^2

328 31 1
                                    

48 jam sebelum kejadian.

"Apa kau sudah belajar untuk olimpiade matematika?" tanya wanita paruh baya dengan tampilan elegan, sebut saja ibunya Wooyoung.
"Sudah, semalam." jawab Wooyoung lalu memakan sarapannya.
"Ibu sudah mencarikan mu tempat les yang baru, pergilah sepulang sekolah." kata ibu.
"Hmm." jawab Wooyoung lalu berangkat sekolah.

Jung Wooyoung termasuk siswa pintar dengan peringkat kedua di sekolahnya, hanya saja ibunya selalu tidak terima dengan fakta itu. Mirae lah yang selalu mendapatkan peringkat pertama, dia adalah anak rival ibunya.

Ibu mengantar Wooyoung menuju sekolah dengan mobil.
"Ujian semester sudah dekat, kau harus mendapatkan peringkat pertama." kata ibu sambil menyetir.
"Apa peringkat kedua kurang bagus? " tanya Wooyoung.
"Yaak! Apa kau tidak ingin seperti kakak mu, dia selalu peringkat pertama." kata ibu.
"Apa kakak bahagia mendapatkan itu? " tanya Wooyoung.
"Tentu saja, dia bisa mendapatkan apa saja dengan menjadi peringkat pertama." kata ibu.
"Tidak, hanya ibu yang bahagia. Ibu menyukai fakta bahwa kakak peringkat pertama, apa ibu pernah bertanya bagaimana perasaannya?" tanya Wooyoung.
"Wooyoung-ah, ibu katakan sekali lagi. Hidupmu akan-, tidak masa depanmu akan cerah jika kau pintar dan selalu peringkat pertama." kata ibu.

"Seperti ayah?" tanya Wooyoung.

Ciiiit-

Mobil berhenti, ibu terdiam cukup lama. Akhirnya Wooyoung keluar mobil dan berjalan menuju sekolah nya.

"Oyy Wooyoung!" panggil San.
"Hmm?" jawab Wooyoung.
"Lo turun dari mobil lagi?" tanya San.
"Ya seperti yang lo liat." jawab Wooyoung.

San sudah tau semuanya tentang Wooyoung, bisa dibilang San adalah sahabat nya dari kecil. Dia juga tau tentang meninggalnya ayah Wooyoung karena bunuh diri.

Ayah Wooyoung bunuh diri karena frustasi. Pekerjaannya, tekanan orang tuanya, ditambah lagi dia sudah memiliki istri dan dua anak. Itu semakin membuatnya putus asa. Demi melepaskan semua itu dia bunuh diri dengan meloncat ke sungai han.

Wooyoung memiliki satu kakak laki-laki namanya Jung Wooseok. Dia baik tapi siapa yang tau, selama ini di balik kebaikan nya pada semua orang dia memiliki rencana besar. Seperti kata ibunya, dia selalu meraih peringkat pertama dan selalu membuat ibunya bangga atas prestasi nya. Sekarang wooseok sedang kuliah di universitas terkenal di seoul yaitu Seoul National University. Jung Wooseok ingin tinggal sendiri karena jarak rumah dengan univ nya sangat jauh, tapi ibu melarang nya. Sebagai gantinya dia dibelikan mobil untuk pulang pergi.

Seperti yang disuruh ibunya, sepulang sekolah Wooyoung langsung menuju ke tempat les barunya. Dia les dari jam lima sore sampai jam sembilan malam.

"Kenapa kau yang jemput?" tanya Wooyoung setelah masuk mobil.
"Ibu mendadak pusing, dia menyuruhku menjemputmu." kata Wooseok.
"Ah begitu." jawab Wooyoung.
"Apa kau berbicara tentang ayah?" tanya Wooseok.
"Iya," jawab Wooyoung.
"Hahaha selalu saja begitu, kau ingin ibu menderita ya?" tanya Wooseok.
"Itu tidak lucu, aku hanya ingin ibu sadar kalau selama ini caranya salah mendidik kita. Ibu menyuruh kita belajar agar peringkat satu, tapi dalam kata lain ibu hanya ingin ayah hadir lagi." kata Wooyoung.
"Hmm ya aku tau itu, apa kau ingin tau rencana ku?" tanya Wooseok.
"Tidak." jawab Wooyoung.
"Setelah lulus kuliah aku akan membuatmu bebas." jawab Wooseok.
"Haha tidak usah bercanda." kata Wooyoung.
"Kita tunggu saja." kata Wooseok senyum.

