Hancur?

180 11 0
                                    

.
.

Pagi mulai menjelang. Ragini telah bersiap. Gadis itu sudah berpakaian rapih, hendak olahraga pagi. Ini pagi pertamanya di tanah Hindustan setelah enam tahun pergi, rasanya kurang andai tak berkeliling kota kelahiran dengan joging kecil di sekitar komplek perumahannya itu. Pun ia belum punya kegiatan apapun, secara ia baru saja datang. Tak akan menyenangkan andai dia langsung bekerja di perusahaan keluarganya itu.

Brug Brug!

"VYAS, BANGUN!" Teriak Ragini begitu lantang dari balik pintu kamar Vyas, pun dirinya menggedor kasar pintu kayu itu.

"HEY, DIAM! DASAR ANAK NAKAL!" Pekik Vyas dari dalam kamar tak kalah keras dari teriakan Ragini.

"HEY, BANGUN! INI SUDAH PAGI. SAMPAI KAPAN KAU MAU TERTIDUR, PANTAS KAU TAK KUNJUNG MENIKAH. KAU SAJA SEPERTI KERBAU!" Ejek Ragini dengan suaranya yang sangat lantang, seperti memenuhi segala penjuru ruangan, dan langit-langit rumah besar itu.

"DASAR GILA! APA KAU TAK DENGAR AKU SUDAH BERTERIAK-TERIAK SEPERTI INI?! LALU, KAU KIRA AKU INI MASIH TIDUR." Balas Vyas nampak geram.

Brak!

Byur!

Ragini menyeka rambutnya yang menutupi wajahnya dan juga basah. Ia menatap tajam pada Vyas yang nampak tak punya rasa bersalah sama sekali, lelaki itu malah menatap Ragini dengan tatapan mengejek dan sebal.

"Itu pantas kau terima, anak nakal!" Sinis Vyas.

"VYAS!" Ragini memekik keras, ia menghentakkan kakinya kasar. "KURANG AJAR, KAU! TIDAK LIHAT-KAH AKU SUDAH BERSIAP SEPERTI INI? SEKARANG AKU HARUS BERSIAP LAGI." Protesnya masih dengan memekik keras karena tak terima.

"Siapa suruh mengganggu aku? Salahmu sendiri," balas Vyas benar-benar tak menunjukan rasa bersalahnya sedikitpun.

Pyuk!

Sedikit air yang tersisa di ember kembali Vyas siramkan pada Ragini. Gadis itu mendengus kesal, ia menatap penuh amarah pada Vyas.

"VYAS!" Sekali lagi Ragini berteriak keras. Namun, tak hanya berteriak. Ia memaksa masuk ke kamar Vyas.

Lelaki itu di dorong oleh Ragini sampai terjerembab jatuh. "KAU AKAN TERIMA AKIBATNYA!" Ancam Ragini.

"Oho, ternyata selai anak nakal, kau juga seorang monster!" Ejek Vyas, ia benar-benar senang bisa mengganggu adik tirinya itu.

"HEY!"

Ragini makin tak terima. Mereka berkejaran di dalam kamar hingga barang-barang di sana berantakan, kamar itupun berakhir porak-poranda dengan Ragini dan Vyas yang terjerembab jatuh di lantai akibat kelelahan.

"Hosh ... Hosh .... Kurang ajar kau, Vyas!" Umpat Ragini di sela nafasnya yang berat itu.

"Siapa suruh mengganggu aku. Aku katakan, 'ya, aku ini tak se-malas itu."

"Ah, sudahlah. Kau merusak rencana pagi ku yang indah," dengus Ragini. Ia bangkit dari keterbaringannya lalu pergi dari kamar itu.  Sebelum Vyas menyadari betapa hancurnya kamarnya, Ragini bergegas kabur. Karena bisa-bisa, ia yang akan disuruh membereskan. Malas sekali.

~~~

Ragini berjalan cepat, keluar dari rumahnya itu, ia bahkan tak mengganti pakaiannya yang masih agak basah itu. Dirinya hanya merapikan rambutnya saja. Dengan terkikik-kikik ia pergi meninggalkan rumahnya yang bak istana itu.

"1 ... 2 ....

"ZHAVIA!" Teriakan Vyas terdengar menggelegar, terdengar keras hingga keluar.

"Kabur!" Ragini segera berlari cepat dengan senyum puasnya. Vyas pasti sudah menyadari betapa porak-porandanya kamarnya itu hingga ia bisa semarah itu.

AVALANCHES_GUGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang