Brian

10 3 0
                                    

'Kamu pilih dia apa aku.?? Pilih dia apa aku.?'

"Anjiirr... Nih iklan gambaran kehidupan percintaan Brian, ya nggak sih?" Tristan menekan tombol volume televisi di kamar Brian.

"Kamu... Pilih dia atau aku??" Yuda mengulang cuplikan iklan yang baru saja ia lihat, sambil menunjuk kearah Dony di sebelahnya.

"Pilih dia apa aku??" Lanjut Yuda.

"Ya jelas gue dong, Brian nggak begog ya!" Jawab Dony tanpa melihat kearah Yuda.
Sedangkan Yuda sudah mengacungkan pisau yang ia gunakan untuk mengupas apel pada Dony.

"Gue nggak begog, jadi nggak milih kalian berdua." Akhirnya Brian bersuara.

"Jadi gimana Bri? Lu jadinya sama siapa? Vani apa Sandra?" Tristan bergabung bersama Yuda, rebahan di lantai kamar Brian sambil nyemil apel yang baru saja Yuda kupas.

Nampaknya Dony tertarik sama topik pembicaraan Tristan, ia ikut bergabung dengan duduk di sebelah Yuda.

"Nggak ada pembahasan lain.? Kenapa setiap ngumpul topiknya selalu itu.?"

"Karena lu belum ngasih jawaban ke kita."

"Jawaban apaan sih cok, pertanyaan mu iku lho. Gak jelas.." (pertanyaanmu itu lho, gak jelas).

"Yang nggak jelas tuh hubungan lu Bri, lu bisa ya jalan sama dua cewek. Nggak punya perasaan lu" Dony melempar irisan apel kearah Brian.

"Gue sayang sama mereka berdua, jadi gimana? Kalau gue putus sama Vani, gue hancur. Kalau gue putus sama Sandra gue berantakan."

"Jancok koen... Matio ae wes... Kene." Yuda kembali mengacungkan pisaunya, kali ini kearah Brian.

"Gue juga nggak mau kayak gini, dipikir gampang apa membagi waktu buat Vani sama Sandra di tengah sibuknya gue jadi ketua Humas?"

"Gue nggak mau mikirin derita hidup lo." Kata Dony.

" Tapi ya cara lu nggak gini Bri, lu harus milih salah satu diantara mereka."

"Iya gue tau Tan, gue tau kalau gue bangsat, bajingan, bejad, kayak tai. Tapi masalahnya hati gue nggak bisa, gue nggak mau sakit hati."

"Serakah emang lu"

"Ya sorry Yud, soalnya gue ganteng. Kalau tampang gue modelan lu, gue nggak berani serakah."

"Wahh.. serius minta di mampusin nih orang."

"Udah.. udah.., ya suka-suka lu sih Bri. Kita sebagai temen udah ngingetin, balik lagi ke elu. Gimanapun yang ngejalanin kan elu, ntar dampaknya kan lu sendiri yang nanggung."

Hmm... Mas Dony emang bijak dalam berargumen.












Siang ini Brian ada jadwal tanding basket antar jurusan di kampusnya.

Group basket Tekhnik melawan Ekonomi, yang menjadi jurusan Sandra. Ceweknya.

"Coba taruhan, nih yang bakal datang ngedukung Brian siapa? Sandra atau Vani" Tristan membuka snacknya sambil mengedarkan mata ke bangku penonton, di depannya.

"Sandra lah.. kan fakultas dia yang main." Yuda menjawab.

"Vani, gedung Farmasi deket sini. Pasti dia datang lah, dukung cowoknya." Ini Dony yang ngomong, sambil masukin tangannya kedalam bungkusan snack punya Tristan.

"Btw, istri lo kesini nggak?"

Dony melirik kearah Tristan, "ngapain?"

"Ya nonton basket bangsat, ngapain lagi kalau kesini? Jualan Tupperware?"

Dunia TerbalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang