N

12 2 0
                                    

"Bolehkah... Bolehkah aku menggenggam tanganmu???" Gumamku
.
"Untuk apa?" Tanyamu
"Uh kau mendengarnya?" Tanyaku balik
"Jelas karena telingaku masih berfungsi dengan baik" jawabmu
"Untuk apa???" Tanyamu lagi
"Ah itu... Kemarin eka upload foto menggenggam tangan doinya, kan aku jadi pengen..." Cicitku.
"Ck ada-ada aja" jawabmu
"Mau tidak???" Tanyaku
"Gak ah malu" jawabmu
"Ah ok baiklah aku mengerti" jawabku sebaik mungkin menyembunyikan kekecewaan ini.

Skip

Dilain hari, tepat di hari senin kau datang seperti biasa dengan senyum sumringahmu. Mendekatiku lalu menarikku untuk duduk didekatmu.
"Geser donk, mukaku glowing nih disini" ujarku
"Gak mau, biar aja terpapar sinar matahari seperti itu" jawabmu
"Rese ya" kesalku
"Biarin" jawabmu santai
"Aisshh..." Gerutuku.
"Eh dia, pulang kuliah mampir dulu yuk" ujarmu
"Kemana?" Tanyaku
"Seperti biasa" jawabmu. Dan akupun hanya menganggukkan kepalaku.

Diluar perkiraan, hari ini 2 mata kuliah kami kosong. Dan berakhirlah kita cabut dari kampus di jam 9.
"Eh motorku kamu bawa ya" katamu
"Lah kamunya mau kemana?" Tanyaku
"Mau ngantarin big dulu nanti aku nyusul" jawabmu seraya melempar kontak sepeda motormu.

@mak cafe

Kulihat kau yang baru datang dengan big, karena kurangnya tempat. Kaupun memilih tempat terpisah dengan kami hingga akupun menghampirimu.
"Kenapa gak masuk untuk gabung?" Tanyaku.
"Gak ada tempatnya gitu" jawabmu
"Ada kok, itu dikasih ruang oleh teman-teman" sanggahku
"Gak apa disini aja" kukuhmu
"Kaya orang gak akur aja" ujarku
"Kata siapa?" Tanyamu
"Katakulah" sewotku. Dan hanya dapat dengusanmu saja.
"Ayo masuk..." Bujukku lagi
"Enggak, udah kamu aja duduk disini jangan berdiri terus gitu" katamu seraya menarikku.
"Ok bentar, aku ngambil minumanku dulu" jawabku lalu beranjak kedalam dan kembali lagi duduk disampingmu.

Gelak tawa tak luput terjadi dimeja kami, saling lempar joks receh masing-masing hingga big memutuskan untuk gabung dengan teman yang lain dan meninggalkan kami berdua.
"Ehh... Kamu gak ikut gabung mereka?" Tanyaku memastikan
"Gak" jawabmu
"Kenapa?" Tanyaku kembali
"Mau menemanimu saja" jawabmu enteng.

Deg!

Sadar gak sih dengan apa yang kamu katakan??? Sadarkah sikap manismu ini membuatku luluh??? Salahkah aku jika aku terus berharap lebih???_mirisku dalam hatiku.
"Terserah" tanggapku singkat.

"Oh ya katanya mau foto gandengan?" Tanyamu
"Apa boleh???" Tanyaku balik
"Boleh, tapi... Aku mau beda dari yang lain" jawabmu
"Huh... Seperti apa?" Bingungku. Lalu kau pun menjabarkannya.

Persis seperti mata rantai yang saling mengikat, semoga kisah kita kan saling mengerat tanpa karat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Persis seperti mata rantai yang saling mengikat, semoga kisah kita kan saling mengerat tanpa karat. Bolehkah kuberharap demikian???

Kamipun pulang sendiri-sendiri, karena yang rencananya pulang bareng gak jadi akibat mengalah pada temanku itu. Maaf aku tau kamu menanti, pasti kecewa juga ya. Tapi mau gimana lagi, keadaan sungguh tidak memungkinkan apalagi denganku yang modal nebeng temen ini, dan kuharap kamu mengerti.

Singkatnya begini, ceritanya seperti ini, hanya tentang kami.



















Tbc

See you next capter, jangan bosen-bosen. Karena kritik saran masih setia ku nanti.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang