang tengah, tepatnya di depan pintu balkon. Pintu dan tembok yang menghubungkan balkon dan ruang tengah memang terbuat dari kaca tebal. Di sana terdapat 2 lapis gorden untuk menutup kaca tersebut agar tidak terlihat dari luar.

Cahaya bulan dan lampu dari gedung-gedung lain menyusup ke dalam apartemen Lesley, menjadikan ruangan tersebut tampak remang-remang.

Hal tersebut digunakan oleh Carmila dkk sebagai spot foto siluet. Hasilnya pun tampak memuaskan meskipun tidak sepenuhnya berwarna gelap.

"Gue di balkon aja, lah. Biar beda," ucap Lesley.

Carmila mengangguk. Cewek itu pun mengarahkan pose Lesley agar hasilnya memuaskan.

"Noleh ke kiri, Ley. Biar rambut lo keliatan," instruksi Carmila.

Wanwan sedikit menggeser ponselnya. Cewek itu langsung memotret Lesley setelah memfokuskan kamera.

"Oke, sip!"

"Dah. Yuk ganti baju."

....

"UNO!"

Aurora mendesah lega. Hampir saja cewek itu kalah. Namun ternyata, keberuntungan berpihak padanya kali ini.

"Oke, Fanny. Truth or Dare?" tanya Aurora dengan seringai jahatnya.

Fanny memandang Aurora dengan pandangan memelas. "Em ... Truth."

"Kenapa lo terima Claude jadi pacar lo?" tembak Aurora.

Fanny memucat. Oke, ini adalah salah satu kelemahan terbesar Fanny. Perasaan cewek itu.

"Karena ...," Fanny menyusun kata-kata yang tepat di benaknya, lalu menjawab, "karena gue luluh sama perjuangan Claude."

Fanny menggigit bibir bawahnya sembari menatap Aurora gugup. Takut jika cewek itu tidak mempercayainya.

"Oke, lanjut!"

Beberapa menit berlalu. Yang tersisa adalah Lesley dan lagi-lagi Fanny. Kedua cewek itu tampak tegang, terlebih dengan adanya Carmila, Aurora, dan Wanwan yang memanasi mereka.

Please, Come Back to MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang