BAB-5 "MENJADI ORANG"

11 2 0
                                    

Ia tertidur begitu pulas sampai langit telah menunjukan warna biru tuanya menandakan hari semakin sore, dengan malas ia terbangun kemudian duduk dan menyandarkan dirinya. Dengan asal ia mengikat rambut keriting cokelatnya, kemudian menuruni anak tangga satu persatu, karena belum sepenuhnya sadar di anak tangga yang terakhir ia malah melewatinya daannn DAPAT! Untung dengan sigap ketos menangkap tubuh Rain membuat wanita 'kacau' itu hanya nyaris terjatuh. Tatapan mereka beradu dan ntah kenapa jantung ketos tidak stabil mungkin Rain juga, namun, mereka terlalu pintar menyembunyikan ekspresinya yang terlihat di wajah ketos hanya datar dan Rain hanya terlihat seperti wanita kacau.

"Lepasin! " ujar Rain nyolot.

Sedetik kemudian ketos melepaskan tubuh Rain yang masih terhuyung-huyung karena belum sepenuhnya sadar.

"Ngapain lo disini? " tanya Rain tak biasa.

"Bisa gak sih lo gak usah nge gas? "

Rain membuang napas keras lalu memutar bola matanya malas.

"Gak usah GR kalo gue nyari lo lagi, gue mau ambil proposal di gudang bawah tangga, " jelasnya.

"Oh."

"Pegangin!" perintah ketos seraya melemparkan lampu senter ke pada Rain.

Terpaksa wanita 'kacau' itu harus menangkapnya jika tidak ingin senternya jatuh dan rusak, "Apaan sih?! " gerutunya.

Ketos bersikap acuh, ia terus berusaha membuka gudang yang agak macet dan setelah berhasil terbuka iapun masuk kemudian menurunkan sekotak kardus besar dan terlihat berat.

"Masuk woi! " serunya dari dalam.

"Gue punya nama, " balas Rain tak terima.

Tanpa di suruh dua kali wanita 'kacau' itu telah berada di dalam gudang dan berdiri di samping ketos sambil memegang senter yang telah dinyalakan dan di arahkan kepada kardus besar berdebu. Ketos meniup-niup kardus itu sambil mengibas-kibaskan tangannya berusaha mengusir debu yang telah bertempat sekian bulan.

Uhuk.. Uhuk..

Debu yang berterbangan serasa masuk ke dalam hidung Rain dan bersarang di tenggorokan.

"Lo gak papa? " tanya ketos sok perhatian.

"Enggak."

Tak lama kemudian ketos mendapatkan apa yang di carinya dan tanpa menunggu lama lagi mereka keluar.

"Tadi ada pengumuman dari wali kelas, surat lo di bawa Mia, " ujar ketos memberitahu.

"Oh. "

Ish, ketos mendesis kesal atas respon yang di berikan oleh Rain.

Mereka berjalan beriringan, hanya derap sepatu yang memenuhi balkon sepanjang mereka berjalan, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tanpa di ketahui Rain, ketos sedari tadi memperhatikannya, pakaian dan rambut kusutnya membuat ketos bergidik pelan namun jika di lihat dari dekat wajah Rain begitu cantik nan manis apalagi kadang ia memperlihatkan lesung pipinya.

"Apa lo lihat-lihat? " tanya Rain keras membuat lelaki di sampingnya tersadar dari lamunannya.

"PD banget, siapa yang lihatin lo," balas ketos mengelak.

Rain hanya memutar bola matnya malas, jelas-jelas lelaki itu dari tadi melihat dirinya, namun ia tak ambil pusing. Sampai di depan kelas mereka Rain menghentikan langkahnya, di kunci, iya, kelasnya telah di kunci dan tas wanita 'kacau' itu masih tertahan di dalamnya.

"Ck! Tas gue, " ujarnya pelan.

Beruntung tukang kebun yang biasa mengunci pintu berjalan ke arah mereka lalu secepatnya Rain meminta bantuan agar ia dapat mengambil tas hitam kecil kesayangannya.

The Best Student Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang