BAB 1 Area Terlarang

32 6 7
                                    

Pagi itu adalah hari yang cerah. Matahari bersinar, burung-burung berkicau dengan merdu ,suara angin berhembus, suara sungai yang mengalir, begitu menenangkan. Aku pun siap untuk menjalani hari-hariku yang indah. Aku bersiap mengambil cangkul dari gudang untuk bersiap bertani. Ini sudah menjadi pekerjaan sehari-hari untuk membantu mengerjakan ladang kakek dan nenek.

"River, jangan lupa untuk ke ladang hari ini !" Ucap kakekku .

"Baik kek!" Ucapku sambil bergegas ke gudang untuk mengambil peralatan.

"Sebelum kau pergi ke ladang jangan lupa mengambil bekalmu!" Ucap nenekku sambil membersihkan rumah.

"Baik nek!"

Aku tinggal bersama kakek dan nenekku sejak aku kecil. Aku tidak pernah melihat kedua orang tuaku, namun aku bahagia tinggal bersama kakek dan nenekku. Kakek dan nenek berkata bahwa orang tuaku mati demi melindungi ku dari hewan buas. Yah itu masuk akal bagiku karena kami tinggal di dalam hutan. Tapi, aku tak pernah bertemu dengan orang lain selama aku tinggal disini .

"Baiklah aku berangkat ya!"

"Hati-hati di jalan !" Ucap kakek dan nenekku.

Aku pun segera bergegas menuju ladang . Aku bekerja mengurus ladang sejak usiaku 8 tahun. Kakek mengajarkanku semua hal tentang bertani mulai dari bibitnya, cara menanamnya dan lainnya. Aku pun jadi mahir sekali dalam bertani .

Setelah bekerja selama berjam-jam bekerja, perutku pun berbunyi keroncongan. Aku pun langsung membuka kotak bekal dari nenekku dan menyantap makan siangnya. Rasa lapar dan letih selepas bekerja pun hilang. Aku pun tertidur di pondok dekat sawah kami setelah makan siang .

Saat aku tertidur, aku bermimpi sangat aneh dan mengerikan. Aku melihat ada banyak mayat bertebaran dan juga suara orang yang menjerit minta tolong kepadaku .

"Tolong saya "
"Jangan tinggalkan hamba"
"Ingatlah akan hamba , tuanku !"

Suara-suara itu sangat menakutkan hingga membuat aku terbangun. Air mataku keluar saat terbangun dari mimpi seram itu. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa bermimpi seperti itu. Bukan pertama kalinya aku bermimpi seperti itu. Setelah itu, ada seekor rubah emas yang menatapku. Aku tidak menghiraukan rubah itu karena kupikir ia akan segera pergi. Saat aku hendak mengambil cangkul untuk kembali bekerja, rubah itu ternyata mengambil kotak bekalku dan lari kedalam hutan.

"Hei berhenti!" Teriakku sambil mengejarnya.

Aku terus berlari kedalam hutan untum mengejar rubah itu. Tapi rubah itu terlalu cepat, aku jadi bingung harus bagaimana . Aku pun terus berlari mengejar rubah itu sampai-sampai aku tidak tahu aku sudah ada dimana. Tiba-tiba aku sudah ada ditempat yang terdapat pohon beringin yang sangat besar dengan air terjun di belakangnya serta dikelilingi sungai yang melingkar. Rubah itu masuk kedalam lubang besar yang ada di tengah pohon beringin itu.

"Ah ah ah... Hei ... Tunggu !" Ucapku sambil tetap mengejar rubah itu hingga kedalam pohon itu.

Saat aku kedalam lubang pohon besar itu, aku takjub karena keindahan dari pohon ini. Tapi ada hal yang tak kumengerti, bagaimana bisa ada sebuah bangunan di dalam pohon ini? Apakah karena bagian pohon ini sangat-sangat besar hingga dapat membuat sebuah bangunan disini? Biar bagaimanapun aku terkagum dengan indahnya bangunan ini , ia berupa sebuah kuil kecil dengan atapnya berupa pagoda. Warna dindingnya didominasi putih dan sedikit corak warna merah. Rasa penasaranku pun membuatku memasukinya. Anehnya , kuil ini tidak memiliki pintu.

Bagian dalam kuil juga sangat indah dengan relief dan patung di dinding dan langit-langit kuil. Yang membuat aku terheran adalah area altar. Di altar ada sesuatu menyerupai manusia yang dikelilingi oleh tumbuhan digantung pada sebuah kayu salib. Aku mendekatinya dan menyentuh kayu salibnya, seakan terbuat dari kayu yang sama dari pohon ini. Aku pun mulai menyentuh orang itu, dan benar saja ini tubuh sungguhan! Saat aku hendak menyentuh wajahnya, tiba-tiba matanya memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan dan membuat aku terdiam di tempat.

" ARGHH ARGHH !!" aku merintih sembari memegang kepalaku dan terjatuh.

Aku pun tak sadarkan diri. Saat itu dalam sekejap, aku melihat suatu cahaya terang yang mengatakan "Aku adalah engkau " . Setelah itu , aku pun tersadar dan menyadari bahwa aku telah pingsan. Lalu saat melihat kembali kearah orang itu , ternyata dia sudah tidak ada , yang ada hanya salib kayunya tempat ia digantung. Aku terkejut juga ketika melihat sebuah pedang emas bersinar ada didekatku. Aku heran karena tadinya tidak ada pedang emas ini.

*DHUAR

Suara petir menyambar. Hari telah gelap dan terjadi hujan lebat. Sepertinya aku telah pingsan cukup lama. Aku kuatir kalau rumah akan bocor lagi dan membuat banyak perkakas kebasahan lagi. Aku takut kakek dan nenekku akan kerepotan mengurusnya. Saat itu, aku memutuskan untuk membawa pedang ini karena kupikir mungkin akan berguna.

Lalu didepan kuil, aku melihat rubah emas yang sama. Dia seakan mengisyaratkan aku untuk mengikutinya. Entah kenapa, aku mengikuti rubah emas itu dengan harapan ia dapat membawaku pulang.















Ini baru permulaan! Berikan saran kalian agar cerita dapat semakin menarik lagi terima kasih :)

The New GodWhere stories live. Discover now