.
Hurt's
Noren Story
Chapter 6
.Entah sudah yang kebeberapa kalinya renjun di hadapkan dengan situasi yang seperti ini. Di depannya, kini sudah berdiri jaemin dengan sang tunangan jeno, tengah bersidekap dengan mata yang menatapnya tajam. Jujur saja, sekarang ini sekedar melirikpun renjun tidak berani.
Kali ini jeno terlihat lebih menakutkan dari pada biasanya. Jeno memang sering menatapnya dengan tajam, namun kali ini tatapan mata jeno jauh lebih tajam dengan warna pupil mata yang terlihat semakin pekat. Bahkan jaemin yang tidak pernah takut -walau semenyeramkan apapun jeno saat marah- enggan untuk mengusik jeno saat ini. Aura yang di keluarkan oleh jeno sangat tidak biasa. Membuat bulu kuduk meremang bahkan dengan jeno yang tidak melakukan apa-apa.
Tanpa aba-aba jeno mendudukkan dirinya di depan renjun dan bersidekap, yang membuat renjun entah mengapa berdiri refleks dari tempat duduknya. Jeno sudah terlihat seperti raja yang kini tengah menghakimi prajuritnya karena sudah ketahuan berkhianat. Namun nyatanya, keadaanya tidaklah seperti itu.
Jaemin terdiam di samping tempat jeno terduduk. Matanya terarah pada renjun yang kini tengah menunduk sangat dalam. Jaemin tidak pernah marah saat mengetahui renjun yang selalu saja menguntitnya dengan jeno ketika berkencan, karena jaemin sadar, yang salah disini adalah hubungannya dengan jeno. Namun entah mengapa, saat ini jaeminpun merasa jengah akan kelakuan renjun.
Jaemin ingin memonopoli jeno untuk dirinya sendiri. Toh, renjun sudah mendapatkan semuanya selama ini, termasuk statusnya sebagai tunangan jeno. Jaemin sudah berbaik hati untuk membiarkan hal tersebut. Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan jika perhatian jeno, jaemin dapatkan seutuhnya kan?. Bukankah renjun akan mendapatkan semua itu dari jeno ketika mereka nanti menikah!. Jadi untuk saat ini, biarkan jaemin memiliki jeno sepenuhnya. Sebentar saja, hingga saat pernikahan itu tiba, jaemin akan melepaskan jeno seutuhnya pada renjun.
Yeah, jika semua itu memang benar akan terjadi Na Jaemin. Namun melihat keadaan sekarangpun, readers, sider, bahkan saya selaku penulispun masih ragu kedepannya kisah mereka akan bagaimana. Akan terasa sangat sakit jika mereka tidak bersama. Namun, tentu akan terasa sangat tidak seru juga jika jeno tidak mendapatkan karmanya right?. Bukankah begitu para readers yang kini tengah menunggu saat-saat dimana jeno mendapatkan karmanya? Silahkan klik bintang di pojok kiri bawah jika kalian termasuk :)
"Kali ini apa alasan yang akan kau utarakan?"
Ucapan teramat dingin itu membuat suasana di antara mereka semakin terasa menegangkan. Bahkan pengunjung lain yang tidak mengetahui permasalahan merekapun dapat merasakan suasana ketegangan itu. Mereka hanya dapat menyimak dengan rasa penasaran yang membuncah. Sangat mencerminkan orang-orang yang selalu suka mencampuri urusan orang lain. Walaupun yang mereka lakukan sekarang hanyalah duduk diam memperhatikan mereka, sembari menyesap minuman dingin yang cocok untuk di minum di cuaca panas sekarang ini.
Renjun tidak menjawab pertanyaan jeno. Jujur saja saat ini renjun bahkan tidak ada niatan untuk membuntuti kencan mereka-lagi. Tapi sepertinya takdirpun enggan untuk membantu renjun kali ini. Karena kini ia dipertemukan dengan jeno dan jaemin di caffe yang selalu mereka datangi ketika kencan.
