"JADI MAUMU APA HAH? APA UANG YANG SELAMA INI KUBERI TIDAK CUKUP UNTUK KEBUTUHAN HIDUP KALIAN?! MAU KUTAMBAH BERAPA LAGI?!"
"YANG DIBUTUHKANNYA HANYA KASIH SAYANG! DIA TIDAK BUTUH SEMUA UANGMU ITU DIA HANYA BUTUH KASIH SAYANGMU!"
Gadis itu terbangun dengan keringat dingin yang menetes di keningnya. 12 tahun telah berlalu semenjak kejadian itu, entah mengapa gadis tersebut masih terus memimpikannya. Setelah memastikan bahwa dirinya sudah cukup tenang, gadis itu melirik jam weker yang berada di meja kecil di samping tempat tidurnya. Jam masih menunjukkan pukul setengah 5 pagi, tetapi gadis itu sudah tidak merasa ngantuk lagi. Gadis itu pun segera bagun dan membereskan tempat tidurnya, setelah itu dia segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap pergi sekolah.
***
Jovanka's pov
Mandi? Check.
Seragam putih abu-abu? Check.
Rambut ikat satu dan bando putih? Check.
Sepatu dan kaus kaki? Check.
Sarapan? Check.
Tas sekolah? Check.
Oke. Penampilan gue udah sempurna, dan semua ritual pagi sudah gue lakuin. Sekarang tinggal nunggu pak Maman, supir gue yang masih ada di wc.
Gue segera masuk kedalam mobil sedan milikku ketika pak Maman baru saja keluar dari wc.
Tak berapa lama gue sudah sampe di sekolah. Jarak antara rumah gue dengan sekolah memang dekat sehingga tidak memakan waktu lama untuk perjalanannya. Setelah mengucapkan terima kasih, gue langsung turun dan berjalan menuju kelas. Koridor sekolah masih tampak sepi, bukan hal yang aneh karena ini masih jam 6.15 pagi.
Oh ya! Gue lupa memperkenalkan diri kepada kalian ya? Oke, nama gue Jovanka Calista, gue punya 3 orang sahabat yang deket banget sama gue. Yang pertama namanya Ify Laurivindy, dia anaknya rusuh banget, jago basket dan tipe anak popular, Yang kedua namanya Angelica Vera, anaknya rusuh juga, malas banget sama yang namanya belajar dan suka banget sama Korea, Dan yang terakhir namanya Audrey Violenta, dia anaknya aneh banget kadang ribut kadang diem tapi lebih banyak ributnyya sih, dan dia juga jago banget dalam bidang seni, dan pintar juga dia anaknya.
“Vankaa! Tumben datangnya pagi bener, biasa juga udah hampir bel baru lo datang.”
“Iya nih tumben lo datang pagi, takjub gue hahaha”
“Kalian mestinya bersyukur dong kalo Jovanka mulai berubah dari kebiasaan buruknya.”
Ocehan sahabatku langsung terdengar ketika gue masuk kelas. Gue segera menaruh tas yang kubawa dan segera ikut duduk bergabung bersama mereka.
“tumben banget lu dateng pagi Ka?” kata Ify
“semalem gue mimpi lagi” jawabku
“lo kenapa sih gak pernah mau cerita ke kita kalau lo lagi ada masalah?” kata Angel
Pertanyaan Angel hanya kujawab dengan senyuman, memang benar, diantara kami ber empat gue adalah orang yang paling tertutup.
Gue cuman takut kalau gue cerita maka rahasia itu akan terbongkar. Gue cuman trauma, dulu gue punya rahasia yang bagi gue itu benar-benar penting, gue ngerasa perlu minta pendapat sama sahabat gue yang dulu, lalu tak berapa lama gue sama sahabat gue ini bertengkar dan semua rahasia gue kebongkar. Dan kejadian ini tidak terjadi hanya sekali, tapi berulang kali. Maka dari itu, sekarang gue udah gak pernah mau percaya pada siapapun untuk menceritakan rahasia gue, bahkan sahabat terdekat gue sendiri.
***
a.n
Bahasanya baku banget yaa? abal banget juga? maklum deh ya masih penulis amatir. minta kritik dan sarannya donk:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jovanka
Teen FictionIni cerita tentang Jovanka Calista, gadis sma yang menyimpan sejuta perasaan dibalik indah senyumannya.