Tinn tinn
Gue liat ternyata hyung udah nyampe.
"Main di taman kota aja seharian?" tanya kak Wooseok.
"Hmm," jawab gue.
"Hyung nanti berhenti di toko sebelah jembatan ya." kata gue.
"Jembatan sungai han?" tanya kak Wooseok.
"Iya." jawab gue.
"Mo beli apa?" tanya kak Wooseok.
"Ada lah." jawab gue.
'Tenggelam di sungai han? Boleh juga, udah banyak juga yang bunuh diri disitu' batin gue.Gue turun lalu pergi lari ke jembatan. Ga lama kak Wooseok juga turun dari mobilnya.
"Yakk!! Jung wooyoung mau apa kau cepat turun!!" kata kak Wooseok.
"Aku pernah bertanya bukan, kalo aku pergi jauh apa ibu akan sadar? Semoga ini menyadarkannya hyung, berikan salamku padanya." kata gue senyum terus loncat dari jembatan.Byurrr
Dingin.
Hanya dingin yang gue rasakan.
Gue sengaja bernafas dalam air, dan sebentar lagi gue akan mati.
Samar-samar gue ngeliat cewek, dia ngeliat gue sebentar lalu narik gue.Gue gabisa nafas lagi, gue ga tahan. Dan akhirnya gue ga sadarkan diri.
Samar-samar gue denger orang ribut, gue sempet berfikir.
'Apa gue udah di surga? '
Ga lama gue bisa ngerasain benda aneh nempel di bibir gue.
Gue terbatuk lalu bangun.
"Siapa kau?" tanya gue.
"Apakah itu penting, kau hampir saja mati." kata cewek itu lalu noyor gue.
'Apa apaan cewek ini' gue ngelirik nametag nya namanya Kim Jiyu.
"Apa gue nyuruh lo nyelametin gue? " tanya gue.
"Tidak juga." jawabnya.
"Terus kenapa lo nyelametin gue, lo bahkan gatau siapa gue." kata gue.
"Jung wooyoung, nama mu. Kalau kau berniat bunuh diri lakukan di malam hari, aku tidak akan mengusik mu." kata Jiyu.
"Lo, tidak tau apa-apa diam saja." kata Wooyoung.
"Yak!! Jung wooyoung." teriak Jiyu.
"Hei apa yang kau lakukan, sudahlah ambulan sudah datang." Sepertinya temannya cewek yang bernama Jiyu.Gue ngelirik ke Jiyu.
"Harusnya lo diem aja, tidak usah sok menolongku." kata gue terus pergi dari sana.Wooyoung POV end
-Flashback off-
"Yakk kau masih hidup, syukurlah." kata Wooseok setelah menemukan Wooyoung.
"Aku gagal," kata Wooyoung.
"Bukan gini caranya nyadarin ibu young, lo harus berpikir dengan kepala dingin." kata Wooseok.
"Hmm aku tau." jawab Wooyoung.
"Sudah sekarang ayo pulang, kesiswaan pasti tadi menelepon ibu karena kau bolos." kata Wooseok.
"Iya aku tau itu akan terjadi." jawab Wooyoung santai.-Di tempat lain-
"Berlagak sekali dia, sudah syukur gue tolongin." gerutu Jiyu.
"Heiii sudahlah jiyu, dia juga pasti malu karena aksi bunuh dirinya gagal." kata Hyunsoo.
"Bagaimana kau tau dia bunuh diri, bisa saja dia didorong kan?" terka Jiyu.
"Bisa dilihat dari cara bicaranya padamu, dia terlihat sangat kesal karena kau menolongnya." jawab Hyunsoo.
"Benar juga katamu." kata Jiyu.
"Nih supnya." kata Hyunsoo.
"Makasih hyunsoo, jadi apa aku tanpamu hehehe." kata Jiyu.
"Tidak usah sok manis, kau harus segera membayar hutang padaku karena telah membantu mu hidup." kata Hyunsoo.
"Baiklah aku akan bekerja keras membayar hutangku." kata Jiyu lalu makan sup buatan Hyunsoo.Jiyu adalah anak dari keluarga mampu, dia tidak mau tinggal di rumah mewahnya karena orang tuanya workaholic. Jiyu frustasi dia sempat berpikir bahwa mati adalah salah satu jalan keluar nya, tapi setelah dia bertemu teman yang baik namanya hyunsoo dia jadi ingin tetap bertahan hidup.
Hyunsoo adalah anak yatim piatu, dia sangat mandiri untuk usianya yang masih remaja, dia berpacaran dengan San. Entah bagaimana ceritanya dia bisa dekat dengan San. Tapi San tau Hyunsoo anak baik.