Renjun mengira mereka tidak akan datang pada waktu makan siang kali ini karena renjun tahu bahwa mereka akan pergi berkencan setelah pulang bekerja nanti. Pasangan nomin itu memang akan melewatkan makan siang bersama jika mereka punya jadwal kencan. Namun hari ini mereka memutuskan untuk makan siang bersama, apakah mereka membatalkan janji kencan mereka nanti? Ah, sekarang ini bukan waktunya renjun untuk memikirkan hal itu, kini ia harus berhadapan dengan jeno yang sepertinya siap untuk menenggelamkan dirinya ke danau yang dipenuh dengan buaya. Tidak terlalu mengerikan memang, namun sudah di pastikan, jika itu terjadi, nyawamu akan hilang sekejap ketika kau membalikan telapak tangan.
"Sudah kehabisan alasan heh?"
Jeno memperbaiki posisi duduknya yang semula menyandar pada kursi kini bertompang pada meja di hadapannya, tanpa melepaskan tatapan tajamnya pada renjun. Sementara renjun masih setia membungkam mulutnya yang membuat jeno semakin merasa muak.
Jeno mengambil gelas berisi teh yang belum sempat renjun minum karena terlalu terkejut dengan kedatangan jeno yang menghampiri mejanya, lalu menyiramkan isinya pada wajah renjun yang masih saja tertunduk, kemudian membanting gelas yang sudah kosong itu tepat samping renjun kini berdiri. Hal itu sontak mengundang tatapan terkejut dan bertanya dari para pengunjung dan pelayan yang berada di caffe tersebut. Jaemin yang berada di samping jeno pun sangat terkejut dengan apa yang jeno baru saja lakukan.
Selama ini jaemin belum pernah melihat jeno semarah itu sampai berani untuk melemparkan gelas pada renjun-yang untungnya tidak mengenainya. Ia hanya akan membentak lalu meninggalkan renjun sendiri dan melupakan permasalahannya dengan menghabiskan waktunya bersama jaemin. Benar! Tidak pernah separah saat ini.
Jaemin lihat renjun sudah terisak pelan dengan tubuhnya yang bergetar, entah karena terisak, terkejut ataupun takut. Tapi satu hal yang pasti, itu semua di sebabkan oleh sang terkasih Lee Jeno.
"Jawab! Kau tuli?" Bentak jeno sembari menggebrak meja, kembali memberikan kejutan singkat kepada semua mata yang tengah memandang kegiatan mereka yang sangat mengundang perhatian itu.
Tak lama petugas keamanan caffe terlihat menghampiri meja mereka dengan perasaan gugup dan penuh akan kehati-hatian. Oh, bahkan petugas keamanan bertubuh kekar itupun merasa terintimidasi oleh aura jeno saat ini. Kita sungguh bingung apakah harus merasa bangga atau miris mengetahui hal tersebut.
"Mohon maaf tuan, anda tidak boleh membuat keributan sehingga membuat pengunjung yang lain merasa tidak nyaman". Dasar pembohong! Buktinya kini mereka tengah menikmati kegiatan norenmin itu seolah sedang menonton drama layar lebar. Sedikit terdengar berlebihan memang, namun entahlah.
Sementara jeno hanya mengabaikan ucapan petugas tersebut dan beranjak dari posisi duduknya.
Kelakuannya tersebut membuat petugas keamanan itu merasa semakin gugup dan juga takut? Mungkin. Namun di luar pemikirannya -bahwa mungkin saja jeno akan memukul wajahnya-, jeno malah menarik tangan renjun dan menyeretnya keluar dari caffe tersebut. Jaemin yang melihat hal tersebut sontak terkejut dan hendak mengikuti jeno. Namun baru saja akan beranjak, ia di hentikan oleh petugas keamanan tadi agar membayar apa yang sudah mereka pesan dan mereka rusak -yang sebenarnya adalah ulah jeno- tadi. Ah, ingatkan jaemin untuk menampar kepala jeno yang dengan teganya membuat jaemin membayar semua makanan dan kerusakan ini. Itupun jika ia berani.
TBC
.
Hurt's
Noren Story
Chapter 6 END
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt's [Noren] - DISCONTINUE
RomanceGak tau update nya kapan. Jangan di tungguin yaaa