"Hai Sehun, akhirnya kita bertemu."
Suaranya yang husky membuatku terpana. Dan untuk sesaat aku tidak dapat mengucapkan apa-apa.
"H-halo, Chanyeol. Senang bertemu denganmu," aku merutuki diriku sendiri. Mengapa aku harus tergagap? Oh Sehun bodoh.
Chanyeol tersenyum dengan tampan. "Mari, kubantu membawa tasmu."
"Tidak perlu, Chanyeol. Ini tidak berat."
Kemudian kami berjalan menuju vespa Chanyeol yang terparkir di depan pelabuhan.
"Apakah kamu sudah lama menunggu?" Aku memulai percakapan dengannya.
"Tidak, aku baru saja tiba saat aku mengirimimu pesan bertanya apakah kamu sudah tiba tadi."
"Aaah, baguslah."
Selanjutnya kami berjalan dalam diam.
"Perkenalkan, ini Mani, vespa tercintaku yang akan mengantarmu berkeliling selama berada di pulau Bubu." Chanyeol memperkenalkan dengan bangga. Aku hanya bisa tertawa mendengarnya.
Aku menerima helm dari Chanyeol dan menggunakannya. Kemudian kami mengendarai vespa Chanyeol menuju ke rumahnya. Chanyeol mengendarai vespanya dengan kecepatan rendah, sehingga aku bisa menikmati pemandangan di pulau ini dengan baik. Sesekali Chanyeol menjelaskan tempat-tempat yang kami lalui. Aku melihat Chanyeol bertegur sapa dengan beberapa orang.
"Kamu mengenalnya Chanyeol?"
"Iya, dia pemilik toko langgananku."
"Dimana tempat kerjamu?"
"Tidak jauh dari pelabuhan tadi. Tapi kita tidak melewatinya. Besok-besok akan aku tunjukkan dimana penginapan tempatku bekerja."
Kami berkendara makin jauh dari pelabuhan, dari kota yang cukup ramai bangunannya, sampai ke daerah dimana bangunan-bangunannya cukup renggang, dan banyak tanah lapang dengan berbagai macam tumbuhan.
"Rumahku berada sangat jauh dari pelabuhan. Orang-orang berkata rumahku ada di ujung dari Pulau Bubu."
"Aku perhatikan daerah sekitar pelabuhan cukup ramai. Bangunan berdekatan satu sama lain, bisa dikatakan itu adalah kotanya. Semakin kita menjauhi daerah kota, semakin jarang juga bangunan-bangunanya ya?"
"Iya, seperti itulah. Jauh berbeda dengan Seoul, bukan?"
"Berbeda sekali, tapi aku sangat menikmati suasana ini."
Aku memperhatikan bagaimana Chanyeol mengemudi. Dia melepaskan tangan kirinya dan meletakkannya di pahanya, dengan demikian ia hanya mengandarai vespa ini dengan tangan kanannya. Santai sekali, seakan-akan berkata bahwa ia memang mahir mengendarai vespa kesayangannya itu.
"Berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk mencapai kota dari rumahmu, Chanyeol? Satu jam?"
Aku menanyakannya karena sudah cukup lama kami berkendara, namun rumah Chanyeol belum juga nampak.
"Hmmm, tidak juga. Hanya sekitar 45 menit, bahkan aku bisa mencapainya dalam waktu 30 menit."
"Sungguh? Tapi perjalanan ini tampak lama..."
"Hahaha. Ini bukan kecepatan berkendaraku yang biasa. Biasanya aku melaju lebih cepat, aku melambatkannya karena aku sedang memboncengmu, Sehun. Apakah kau lelah?"
"Tidak, aku baik-baik saja."
"Tahan sebentar ya, kita sudah dekat kok."
"Iya, Chan. Santai saja."
Tidak lama kemudian kami sampai di rumah Chanyeol. Rumah-rumah disini semuanya tanpa pagar, dengan halaman depan dan belakang yang luas.
Chanyeol masuk lebih dahulu ke dalam rumah. Aku mengikutinya dari belakang. Begitu masuk ke rumah, terlihat seorang wanita paruh baya dengan senyum semanis milik Chanyeol menyambut kami di ruang tengah. Aku tahu dari senyumnya bahwa ia adalah ibu Chanyeol. Chanyeol menyapanya, kemudian giliranku. Aku menundukkan badanku kemudian menjabat tangannya, namun wanita itu justru menarikku dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vacation
FanfictionBagi orang pada umumnya, liburan berarti mengunjungi tempat-tempat wisata. Kali ini, aku akan menceritakan kisah lain dari sebuah liburan.