Shasha
lo dimana?Kila
halte sekolahShasha
kesini naik apa?Kila menepuk keningnya. Baru teringat Mahe tak satu kelompok dengannya.
Kila menoleh ke arah kanan. Seketika bibir Kila mengerucut. Sedari tadi tidak ada bus yang lewat.
Kila
nungguin bus aja kali yaShasha
JANGAN
gue udah minta haidar jemput loKila
LAH SI ANJIR KO MINTA TOLONG HAIDARShasha
cuma dia yg bawa mobil
si bimo bawa motorKila
YAUDAH SURUH SI BIMO AJA SIHShasha
kaga mau
ntar malah alergi lo kambuhKila
YA DARIPADA SAMA HAIDARShasha
haidar otwKila
guguk ^____^Shasha
sekalian lo ajak ngobrol ttg kejadian tadi siangKila
LO GILA????Shasha
alhamdulillah gue sehat walafiat
semangat sahabatku ^____^Kila berdecak. Bisa-bisanya Shasha nyuruh Haidar jemput Kila?! Kila tak bisa membayangkan betapa canggungnya mereka.
Setelah kejadian Haidar tiba-tiba keluar kelas, dia bolos masuk kelas. Membuat Alvin terpaksa memberikan alasan Haidar sedang di UKS karena sakit. Awalnya Bu Sri sebagai guru Matematika tak mempercayainya. Namun setelah Intan ikut meyakinkan akhirnya beliau tak bertanya lebih lanjut.
Sementara Nancy diam sepanjang hari. Sesekali Kila menangkap gerakan Nancy yang terlihat mengusap matanya. Anak kelas tak berani mendekatinya karena Nancy sendiri yang meminta untuk bersikap biasa.
Saat bel pulang berbunyi, Haidar masuk kelas dengan tenang. Walau garis wajahnya terlihat jelas sangat kaku. Apalagi ketika tak sengaja berpapasan dengan Nancy.
Langit sudah gelap, jam menunjukkan pukul tujuh malam, dan angin malam terasa sangat dingin.
"Nungguin siapa?"
Kila terlompat kecil bahkan hampir berteriak. Ia menemukan Miki berdiri di sampingnya.
"Ih ngagetin aja!" kata Kila mendorong pelan Miki membuatnya terkekeh pelan. "Nungguin si Haidar."
"Abis ngapain di sekolah?"
Kila mengalihkan pandang dan menguasai ekspresi wajah. "Ada rapat VG."
Miki kembali mengangguk pelan. "VG lagi banyak acara, ya? Sering denger suara anak-anak latihan sampe malem," tanya Miki melirik Kila sesaat.
Kila mengangguk. "Sekarang kita sering nerima tawaran acara resepsi juga," kata Kila sambil mengeluarkan ponselnya.
"Oh gitu..."
"Tambahan dana. Sekolah gak ngasih banyak uang," lanjut Kila diakhiri kekehan pelan.
Miki meringis, "coba laporan anggarannya yang lengkap, pasti gue usahain."