BAB - 4 "PERAMPOK KECIL"

19 5 0
                                    

Pagipun menyapa dan wanita 'kacau' itu telah terbangun dengan segar, ia memoletkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri lalu menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Dilihatnya jam weker baru menunjukan pukul enam. Dengan malas ia berjalan menuju kamar mandi dan tak butuh waktu lama ia telah keluar dengan pakaian rapinya, iya, hanya rapi pakaiannya tapi jika di kenakan oleh Rain sudah menjadi tidak terlalu rapi sebab ia hanya memasukan bajunya asal-asalan dan dasinya juga belum terpasang di tambah rambut cokelat keriting miliknya yang jarang di rawat, memang di sisir tapi masih tetap terlihat benar-benar seperti wanita 'kacau'.

"Bi, " panggilnya kepada bibi yang sedang di dapur.

"Iya non? " sahut bibi.

Sebentar Rain melihat meja makan yang hanya tertera satu porsi nasi goreng dan air mineral di sampingnya, "semalam papa sama Ny. Clara tidak pulang? "

"Sepertinya tidak non, tadi malam badan saya kurang sehat jadi saya tidur dulu non, tapi saya sudah menyiapkan makan malam, tapi pagi tadi saya lihat makanannya utuh non, " jelasnya panjang lebar.

"oh, " balas Rain. Ia memang seperti itu meski agak cuek namun ia tetap mendengar penjelasan bibinya yang panjang lebar.

Wanita 'kacau' itu tak mempunyai nafsu makan, iapun menyuruh bibinya untuk menghabiskan lalu pergi berangkat ke sekolah menaiki taxi.

***

Di seberang jauh ketos sedang menyantap makanannya di apartemen bersama kakanya, kakaknya baik meski beda apartemen namun ia rela menyempatkan waktu mengunjungi adiknya membawakan makan. Suasana hening hanya terdengar dentingan dari sendok dan piring yang bergesekan.

"Kenapa kemarin kakak telpon hp kamu gak aktif? " tanya kakaknya, memecahkan keheningan.

"Oh, di bawa temen."

"Temen apa temen? " tanya kakaknya menggoda.

"Temen, udahlah mau berangkat lagian udah habis," ujar ketos kemudian.

Kakaknya hanya terkekeh pelan.

Ketos pergi menaiki taxi dan tak lama kemudian sampai di depan gedung sekolahnya, dengan gaya gagahnya ia menaiki anak tangga satu persatu dan berjalan menyusuri teras kelas. Sampai tak sengaja ia melihat wanita 'kacau'sedang bersama Brian di lantai satu dekat kantin.

Tumben wanita itu sudah berangkat sepagi ini, batinnya lalu turun mendekati mereka karena saking penasarannya.

Ketos hanya heran kepada Rain karena memang Rain yang selalu terlambat, Brian tidak pernah, pernah sih tapi hanya sesekali, ia lebih sering bolos.

***

"Udah sarapan? " tanya Rain basa-basi.

Brian hanya menggelengkan kepala.

"Makan yuk! Jajan di mini market sana, " ajak Rain.

"Gak bawa duit gue," balas Brian membuat Rain melongo kaget, pasalnya aneh, seorang anak pemilik yayasan gak bawa uang? Kan aneh.

"Gak perlu pake duit, " ujar Rain memperdaya sembari mengangkat-angkat kedua alisnya.

"Akal lo licik, " balasnya sambil terkekeh.

Maksutnya? Mereka mau mencuri? Dasar gak modal, batin ketos yang mendengarkan dari jarak agak jauh.

Brian dan Rain telah mengatur strategi untuk mempermudah aksinya, syukur Rain tadi mengenakan jaket army yang kelonggaran. Mereka sudah berjalan bersebelahan.

The Best Student Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang