.
Hurt's
Noren Story
Chapter 8
.Sebuah mobil hitam melaju dengan kecepatan normal dijalanan kota seoul yang terlihat lengang dari kemacetan yang biasanya selalu terjadi ketika jam pulang kerja telah tiba. Sang pengemudi terlihat begitu santai, menikmati alunan lagu yang berasal dari radio mobilnya.
Sesekali, ia bersenandung pelan, tidak kuat menahan godaan untuk bernyanyi ketika lagu yang terputar adalah lagu yang di hafalnya.
Matanya fokus ke arah jalanan yang tengah dilaluinya. Sesekali berpendar ke arah jajaran toko yang masih saja buka di waktu malam.
Tak sengaja, matanya menemukan sosok pemuda mungil yang tengah berjalan gontai di trotoar. Sepertinya ia kenal dengan sosok tersebut.
Karena penasaran, iapun mulai menepikan mobilnya, berjalan keluar dan menghampiri sosok pemuda mungil yang ia yakini adalah seseorang yang di kenalnya.
Ia tahu baju itu. Baju yang dikenakan oleh seorang pemuda manis yang berstatus sebagai tunangan boss nya. Ialah yang mengantarkan bekal makan tadi pagi ke kantor tempatnya bekerja.
Setelah jarak antara mereka menipis. Ia pun menepuk bahu pemuda mungil itu, membuat sang empunya terperanjat dan membalikan tubuhnya. Ah, sudah ia duga, bahwa pemuda tersebut merupakan sosok yang di kenalnya.
Tapi, mengapa si pemuda itu bisa ada disini? Berjalan sendiri di tengah kota pada malam hari begini. Apa ia tidak takut akan terjadi sesuatu padanya?
"Ah mark, mengapa mark ada disini?" Ucapan pemuda mungil itu. Ia sepertinya terkejut dan penasaran akan kehadirannya disini.
"Seharusnya aku yang bertanya begitu renjun, sedang apa kamu berjalan malam-malam sendirian? Kau baru pulang bekerja?" Tanyanya kembali kepada pemuda mungil yang ternyata adalah renjun.
"Ah tidak, injun sudah pulang dari siang tadi"
"Lalu? Mengapa masih belum pulang?" Mark menaikan sebelah alisnya merasa bingung
"Itu... Sebenarnya.. mmm"
"Kau butuh tumpangan?" Jawab mark kembali ketika melihat renjun yang seperti susah untuk mengeluarkan suaranya. Ada apa dengannya? Oh, dan lihatlah muka pucat serta letihnya. Apa ia baik-baik saja?. "Are you okay? Mukamu pucat sekali" lanjutnya
"Iya injun tidak apa-apa mark, dan terimakasih atas tawarannya, mark bisa duluan saja" ucap renjun sembari menampilkan senyuman manisnya. Namun mark tahu, bahwa senyuman itu hanyalah senyum terpaksa yang dikeluarkan renjun untuk meyakinkan bahwa ia baik-baik saja. Nyatanya tidak! Mark tidak sebodoh itu ayolah.
Sebelum mark kembali mengeluarkan suaranya. Ia di kejutkan dengan hidung renjun yang tiba-tiba saja mengeluarkan darah.
"Hey hidungmu berdarah!" Mark segera merogoh sakunya, mengambil sapu tangan yang segera saja ia usapkan ke hidung renjun yang terus saja mengeluarkan darah.
"Dongkakkan kepalamu!" Ucap mark.
Sementara renjun hanya menurut dalam keterdiamannya, masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Ah ia mimisan? Mengapa bisa?Renjun kembali menundukkan kepalanya ke semula, melihat ke arah wajah panik mark yang saat ini tengah berusaha menahan mimisannya agar berhenti keluar. Mark terlihat lucu sekali ketika panik.
Mark yang melihat renjun berhenti mendongkak, segera saja kembali mendongkakkan kepala renjun.
"Terus dongkakkan kepalamu agar darahnya berhenti mengalir" yang dibalas dengan anggukan kepala dari renjun. Mark benar benar merasa khawatir. Demi tuhan darahnya banyak sekali, bagaimana mark bisa tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt's [Noren] - DISCONTINUE
RomanceGak tau update nya kapan. Jangan di tungguin yaaa