-Di rumah Wooyoung-
"Apa kau mencoba memberontak!!" teriak ibu setelah Wooyoung dan Wooseok pulang.
"Bu tenanglah, biarkan wooyoung mandi dulu." kata Wooseok.
"Kau mencoba seperti ayahmu hah?!" bentak ibu.
"Dia suami mu." kata Wooyoung.
"Wooyoung-ah." kata ibu lalu menangis.
"Ibu tau itu berat, tapi apa salahnya. Ibu lakukan ini untuk kebaikan mu wooyoung-ah." kata ibu sambil menangis.
"Baiklah." kata Wooyoung.
Kalau sudah begini mau tidak mau Wooyoung harus mematuhi ibunya, meskipun dia ingin terus memberontak tapi setelah melihat ibunya menangis Wooyoung berhenti melakukan itu."Sudah sekarang naiklah ke kamar mu, aku akan menenangkan ibu." kata Wooseok.
"Baiklah." kata Wooyoung menaiki tangga menuju kamarnya.Setelah selesai mandi dia turun ke bawah lalu menghampiri kakaknya.
"Hyung aku mau keluar sebentar." kata Wooyoung.
"Kemana?" tanya Wooseok.
"Aku hanya ingin cari angin." kata Wooyoung.
"Baiklah, jangan berbuat hal yang tidak berguna." kata Wooseok.
"Hmm." kata Wooyoung lalu keluar rumah.-Di tempat lain-
"Jiyu tolong belikan pembalut ya, aku bocor hehe." kata Hyunsoo.
"Baiklah, dengan sayap atau tanpa sayap." tanya Jiyu.
"Dua-duanya hehehe." kata Hyunsoo.
"Sudah kuduga." kata Jiyu lalu keluar rumah menuju supermarket.
"Hakuna matata ya~" Jiyu berjalan sambil menyanyi.-Di supermarket-
Jiyu mengambil dua pembalut lalu membayar di kasir.
"Terima kasih, selamat belanja kembali." kata mas nya.
"Ne," kata Jiyu lalu keluar supermarket.Baru selangkah berjalan, Jiyu melihat seseorang yang tidak asing,
'Jung wooyoung?' pikirnya.
"Kenapa dia duduk sendiri disini, apa dia kabur dari rumah?" gumam Jiyu.Jiyu menghampiri Wooyoung yang duduk di depan supermarket dengan satu botol bir di depan nya.
Baru saja Wooyoung meminum bir itu, Jiyu sudah merampas nya lebih dulu."Kau masih muda, jangan minum ini." kata Jiyu lalu membuang bir itu ke tempat sampah.
"Kau??!" kata Wooyoung.
"Iyaa, apa kau sudah lupa?" tanya Jiyu.
"Tidak." kata Wooyoung lalu beranjak pergi.
"Heii, apa kau kabur dari rumah?" tanya Jiyu sembari menyamakan langkah kakinya.
"Bukan urusanmu." kata Wooyoung.
"Kau gagal bunuh diri, berarti sekarang kau diusir dari rumah kan?" tebak Jiyu.Wooyoung berhenti berjalan, Jiyu ikut berhenti.
"Sudah kubilang jangan sok tau." kata Wooyoung lalu melanjutkan jalannya.
"Hemm kalau bukan begitu, kenapa kau ingin minum bir? Kau tau kan di umurmu yang sekarang tidak boleh minum itu." kata Jiyu.
"Bisakah kau diam?" kata Wooyoung.
"Tidak, aku tidak akan diam setelah kau menjelaskan kepadaku." kata Jiyu.
"Jawab pertanyaanku dulu." kata Wooyoung.
"Baiklah, tanya apa?" kata Jiyu.
"Apa kau tertarik padaku?" tanya Wooyoung.
"Hahh?? T-tidak, kita saja baru kenal." kata Jiyu.
"Lalu kenapa kau menciumku." kata Wooyoung.
"Yakk! I-itu k-karena aku harus melakukan nya, lagi pula itu nafas buatan." kata Jiyu terbata-bata.
"Apa tidak ada cara lain?" tanya Wooyoung.
"Aku tidak tau, sudahlah pulang saja sana. Wahh kau sangat menjengkelkan." kata Jiyu lalu pergi meninggalkan Wooyoung.Tanpa Jiyu sadari, Wooyoung tersenyum melihat tingkah nya.
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa vote 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Wave -with Jung Wooyoung✔
Fanfiction[Complete] . . . hidup bukan tentang nilai, tapi perjuangan kita untuk tetap hidup saat mendapatkan masalah seberat apapun. Ps: Cerita masih lengkap tapi penulisan masih berantakan dan proses revisi:) 🌹Cerita ini hanya fiksi, jadi tidak ada hubung...