-Di rumah-
"Kita pulang." kata Wooseok.
"Ah wooseok, apa kau lapar. Ibu akan buatkan makanan jika kau lapar." kata ibu sambil menuruni tangga.
Wooyoung diam, dia tau dirinya akan disepelekan seperti ini.
"Apa kau lapar?" Wooseok bertanya kepada Wooyoung.
"Ibu tanya kau wooseok!!" kata ibu setengah teriak.
"Aku tidak lapar hyung, kau makan saja." kata Wooyoung lalu pergi menuju kamarnya.
"Karena wooyoung tidak lapar, aku juga tidak." kata Wooseok lalu pergi ke kamarnya.

-Di kamar Wooyoung-

"Aku tidak tahan lagi, lebih baik aku mati." kata Wooyoung membanting ranselnya.

Keesokan harinya>>

"Hyung hari ini kau saja ya yang nganter." kata Wooyoung.
"Hmm lagipula aku juga mau pergi." kata Wooseok.
"Hyung, emm kalau aku pergi jauh apa ibu akan sadar?" tanya Wooyoung.
"Hei jangan bercanda, cepat habiskan sarapanmu." kata Wooseok.

Mereka berangkat>>

Wooyoung turun dari mobil.
"Hyung nanti aku tidak usah dijemput, aku ke tempat les bareng temen-temen." kata Wooyoung.
"Emang deket?" tanya Wooseok.
"Lumayan jauh si hyung." kata Wooyoung.
"Yaudah sono masuk nanti telat." kata Wooseok lalu melajukan mobilnya.

Wooyoung jalan pelan-pelan, setelah dia rasa kakaknya sudah pergi dia keluar dari sekolah alias bolos.

Wooyoung duduk di halte bus, dia bingung mau bolos kemana. Ada satu tempat yang terlintas dipikiran nya yaitu taman kota. Akhirnya dia naik bus menuju taman kota.

-Di Taman Kota-

"Hahh, beginikah rasanya keluar dari penjara." kata Wooyoung.
Wooyoung mematikan ponselnya agar tidak ada yang mengganggu acara teng teng nya. Dia pergi ke stan makanan.
"Wahh ini sangat enak, akan lebih enak kalau kuajak san dan lainnya bolos bersama." gumam Wooyoung.

-Di Sekolah-

"Woee ada yang tau kemana wooyoung?" tanya San.
"Gue gatau, dia kemana emang?" tanya Mingi.
"E bocah, kalo gue tau gue ga mungkin nanya lu." kata San.
"Udah lo chat?" tanya Seonghwa.
"Udah, bahkan gue telpon ponsel nya ga aktif." kata San.
"Keknya dia emang sengaja bolos," kata Hongjoong.
"Yaudah biarin aja, mungkin dia capek." kata Yunho.
"Kapan kapan bolos yok kita." kata Jongho.
"Iyee serah lu ho." kata Yeosang.

-Di Taman Kota-

Ga terasa udah mau sore aja, Wooyoung ingin menuju tempat les nya tapi tidak jadi setelah dia berpikir 'kalo gue tetep pergi, ibu tetep aja nyepelein gue dan itu gaada gunanya'
Akhirnya Wooyoung tidak jadi berangkat les, dia nyalain ponsel. Banyak missed call dari ibunya dan teman-teman nya.

Wooyoung POV

Gue liat ada 5 panggilan tak terjawab dari ibu, bodoamat lebih baik nelpon hyung aja.

Halo

Hmm

Yakk!!  Kau kemana saja, dasar bocil

Aku di taman kota, jemput ya hyung

Yaak-

Piiip

Gue matiin panggilan nya sepihak, gue duduk di kursi sambil memikirkan cara bunuh diri yang ga ribet.

"Minum racun? Ih ogah."
"Motong nadi?  Sakit banget pasti."
"Ditabrak mobil?  Duh parah."
"Minum obat tidur?  Yang ada gue tidur doang."

"Gimana kalo tenggelam di sungai han?"
Tiba-tiba ada yang ngomong gitu disebelah gue.
"Lo siapa?" tanya gue.
"Ga penting siapa gue." kata orang itu lalu pergi gitu aja.
Orang itu memakai pakaian serba hitam tidak lupa dengan topi yang menutupi sebagian wajahnya.
'Apa dia malaikat izrail? ' batin gue.










Terimakasih sudah membaca, jangan lupa vote😊

Wave -with Jung Wooyoung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang