Hari ketiga aku menginap di rumah Chanyeol jatuh pada hari minggu. Baekhyun Hyung libur, jadi Chanyeol memutuskan bahwa kami sekeluarga akan berjalan-jalan dari pagi. Eeerr, maksudku Chanyeol sekeluarga, ditambah aku sebagai tamunya.
"Wooaah, Baekhyun Hyung memasak?" Aku bertanya takjub ketika melihat sosok pria mungil itu sedang berkutat di dapur.
"Selamat pagi juga, manis. Kamu belum mengenal Hyung tampan ini berarti. Aku jago memasak, lho. Dan aku lah yang menjadi koki di rumah ini setiap kali libur. Sebenarnya aku mau saja memasak setiap hari, tapi aku kan harus pergi bekerja, jadi urusan dapur aku serahkan pada Ibu mertua dan istriku tercinta." Sekarang aku tau darimana Gunhoo mendapatkan sifat ceriwisnya. Rupanya menurun dari sang Ayah.
"Apakah aku boleh membantu, Baek Hyung?" Aku berjalan mendekati Baekhyun Hyung.
"Tidak usah, manis." Baekhyun Hyung mendekat padaku dan mencubit daguku gemas. "Kamu duduk saja di meja sana, lihat kemampuan Baekhyunnie yang tampan ini dalam mengolah bahan makanan menjadi masakan hebat. Bravo, aku jamin kamu akan ketagihan masakanku."
"Aku ini tampan Hyung, bukan manis." Tanpa sadar aku memajukan bibirku.
"Aduh bibirnya." Dan Baekhyun Hyung menepuk jari telunjuknya pelan ke bibirku. "Jangan seperti ini, nanti ada yang khilaf melihatmu." Lalu dia terkikik sendiri. Baekhyun Hyung memang aneh.
"Tanyalah pada seisi rumah ini, mereka akan setuju kepadaku mengenai wajah putihmu itu." Kurasa aku tidak akan menang adu mulut dengan Baek Hyung, jadi aku memilih diam dan memperhatikannya memasak.
Setelah berkutat beberapa waktu di dapur, Baekhyun Hyung sudah siap menyajikan kami masakannya: nasi putih, haemul pajoen, mul kimchi, serta tangsuyuk. Aku, Ibu Chanyeol, serta Chanyeol sudah duduk manis di meja makan.
"Baek, kau tidak makan? Duduklah." Chanyeol berkata.
"Nanti saja. Mau menunggu Yoora dan anak-anak dulu. Kalian duluan saja. Selamat menikmati masakan Baekhyun yang tiada bandingan lezatnya." Saat itu memang Yoora Noona sedang memandikan kedua anak mereka.
"Wah, tumben sekali kau mau menunggu Baek. Ato jangan-jangan kau hanya pencitraan karena sedang ada Sehun disini?"
"Sembarangan. Sudah makan sana."
Aku tidak akan pernah bosan tersenyum mendengarkan adu mulut antara Chanyeol dan Baek Hyung.
***
Hari itu, sesudah sarapan, kami bersiap untuk pergi ke 화려한 해변 (Hwaryeohan Haebyeon/ Pantai Cantik) dan berenang disana. Kami masing-masing sudah membawa baju ganti dan alat mandi. Bahkan Chanyeol dan Baekhyun Hyung sudah menyiapkan tenda supaya jika memang dibutuhkan, kami bisa memasangnya di tepi pantai. Chanyeol pergi meminjam motor tetangga supaya semua orang yang ada di dalam rumah bisa ikut pergi. Kami berkendara beriringan: Chanyeol memboncengku dan Naeun, Yoora Noona membonceng Gunhoo, dan Baekhyun Hyung membonceng Ibu Chanyeol.
"Baek, kita pergi ke air terjun dulu ya." Chanyeol berkata kepada Baekhyun Hyung saat kami baru saja menaiki motor.
"Ke air terjun mana?"
"남편의 폭포 (Nampyeon-ui phogpho/ Air Terjun Suami)"
"Sudah lama tidak turun hujan, Chan. Jangan-jangan air terjunnya tidak mengalir." Baekhyun Hyung mendebat Chanyeol.
"Aku rasa masih ada. Sudah, kita kesana sebentar saja."
"Baiklah, kita lihat dulu." Baekhyun Hyung menyetujui meskipun ia terlihat ragu.
Sejujurnya ada perasaan tidak enak dalam hatiku. Kemarin Chanyeol bertanya kemana aku ingin pergi dan aku menjawab ingin melihat air terjun. Apakah Chanyeol melakukan ini untukku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Vacation
FanfictionBagi orang pada umumnya, liburan berarti mengunjungi tempat-tempat wisata. Kali ini, aku akan menceritakan kisah lain dari sebuah liburan.