First

3 0 0
                                    

Yogyakarta, 11 November 2019

"Liv, boleh minta tolong gak?" -Putra.

"Boleh, apa yang bisa aku bantu?" -Oliv

"Pinjem almamater ya, buat besok acara makrab jurusan." -Putra.

"Loh kamu belum dapat almamater?" -Oliv.

"Belum, jurusanku belum dibagiin. Tapi ini yang minjem temenku, gapapa kan? Namanya Iyan." -Putra.

"Kok jadi temen kamu?" -Oliv.

"Iya soalnya dia juga belum dapet, nanti aku pinjem temen sejurusan kamu yang lain. Punya kamu biar dipakai sama temenku ya?" -Putra.

"Okedeh. Tapi besok aku ngasihnya ke kamu aja ya. Aku ada kuliah jam 8, kamu berangkat pagi kan?" -Oliv.

"Oke, makasih ya. Jam 7 aku udah nyampe kampus kayaknya." -Putra.

"Oke." -Oliv.

-----------------

Kenalin, namaku Olivia. Biasa dipanggil Oliv. Aku kuliah di Universitas Proklamasi, di Jogja. Kampusku emang gak terkenal dan  gak banyak yang tau. Aku aja gatau kalau ada kampus itu di Jogja, aku baru tau setelah kepala sekolahku ngasih rekomendasi buat ngambil beasiswa ke kampus itu.

Aku masuk fakultas ekonomi, jurusan manajemen. Aku kenalan sama banyak temen baru, karena emng aku gak punya kenalan di Jogja dan katingku juga gaada yang kuliah di sana. Jadi, semuanya baru buat aku.

Dari semua temen yang aku kenal,  yang paling deket sama aku cuma seorang. Udah kayak saudara sendiri. Namanya Mimi, asli jogja tapi bagian selatan, tepatnya Semin, Gunung Kidul. Makrab jurusan kemarin, kami pergi ke Pantai Goa Cemara dan sejak makrab itu kami berdua semakin deket.

Aku jadi sering main ke kosnya, karena kosku lumayan jauh dari kampus dan di kosku gaada yang sekampus sama aku jadinya aku kesepian kalau di kos. Kayak malam ini misalnya, aku lagi nginep di kosnya Mimi.

Tadi Putra, salah satu temenku dari jurusan teknik mesin chat di wa. Katanya besok mau makrab jurusan dan ada temennya yang mau minjem almamaterku.

Beruntungnya besok aku ada kuliah pagi, jadi bisa berangkat lebih awal. Tak selang lama, saat aku hendak keluar dari menu wa sebuah pesan chat masuk. Dari nomor tak dikenal.

"Aku temennya Putra, Mba." -Iyan

"Almamaternya bisa diambil kapan?" -Iyan

Putra ngasih nomer wa ku ke temennya? Perasaan tadi dia gak izin ke aku deh, hmm. Padahal udah kukasih tau besok almamaternya aku kasih ke dia aja.

Ya bukannya gimana-gimana. Aku takut aja kalau harus ketemu temen2nya Putra. Lagian setauku tuh temennya Putra gak banyak, dan aku gatau Iyan ini temennya yang mana. Belum pernah denger namanya juga.

Gini-gini aku juga punya temen lumayan banyak di jurusan teknik mesin, tapi gapernah denger nama itu.

"Besok pagi gpp." -Oliv

"Jam berapa?" -Iyan

"Aku masuk jam 8." -Oliv

"Berangkat jamber?" -Iyan

"Jam 7. Aku nitip almamaternya di Putra aja ya, nanti kamu ambil di Putra." -Oliv

"Oke gapapa." -Iyan

Malam itu adalah malam pertama aku berbincang dengan Iyan via wa. Tapi awalnya aku gak pernah berpikir mau temenan sama Iyan, gatau deh takut aja kalau dia gak sesuai ekspektasi.

Soalnya nih, awal aku ketemu Putra, dia juga gak sesuai ekspektasiku. Waktu itu dia keliatan tua dengan baju batiknya. Padahal aku mikirnya tuh dia bakal keren gitu ya, kan dia ketua project. Jadi pas aku ketemu dia tuh jadi mikir, gimana ceritanya dia bisa dijadiin ketua gitu. Bingung aja.

Jadi takutnya nanti temennya ini bakal mengecawakan lagi hehe. Buat jaga-jaga mending aku titipin almamaternya ke Putra aja, lebih aman.

-------------------
Yogyakarta, 11 November 2019

Yogyakarta, 11 November 2019

Paginya, aku sudah sampai di kampus sekitar jam 7 pagi. Aku berangkat bersama Mimi, kulihat di parkiran masih sepi, baru sedikit mahasiswa yang sudah datang ke kampus.

Sebelum menuju ruang kuliah, aku menghubungi Putra. Sesuai janji kami semalam, pagi ini aku akan menemuinya untuk memberikan almamater yang akan dipinjamnya.

"Put, di mana?" -Oliv.

"Oh iya Liv, sorry lupa. Aku masih di rumah. Kamu kasih almamaternya ke Iyan langsung aja ya, dia udah di kampus katanya." -Putra.

Sial, dalam hati aku memaki nya. Selain marah karena dia tak menepati janji, aku juga malas bertemu dengan temannya yang bernama Iyan itu. Dan itu menambah rasa kesalku padanya.

"Dia belum datang, Mi." -Oliv.

"Lah, terus gimana?" -Mimi.

"Langsung kasih ke temennya katanya." -Oliv.

"Ups." -Mimi.

Tak selang lama, sebuah chat wa masuk. Nomor tak dikenal.

"Mba di mana, saya mau ngambil almamater." -Iyan.

"Di depan gedung Soekarno, pake kerudung biru." -Oliv.

"Oke, saya ke sana sekarang." -Iyan.

Ya, aku memang tak menyimpan nomornya. Bahkan chatnya semalam sudah kuhapus. Sepertinya semesta menginginkanku untuk bertemu dengannya, baiklah. Entah ini pertanda apa, mungkin aku memang harus bertemu dengan makhluk itu.

"Mba temennya Putra, ya?" -anonim.

"Oh kamu yang mau minjem almamater?" -Oliv.

"Iya mba." -Iyan.

"Ini almamaternya. Inget ya, jangan sampe robek, kotor, dan kembalikan dalam keadaan seperti semula, gak lecek. Jaga almamaternya baik-baik oke. Jangan sampe lupa, awas aja kalau sampe kotor!" -Oliv.

"Udah?" -Iyan.

Aku termenung. Astaga, dia merusak momen terpentingku. Ya, entah sejak kapan aku sangat menghargai momen pertama. Dan kali ini adalah momen pertemuan pertamaku dengannya, dan dia merusaknya dengan membuatku kesal.

"Hah? Oh, udah. Nih." -Oliv.

"Makasih mba." -Iyan.

"Jaga baik-baik." -Oliv.

Dia pergi meninggalkanku dan kembali menuju parkiran untuk bergabung dengan teman-temannya. Aku pun melanjutkan langkahku menuju ruang kuliah bersama Mimi.

Mengecewakan sekali, aku dipermalukan oleh orang tak dikenal. Sial. Sangat menyebalkan. Semoga tak ada hal menyebalkan lagi hari ini, huh.


Tbc

My First and LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang