"Devano!"
"Kenapa, ta?"
"Bentar-bentar. Mau dehem dulu.. Ekhem."
"Devano Jean Lihertzly, aku mau melamar jadi sahabat kamu."
"Alta Genio Bonanza, aku terima lamaran kamu."
.
.
"Aku gak tau harus mulai darimana."
"Kenapa, No?"
"Alta, ini aneh. Ini seharusnya gak terjadi. Tapi mungkin ini emang takdir aku."
"Kenapa si, No? Ngomong yang jelas coba."
"Gak tau kenapa aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu."
.
.
"Maafin aku Van, maafin aku... "
Apa benar cinta ini terlambat? Kalau iya kenapa aku masih berharap?
— Ich Liebe dich
© bobajoonie × lavevre
YOU ARE READING
Ich Liebe Dich
Teen Fiction"Hidup yang bahagia ya, Ta" "Aku benci diri aku sendiri, Van."