Mengapa?
Mengapa Mataku masih tertutup tak mampu memandang dunia seperti para Ulama memahami kehidupan?
Mengapa Telingaku tak mendengar jerit tangis yang tertutup tawa bahagia?
Mengapa Mulutku masih mengucapkan janji manis yang kadang tak bisa terpenuhi meski ku tau itu karena takdir berbeda?
Mengapa Tanganku masih saja lemah? Lelah dalam memberikan tenaganya untuk membantu semua orang yang membutuhkannya?
Mengapa Kakiku masih saja mengeluh saat ku pacu untuk mendekati impianku?
Mengapa?
Mengapa itu terjadi?
Mengapa Kepalaku masih tak mengakui bahwa tubuh ini telah banyak berdosa? Seberapa besar kuasamu hingga kau melalaikan Panggilan-Nya?
Mengapa Hati kau tak mampu melemah seperti dulu? Ataukah dosa telah mengeraskanmu?
Mengapa ini terjadi?
Mengapa?
Bantul, 10 Apr 2020
Fadiz
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Kata yang Berbicara
Cerita PendekDisini kata disana kata. Disambung menjadi kalimat. Disini saya mencoba mengungkap rasa. Semoga menjadi suguhan yang nikmat.