Between You and Him.

217 15 1
                                    

.
.
.

"Dia ... dia tunanganku, Aaryin. Kami bertunangan delapan tahun yang lalu, karena dijodohkan, namun kami saling mencintai," ungkap Laksh. Awalnya suaranya terdengar bergetar, namun akhirnya ia mantap mengatakannya, bahkan ia sampai menggenggam telapak tangan Ragini saat mengatakannya.

Nafas Aaryin memburu seketika, ia menatap tak percaya pada dua sosok di hadapannya, tangisannya mulai pecah, ia terduduk lesu di lantai Selasar rumahnya itu.

Laksh nampak sangat tak tega akan hal itu, ia langsung meraih tubuh Aaryin. Ikut bersimpuh seraya memeluknya. Aaryin menangis terisak-isak dalam dekapan Laksh. Ia memukul kecil dada Laksh.

"Kau pasti bohong, Laksh. Kau bohong! Aku yang kekasihmu, bukan dia. Kenapa kau mengakui dia sebagai kekasihmu? Kau pasti menipu aku! Dia pasti wanita yang baru hadir dalam hidupmu," isak Aaryin.

"Tidak, Aaryin. Ini kenyataan, aku mengatakan yang sebenarnya. Maafkan aku telah berbuat macam ini, aku punya alasan atas segalanya."

"Alasan apa, Laksh? Apa alasanmu? Kau telah menyakiti aku, Laksh!" Aaryin mencoba memberontak, namun Laksh menahannya erat-erat.

Ragini memilih mundur. Ia berpaling membelakangi Laksh dan Aaryin. Dadanya terasa sangat sesak saat itu, tak bisa ia melihat Laksh memeluk gadis lain apalagi sampai mengatakan cinta. Pelupuk matanya telah tergenang air dan matanya memerah karena ia menahan air matanya itu, agar tak tumpah.

Aaryin mendorong tubuh Laksh, hingga Laksh jatuh tersungkur di hadapannya yang bersimpuh itu. "Bagaimana bisa kau melakukan ini, Laksh? Bagaimana?! Kenapa kau tak pernah mengatakan bahwa kau telah memiliki orang lain, kenapa?! Inilah alasanmu, alasan kenapa kau tak pernah membawa aku pada orang tuamu. Kenapa kau bisa menjalin hubungan denganku saat ada gadis lain yang telah terikat denganmu?!" hardik Aaryin.

Hati Ragini merasa makin sesak mendengar pernyataan Aaryin. Deru nafasnya makin tak teratur menahan semua gejolak dalam hatinya.

"Aaryin, aku ... aku memiliki alasan."

Aaryin bangkit, ia menatap tajam pada Laksh yang masih bersimpuh di lantai. "Cih! Apapun alasannya, kau tetap salah!"

"Aku benci! Aku membencimu! Kau mempermainkan cintaku, mempermainkan perasaanku. Kau menjalin hubungan denganku walau kau telah memiliki seorang tunangan," hardik Aaryin, lagi.

Laksh bangkit, ia hanya dapat membisu. Aaryin menatapnya dengan tatapan marah juga penuh rasa sakit, lalu ada Ragini yang diam membelakangi dirinya, namun terlihat jelas bahwa bahu gadis itu bergetar.

Aaryin terdiam dalam gejolak hatinya. Sedikit rasa tak percaya terhadap penuturan Laksh bahwa ia telah bertunangan selama delapan tahun dengan Ragini, yang notabenenya adalah teman barunya itu. Dan lagi, ia tak pernah melihat Laksh memakai cincin pertunangan selama ia dan Laksh berhubungan.

"Cincin? Kenapa kau tak pernah memakai cincin pertunangan, meski kau bilang telah bertunangan dengannya selama delapan tahun?" intro Aaryin.

Laksh tak mampu menjawab. Terlalu takut mengakui bahwa ia telah memutus hubungannya dengan Ragini secara sepihak karena takut gadis itu berkhianat. Ia takut kejujurannya akan membuat Ragini tak mau menerima dirinya lagi.

"Karena ..., Dave telah memutus pertunangan ini secara sepihak dua tahun yang lalu, saat komunikasi di antara kami terputus total," jelas Ragini pelan dari posisinya yang membelakangi Aaryin dan Laksh.

Laksh tertegun, pun Aaryin. Laksh tak menyangka bahwa Ragini tahu hal itu, padahal ia telah menyimpan rapat-rapat hal itu. Sepertinya, banyak yang Ragini ketahui lebih dari ini.

"Apa!"

"Ya. Dia takut bahwa aku berkhianat, dia tak percaya padaku, berpikir bahwa aku tak dapat menjaga hatiku untuknya meski kami tak lagi saling berkomunikasi. Karena itulah, dia memutus pertunangan itu secara sepihak. Dan, dia ... dia mencari orang lain untuk menggantikan aku," urai Ragini, enteng. Namun, tatap matanya kosong menyapu halaman rumah Aaryin.

AVALANCHES_GUGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang