Sinar matahari terlihat menembus jendela kamar seorang gadis yang kini masih terlelap setia berada dalam alam mimpinya. Kicauan burung pun tak mampu mengusik tidurnya yang lelap. Bahkan bunyi alarm sejak tadi tak membuatnya merasa terusik.
"Jung Eunha! apa kamu sudah bangun?" Ohh tidak, itu suara teriakan bunda.
"Tentu saja!!" teriak Una
Segera saja Una bangun dengan cepat dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi. Jangan sampai bundanya mengetahui jika ia belum bersiap sama sekali. Bisa-bisa ia akan dapat pidato panjang pagi ini.
Tak memerlukan waktu yang lama, Una kini telah siap dengan seragam sekolahnya. Lalu segera memasukkan buku dan perlengkapan lainnya kedalam tas. Tak lupa ia memoles sedikit wajahnya agar tidak terlihat pucat.
"Woahh..Jung Una kau terlihat cantik" ini rutinitas paginya, memuji diri sendiri didepan cermin.
Setelah selesai dengan kesibukannya mengurus perlengkapan sekolahnya, ia segera turun menuju meja makan sebelum bunda memanggilnya lagi dengan teriakan merdunya.
"Kenapa lama sekali?" tanya bunda
"Hehe.." sementara una hanya membalas dengan cengirannya
"Kapan kamu akan dewasa Jung Eunha?! Berhentilah merepotkan bunda dan ayah"
"Dengar itu Jung Eunha.. bersikaplah dewasa jangan pertahankan sikap manjamu itu, ingat kau adalah pewaris perusahaan ayah nak" ucap Ayah
"..."
"Jika besok seperti ini lagi maka kau akan dapat masalah, mengerti?"
"Iya bunda" hanya itu yang bisa ku jawab, lebih tepatnya hanya itu jawabannya
"Selesai sarapan langsung berangkat kesekolah, bunda dan ayah akan berangkat kerja"
"Iya bunda"
"Berusahalah lebih keras lagi agar kau bisa sukses.. bunda dan ayah melakukan ini karena menyayangimu" selepas berkata seperti itu, bundanya pun pergi meninggalkannya
Ia pun harus berangkat sekarang, jangan sampai ia telat. Selalu saja seperti ini. Una muak dengan suasana pagi dirumahnya, semua hanya ada percakapan tentang bisnis dan nilai nya disekolah.
Orang tuanya tak pernah ada yang bertanya apa ia baik-baik saja atau apa dia sedang ada masalah.
Ingin sekali ia memiliki kehidupan seperti teman-temannya yang lain. Mereka bebas melakukan apa saja, sementara dia? Sudahlah..
"Paman aku akan berangkat sendiri"
"Biar saya antar non"
"Una lagi pengen naik bus"
"Tapi nyonya bilang kalau non una harus saya antar" ujar sang supir keluarga
"Baiklah paman" jika itu ucapan bundanya maka Una tidak bisa menolak atau dia akan dapat masalah.
"Baik una rilex dan jangan dipikirkan..nanti lo bisa kriput" batin Una
•••
✓Jangan lupa vote and komen💜
