Delapan

437 57 28
                                    

"Sudah bangun, Chan?" Ketika bangun pagi di hari keempat aku berada di rumah Chanyeol, aku menolehkan wajahku ke samping dan melihatnya sedang memainkan handphone sambil berbaring di matras samping kasur yang aku tiduri. Siapa yang pagi-pagi begini sudah dihubungi Chanyeol? Aku penasaran. Tapi... Sudahlah, aku juga tidak punya hak untuk bertanya.

"Pagi, Sehun." Chanyeol tersenyum menunjukkan dimple-nya. Kemudian dia meletakkan handphonenya ke samping. "Aku baru saja bangun beberapa saat yang lalu."

"Apakah kamu bisa tidur dengan nyenyak?"

"Iya, karena semalam turun hujan. Rasanya kamar ini menjadi lebih dingin dan aku bisa tidur lelap."

"Kau benar. Aku juga merasa seperti itu."

"Sehun-ah.. " Chanyeol memanggilku dengan senyum jahil saat aku menatapnya. "Aku baru tahu kalau kau juga bisa mengigau saat tidur."

Aku membelalakkan mataku mendengarnya. "A-apa? Sungguh?"

"Iya Sehun.." Kali ini Chanyeol tertawa lepas.

"Apa yang kukatakan semalam?" Aku seperti merasa tidak percaya pada Chanyeol.

"Hmmm... Tidak terlalu jelas. Hanya gerungan halus. Kupikir, kau sedang mengajakku berbicara. Namun saat aku melihatmu ternyata matamu tertutup rapat."

"Astaga...." Aku merasa malu. "Padahal aku tidak bermimpi apa-apa..."

"Hahaha... Tidak apa-apa, Sehun."

Mengapa Chanyeol harus tersenyum hingga menunjukkan lesung pipitnya seperti itu? Dia harus berhenti membuatku makin terpesona.

"Sehun-ah, hari ini kita ke pantai ya? Kita berangkat pagi saja sesudah sarapan. Bagaimana?"

"Oke, Chan."

"Baiklah, kalau begitu, ayo bangun. Aku lapar."

Kami berjalan keluar kamar dan menuju dapur. Kali ini Chanyeol lah yang berkutat disana. Wah, jadi Chanyeol juga bisa memasak? Sebenarnya keahlian apa yang tidak dia miliki? Aku jadi merasa minder sendiri.

"Apa yang akan kamu masak, Chanyeol?"

"Tteokbokki. Tapi bukan tteokbokki biasa, ini spesial. Chanyeol Tteobokki." Chanyeol berkata bangga

"Apa yang bisa kubantu, Chan?"

"Hmm. Kamu berdiri disana saja, Sehun. Aku akan memanggilmu bila butuh bantuanmu nanti."

Jadi, aku berdiri di ujung dapur sesuai permintaan Chanyeol. Aku melihatnya mengeluarkan bahan-bahan masakan dari kulkas. Ada rice cake (tteok) dan daun bawang. Chanyeol juga menyiapkan soy sauce, gochujang, serta gula.

"Sehun-ah, bisa tolong kamu cucikan tteok ini?" Chanyeol memanggilku.

"Tentu saja!" Aku menjawab dengan semangat. Akhirnya aku diperbolehkan membantu di dapur ini. Setelah selesai, aku memberikannya pada Chanyeol.

"Boleh tolong potongkan daun bawangnya?" Chanyeol bertanya kembali.

"Siap, kapten." Aku segera mengambil daun bawang, mencuci, lalu memotongnya.

"Bukan begitu caranya Sehun-ah. Potonglah seperti memotong daun bawang untuk chinese food." Chanyeol mengambil alih pisau dari tanganku dan mencontohkannya. "Seperti ini, bisa?"

"Bisa Chan, sini biar kulanjutkan." Aku mengikuti instruksi Chanyeol dan melakukan persis seperti apa yang dia ajarkan.

Kemudian Chanyeol lah yang memanaskan, menambahkan bumbu, mencicipi, serta mengaduknya hingga matang dan tteokbokki siap untuk disantap. Setelah itu, Chanyeol memanggil anggota keluarganya yang lain (kecuali Baekhyun Hyung yang sudah berangkat bekerja) dan kami makan bersama. Chanyeol benar, masakannya memang lezat. Entah ini karena memang sungguh sangat enak, atau penilaianku bias karena aku mengagumi sosok yang memasaknya.

VacationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang