Voice of Midnight

2 0 0
                                    

𝘥𝘢𝘱 𝘥𝘢𝘱 𝘥𝘢𝘱

Suara derap langkah kaki terdengar nyaring di telingaku. Memenuhi selasar rumahku yang luas bak istana megah. Tak biasanya ada suara bising di bangunan ini. Karna yang ku tahu, hanya ada diriku dan beberapa pelayan yang tinggal disini.

Derap langkah itu kembali terdengar, namun dengan suara yang lebih pelan dari sebelumnya. Menimbulkan rasa penasaran yang besar di dalam diriku. Meninggalkan beberapa pertanyaan akan pemiliki suara langkah tersebut.

Aku bergerak perlahan dari tempat tidur, mengambil 𝘰𝘶𝘵𝘦𝘳 tipis yang kutaruh diatas nakas. Memaksa kaki ku untuk melangkah kearah pintu, dan mencari sumber suara yang membuatku terbangun di tengah malam.

𝘬𝘳𝘪𝘵𝘵𝘵!

Ku putar kenop pintu sepelan mungkin, hingga menampakkan lorong kamarku yang gelap tanpa adanya cahaya sedikitpun. Aku berjalan menelusuri lorong yang sepi, bertumpu pada pilar yang berdiri tegak di setiap sisi ruangan. Ku rapatkan 𝘰𝘶𝘵𝘦𝘳 tipisku karna malam ini terasa sangat dingin, cukup menusuk hingga ke tulang.

Suara langkah yang ku dengar tadi perlahan menghilang, tergantikan dengan alunan musik yang menenangkan. Perlahan ku turuni satu demi satu anak tangga hingga membawaku sampai di depan ruangan dengan pintu yang begitu besar.

'Sebuah pintu? Aku tidak pernah tau ada ruangan disini.' batinku.

Aku memberanikan diri untuk mendekat kearah pintu tersebut, menempatkan telingaku ke dinding pintu yang dingin. Ku dengarkan dengan seksama setiap alunan musik yang mengalun. Siapa di dalam? Apa yang dia lakukan tengah malam seperti ini? Pertanyaan demi pertanyaan terus berkeliaran di dalam benakku.

Aku mencoba untuk mengintip dari lubang kunci, melihat siapa yang ada di dalam. Saat pintu itu terbuka dan menampakkan seorang lelaki dengan perawakan tinggi tengah berdiri dan menatapku datar. Aku terlonjak kaget sehingga kehilangan keseimbanganku dan jatuh terduduk.

"Si-siapa kamu?" ucapku terbata.

Lelaki itu perlahan mendekat dan berjongkok di depanku. Mengulurkan tangannya dengan pasti "Perkenalkan, namaku Hwang Hyunjin."

"Apa yang kamu lakukan dirumahku?"

"Ah sepertinya kau belum menerima kabar."

"Kabar.... apa?" tanyaku bingung.

'𝘦𝘩𝘦𝘮'

Lelaki itu berdeham. Aku menemukan sebuah kegugupan dari suaranya saat ia berkata "Mulai hari ini, aku akan menjadi pendamping mu, tuan putri."

Lelaki itu tersenyum manis dengan lekukan mata yang menyipit bak bulan sabit. Wajahnya begitu tampan dan manis di saat bersamaan, berbeda dengan kesan dingin yang ku dapati sebelumnya. Cahaya bulan yang terpancar dari jendela di belakangnya menambah kesan tampan dari diri lelaki yang mengaku bernama Hwang Hyunjin itu. 

Aku hanya terdiam menatap kearahnya yang sedang tersenyum manis kepadaku. Sepertinya aku telah tersihir oleh senyuman manis itu. Aku tidak tahu apakah ia hanya bergurau, atau yang diucapkannya adalah sebuah kebenaran. Entahlah. Namun satu yang ku tahu. Mungkin aku telah jatuh cinta kepadanya.




                                       ....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

30 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang