Dadakan

111 15 39
                                    

•Dadakan

"Kamu tinggal nunggu, atau saya yang nunggu?"

"Saya lagi makan, bapak ngomong mulu ish. Nanti kalo saya kenapa-kenapa, bapak mau tanggung jawab ha?" Sheren melotot kan matanya.

"Masya Allah, cantik dan lucu sekali dia." Yusuf melirik tajam kearah Sheren berbeda dengan hatinya yang kini sedang meronta-ronta betapa lucunya Sheren.

Sheren sudah malas sekali untuk menanggapi perdebatan ini.
"Iya. Jangan lama-lama."

Yusuf pun tersenyum dan segera meninggalkan Sheren.

"Woi!" Ucap seorang pria disamping Sheren.

"Ngapain lo do?" Tanya Sheren cuek

"Ck, katanya gue denger-denger lo ga mau deket sama tuh guru?" Sindir Rido

"Iya emang."

Rido menyeritkan keningnya.
"Terus tadi?" Tanya nya dengan nada menekan.

Sheren sedikit maju, mendekat kearah Rido. Sheren berdecak pinggang dan tersenyum miring kearah Rido.

"Ck. Lo siapa?" Sorotan mata Sheren kini mulai menajam.
"Dan asal lo tau, gue emang ga suka sama tuh guru. Gue cuma ada perlu dan itu penting. Paham lo sekarang?" Sheren pun segera meninggalkan Rido dengan tatapan tajam, dia juga menyenggol bahu Rido dengan kencang.

"Stupid!"

***

"Lama ya? Maaf" Sahut Yusuf ketika sudah sampai diparkiran.

Sheren hanya diam, tak menjawab bahkan mengekpresikan wajahnya pun tidak. Datar-datar saja.

Yusuf pun segera menaikan motornya.
"Naik" Ucap nya dengan menyodorkan helm untuk Sheren.

Sheren pun segera mengambil helm dan memasangkannya. Sedikit kesulitan ketika Sheren ingin mengunci bagian helm nya.

"Sini"

Sheren pun mendekat tanpa sepatah kata apapun.

"Udah, naik cepetan"

Ketika motor besar milik Yusuf melewati gerbang, banyak pasang mata mengarah kearahnya.

"Eh pak Yusuf, sama siapa tuh?"

"Anjir dia bonceng siapa itu ish"

"Anjing suami gue"

"Astagfirullah apa itu"

Sheren mendengar semuanya, tapi dia memilih untuk menutupi setengah wajahnya dengan gardigan.

Namun disisi lain ada seorang wanita berhijab yang tengah menatap Yusuf dengan tatapan bingung, dan sedikit rasa kesal.

"Sama siapa Pak Yusuf? Bukankah dia orang yang Sholeh dan tidak mau mendekati wanita yang bukan mahram nya." Ucap nya dengan nada pelan

"Astagfirullah, pikiran apa ini ya Allah. Maafkan hamba, hamba tidak berniat menjelekan Pak Yusuf dan wanita tadi. Ampunilah hamba ya Allah" wanita itu kini buru-buru mencari ojek terdekat, dia ingin sekali sholat dan meminta ampunan kepada Allah.

Sepanjang jalan pun, tidak ada suara antara mereka berdua. Bahkan hampir semua dikuasai oleh pemilik jalan lainnya.

"Terimakasih Pak" Sahut Sheren dengan melepaskan helmnya dan menyodorkannya ke Yusuf

"Iya, kamu jangan lupa kerjakan PR dari saya. Itu penting" Suruh Yusuf dengan nada dingin

"Ya"

"Kamu kok pucat?" Tanya Yusuf yang tengah memperhatikan raut wajah Sheren.

Maq'mumkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang